Oleh: Yovi Citra
Nengsih
1.  PEMBAHASAN
1.
TECHNOLOGY
ACCEPTANCE MODEL (TAM)
1.1.
Sistem Informasi 
Menurut
Jogiyanto dalam buku “ Analisis dan
Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori Dan Praktek Aplikasi
Bisnis” (2005), bahwa sistem informasi adalah media perantara antara
instrument fisik dan non fisik yang berkaitan dengan peran teknologi informasi
terhadap manusia dalam membantu proses sarana komunikasi bisnis yang baik dan
berperan dalam menghasilkan kinerja yang lebih produktif dalam sebuah
organisasi.
1.2.
Pengertian  Personal Computer (Pc)
Personal Computer (PC) secara bahasa berarti Komputer Pribadi dapat didefinisikan  sebagai  komputer berskala  kecil yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengguna dibidang  teknologi  komputer (Echols,1998).   Personal Computer  ini termasuk  kategori  Micro  Computer (Komputer Mikro), dengan kapasitas  yang terbatas  dan  merupakan  salah  satu  perangkat koinputer yang dipersiapkan  secara paket (Computer
Packages) untuk tujuan penggunaan secara umum ( Downing,1993)..
Personal Computer (PC) sebagai  salah  satu jenis komputer mikro {Micro Computer) juga  dideskripsikan oleh  para  ahli TI sebagai  komputer tipe  kecil untuk  penggunaan  penyelesaian   pekerjaan  skala  kecil  di  rumah  dan  kanto r (Burstein, 1986)  
dalam   Sarana   (2000). 
 Personal
 Computer
 di
 tujukan
 untuk
pengguna  akhir  (end
 user
 Computing)  dengan  desain
 Y.~ng sederhana 
dan disesuaikan  dengan
 kebutuhan
 pengguna,    Berbeda  dengan  komputer  yang berskala besar (Mainframe Computer), PC ini lebih murah dan dapat dijangkau
pengguna baik secara individual maupun
secara kolektif (Luthans,1995) dalam Nurcahyati (2000).
r (Burstein, 1986)  
dalam   Sarana   (2000). 
 Personal
 Computer
 di
 tujukan
 untuk
pengguna  akhir  (end
 user
 Computing)  dengan  desain
 Y.~ng sederhana 
dan disesuaikan  dengan
 kebutuhan
 pengguna,    Berbeda  dengan  komputer  yang berskala besar (Mainframe Computer), PC ini lebih murah dan dapat dijangkau
pengguna baik secara individual maupun
secara kolektif (Luthans,1995) dalam Nurcahyati (2000).
 r (Burstein, 1986)  
dalam   Sarana   (2000). 
 Personal
 Computer
 di
 tujukan
 untuk
pengguna  akhir  (end
 user
 Computing)  dengan  desain
 Y.~ng sederhana 
dan disesuaikan  dengan
 kebutuhan
 pengguna,    Berbeda  dengan  komputer  yang berskala besar (Mainframe Computer), PC ini lebih murah dan dapat dijangkau
pengguna baik secara individual maupun
secara kolektif (Luthans,1995) dalam Nurcahyati (2000).
r (Burstein, 1986)  
dalam   Sarana   (2000). 
 Personal
 Computer
 di
 tujukan
 untuk
pengguna  akhir  (end
 user
 Computing)  dengan  desain
 Y.~ng sederhana 
dan disesuaikan  dengan
 kebutuhan
 pengguna,    Berbeda  dengan  komputer  yang berskala besar (Mainframe Computer), PC ini lebih murah dan dapat dijangkau
pengguna baik secara individual maupun
secara kolektif (Luthans,1995) dalam Nurcahyati (2000).
1.3. Aspek  Keprilakuan   (Behavioral
 aspect) dalam  Pengembangan
dan  Penerapan
 Teknologi Informasi
Menurut  Bodnar
 dan
 Hopwood
 (1995)
 ada
 tiga
 hal
 yang  berkaitan dengan penerapan TI berbasis
komputer yaitu ;  
(a) Perangkat
keras (hardware);
(b)  Perangkat
 lunak
 (software),  dan;   
(c)  Pengguna
 (brainware).  
Ketiganya elemen  tersebut saling
 berinteraksi dan  dihubungkan dengan suatu perangkat masukan keluaran (input-output media),  yang  sesuai
dengan fungsinya masing- masing. Perangkat keras (Hardware) adalah media yang digunakan
untuk memproses informasi. Perangkat
lunak (software) yaitu sistem dan aplikasi yang
digunakan   untuk   memproses   masukan 
 (input)   untuk 
 menjadi 
 informasi, sedangkan pengguna (brainware) merupakan hal yang
terpenting    karena fungsinya sebagai, pengembang hardware dan
software, serta sebagai pelaksanan (operator) masukan  (input) dan sekaligus penerima 
keluaran (output) sebagai pengguna sistem  (user). Pengguna sistem
adalah manusia  (man) yang
secara psikologi memiliki suatu prilaku (behavior) tertentu yang melekat pada dirinya, sehingga aspek keprilakuan    dalam
konteks manusia sebagai pengguna (brainware) TI menjadi penting sebagai faktor
penentu pada setiap orang
yang menjalakan TI.
Menurut   Syam  (1999),   pertimbangan  
perilaku   ini  perlu  mendapat
perhatian khusus dalam konteks
penerapan TL Pendapat ini sejalan
dengan Sung (1987) dalam Trisna (1998) yang menyatakan bahwa faktor-faktor teknis,
prilaku, situasi  dan personil
 pengguna
 TI
perlu dipertimbangkan sebelum
TI diimplementasikan. Henry (1986) dalam Trisnawati (1998) juga mengemukakan
bahwa prilaku 'pengguna,  dan personal
sistem diperlukan dalam pengembangan
sistem, dan hal ini berkaitan dengan pemahaman dan cara pandang  pengguna sistem  tersebut.  Dengan  demikian  dapat  disimpulkan
 bahwa
 persepsi  para personil (orang-orang) yang terlibat 
dalam  implementasi sistem akan berpengaruh pada akhir suatu sistem,  apakah sistem itu berhasil atau tidak, dapat diterima atau tidak,
bermanfaat atau tidakjika
 diterapkan.
 situasi  dan personil
 pengguna
 TI
perlu dipertimbangkan sebelum
TI diimplementasikan. Henry (1986) dalam Trisnawati (1998) juga mengemukakan
bahwa prilaku 'pengguna,  dan personal
sistem diperlukan dalam pengembangan
sistem, dan hal ini berkaitan dengan pemahaman dan cara pandang  pengguna sistem  tersebut.  Dengan  demikian  dapat  disimpulkan
 bahwa
 persepsi  para personil (orang-orang) yang terlibat 
dalam  implementasi sistem akan berpengaruh pada akhir suatu sistem,  apakah sistem itu berhasil atau tidak, dapat diterima atau tidak,
bermanfaat atau tidakjika
 diterapkan. 
 situasi  dan personil
 pengguna
 TI
perlu dipertimbangkan sebelum
TI diimplementasikan. Henry (1986) dalam Trisnawati (1998) juga mengemukakan
bahwa prilaku 'pengguna,  dan personal
sistem diperlukan dalam pengembangan
sistem, dan hal ini berkaitan dengan pemahaman dan cara pandang  pengguna sistem  tersebut.  Dengan  demikian  dapat  disimpulkan
 bahwa
 persepsi  para personil (orang-orang) yang terlibat 
dalam  implementasi sistem akan berpengaruh pada akhir suatu sistem,  apakah sistem itu berhasil atau tidak, dapat diterima atau tidak,
bermanfaat atau tidakjika
 diterapkan.
 situasi  dan personil
 pengguna
 TI
perlu dipertimbangkan sebelum
TI diimplementasikan. Henry (1986) dalam Trisnawati (1998) juga mengemukakan
bahwa prilaku 'pengguna,  dan personal
sistem diperlukan dalam pengembangan
sistem, dan hal ini berkaitan dengan pemahaman dan cara pandang  pengguna sistem  tersebut.  Dengan  demikian  dapat  disimpulkan
 bahwa
 persepsi  para personil (orang-orang) yang terlibat 
dalam  implementasi sistem akan berpengaruh pada akhir suatu sistem,  apakah sistem itu berhasil atau tidak, dapat diterima atau tidak,
bermanfaat atau tidakjika
 diterapkan. 
Sri Astuti,  (2001)  berpendapat bahwa penggunaan teknologi
informasi, pernanfaatan informasi  oleh  individual,   kelompok
·     atau organisasi merupakan variabel  inti
 dalam riset  sistem informasi,  sebab sebelum digunakan pertama terlebih dahulu dipastikan tentang penerimaan atau penolakan di gunakannya TI tersebut,  ha] ini berkaitan  dengan perilaku yang ada pada individu/organisasi
yang menggunakan teknologi  komputer.
Menurut Boodnar dan Hopwood (1995),  pengembangan TI memerlukan perencanaan   dan   implementasi    yang  hati-hati   untuk   menghindari  adanya
penolakan  terhadap  sistem  yang dikembangkan, dan  ini  sangat berhubungan
dengan perubahan prilaku secara individual dalam melaksanakan  pekerjaannya. Lawrence  dan  Low  (1993)    dalam  Kusnadi  (2001);Nur    Indriantoro  (2000);
Jarvenva  dan  Tvees
 (1991)   memberikan  sebuah contoh
 aspek partisipasi 
dan keterlibatan pengguna sebagai salah satu perwujudan dari aspek keprilakuan yang penting 
 diperhatikan    untuk  
menghindari   penolakan   (resistance) implementasi suatu sistem.
 penting 
 diperhatikan    untuk  
menghindari   penolakan   (resistance) implementasi suatu sistem.
 penting 
 diperhatikan    untuk  
menghindari   penolakan   (resistance) implementasi suatu sistem.
 penting 
 diperhatikan    untuk  
menghindari   penolakan   (resistance) implementasi suatu sistem.
Hal  ini
 sejalan
 dengan
 pendapat
 Sabherwal
 dan
 Elam
 (1995)   yang menyatakan bahwa Penerapan TI menimbulkan problematik dari berbagai faktor dan
diantaranya  adalah faktor
prilaku.   Hasil penelitian yang dilakukan oleh Guimares dan Rarnanujam (1996),
Lee (1986),  Strassman
(1985) dalam Nur Indriantoro  (2000),  menemukan bahwa  penerapan TI  dalam  suatu
organisasi mendorong terjadinya perubahan
revolusioner terhadap prilaku
individu dalam bekerja, dan dalam konteks penggunaan PC, kemungkinan seseorang mempunyai keyakinan bahwa penggunaan
komputer akan memberikan manfaat bagi dirinya
dan pekerjaannya (Nur Indriantoro,2000).
Berdasarkan   beberapa  
uraian  teoritis    dan  hasil   penelitian   empiris   yang telah  di uraikan  diatas,  dapat  di fahami  bahwa  aspek prilaku  dalam  penerapan  TI merupakan     salah    satu    aspek   yang    penting    untuk    di   perhatikan,     karena berhubungan   langsung  dengan  pengguna  (user), sebab interaksi antara pengguna dengan perangkat komputer yang di gunakan sangat di pengaruhi oleh persepsi,
sikap, afeksi sebagai aspek keprilakuan yang melekat pada diri manusia sebagai
user.  Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian-uraian diatas adalah penerapan
suatu sistem dan teknologi  informasi tidak terlepas dari  aspek prilaku karena pengembangan  sistem  terkait   dengan  masalah   individu  dan  organisasional sebagai  pengguna sistem  tersebut,  sehingga
 sistem  yang dikembangkan harus berorientasi kepada penggunanya.
1.3. Penerimaan (Acceptance) Penggunaan Personal Computer (PC)
Berdasarkan basil penelitian yang di lakukan oleh peneliti  di bidang  TI khususnya di negara Amerika Serikat, secara empiris terbukti bahwa PC semakin banyak di  gunakan (lihat  Gallun,et.al  1987~  Darryl, 1994). Personal Computer sebagai komputer tipe kecil sering di jumpai penggunaannya di masyarakat luas (Burstein, 1986),  sehingga  semakin   menujukkan  begitu  luasnya  penerimaan penggunaan  Personal Computer
dimasyarakat  (Yap,et.al,1992)   dalam Mhd.Jantan.et.al   (2001).  Bebeberapa  perusahaan
 raksasa
 di dunia 
yang mengembangkan   teknologi
 komputer
 seperti IBM
,NEC.Epson, Accer, Microsoft.Toshiba juga  melaporkan
 bahwa
 pasar teknologi  komputer  didunia
 saat
ini  didominasi   oleh  penjualan   Personal
 Computer (PC}  Data  terakhir   untuk tahun  2002,
 permintaan   pasar  Personal Computer
dunia  mengalami   kenaikan 12,97 %  dari
tahun  2001  yang
menujukkan   trend
 kenaikan
 atas penggunaan  PC
di dunia  (Media  Indonesia,  24 Juni 2002).
Di Indonesia  penggunaan  PC secara  umum  dapat 
dengan mudah  di temui
di ·  masyarakat,   walaupun   secara· pasti  tidak  diketahui   tingkat 
 penggunaan   PC
diseluruh  propinsi  dan  frekuensi
 penggunaan   PC disegala
 lapisan  masyarakat
 di
Indonesia,   namun  berdasarkan   beberapa   basil  penelitian   yang  di 
lakukan   oleh para  peneliti   di  Indonesia   secara  
empiris   terbukti   bahwa 
 penerapan   TI  baik
penggunaan    komputer   skala 
 besar 
 (mainframe
 computer)  maupun   komputer
mikro  (micro computer) bagi  organisasi-organisasi    yang  diteliti  sebagai  sampel penelitian, 
 ditemui 
 bahwa  penggunaan   komputer   merupakan   sesuatu   hal  yang lazim, sehigga semakin membuktikan  bahwa PC memang sudah dikenal dan dipergunakan   secara  luas (lihat
Nur Indriantoro,  2000, Sarana,  2000;  Nurcahyati,
2002, Juniarti,2001).
1.4. Teori  dan  Model Penerimaan 
 Teknologi Informasi  (Tl)
dengan
Technology Acceptance Model (TAM)
Model penerimaan teknologi (Technology
Acceptance Model atau TAM)
merupakan suatu
model penerimaan sistem teknologi informasi
yang akan digunakan 
oleh  pemakai.  TAM  dikembangkan oleh
 Davis  et al. berdasarkan model TRA. TAM menambahkan dua konstruk utama ke dalam model TRA. Dua
konstruk  utama  ini  adalah
 kegunaan  persepsian  (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian
(perceived ease of use) (Davis
et al, 1989:320).
Beberapa  model
 telah  dibangun  untuk
 menganalisis
 dan  memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi kornputer, diantaranya  yang  tercatat  dalam  berbagai ·      literatur  dan  referensi   basil  riset dibidang  teknologi   informasi ada!ah seperti  Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of Planned Behavior
(I'PB).  dan Technology Acceptance Model (FAM) (Mhd.Jantan.et.al,2001).   Model  TAM yang dikembangkan oleh Davis F.D (1989) merupakan salah satu model yang paling  banyak digunakan
dalam penelitian TI (lihat Iqbaria.et.al,1997; Adam.et.al,1992; Mhd.Jantan.et.al.2001;    Chin  dan Todd,
1995),    karena   model   ini 
 lebih    sederhana,   dan 
 mudah   diterapkan (Iqbaria,.1995)  dalam  Sarana (2000).
Model   TAM  sebenarnya   diadopsi   dari  model  
The Theory of Reasoned Action  (I'RA), yaitu  teori  tindakan  yang beralasan  yang
dikembangkan  oleh Fishbe  dan  Ajzen
 ( 1975),
 dengan
 satu
 premis
 bahwa
 reaksi
 dan
 persepsi
seseorang  terhadap  sesuatu
 hal,
 akan
 menentukan
 sikap
 dan
 prilaku
 orang
tersebut. Teori ini membuat model prilaku seseorang
sebagai suatu fungsi dari tujuan  prilaku  .    Tujuan  prilaku  di  tentukan  oleh sikap  atas  prilaku 
tersebut (Sarana,2000).
Dengan demikian dapat di pahami reaksi dan persepsi pengguna TI akan
 mempengaruhi  sikapnya dalam  penerimaan  penggunaan  TI,  yaitu  salah  satu faktor yang dapat mempengaruhi adalah persepsi pengguna
atas kemanfaatan dan kemudahan penggunaan
TI sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks
penggunaa TI, sehingga alasan seseorang
dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan TI menjadikan tindakan orang tersebut
dapat  menerima penggunaan Personal Computer (PC). Model
TAM yang dikembangkan dari teori psikologis menjelaskan prilaku
pengguna komputer, yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), intensitas (intention) dan hubungan
prilaku pengguna (user behavior relationship). Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari prilaku pengguna
TI tehadap penerimaan penggunaan TI itu sendiri. Model TAM secara lebih terperinci menjelaskan penerimaan TI dengan dimensi- dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi dengan mudah diterimanya TI oleh
sipengguna (user).
mempengaruhi  sikapnya dalam  penerimaan  penggunaan  TI,  yaitu  salah  satu faktor yang dapat mempengaruhi adalah persepsi pengguna
atas kemanfaatan dan kemudahan penggunaan
TI sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks
penggunaa TI, sehingga alasan seseorang
dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan TI menjadikan tindakan orang tersebut
dapat  menerima penggunaan Personal Computer (PC). Model
TAM yang dikembangkan dari teori psikologis menjelaskan prilaku
pengguna komputer, yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), intensitas (intention) dan hubungan
prilaku pengguna (user behavior relationship). Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari prilaku pengguna
TI tehadap penerimaan penggunaan TI itu sendiri. Model TAM secara lebih terperinci menjelaskan penerimaan TI dengan dimensi- dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi dengan mudah diterimanya TI oleh
sipengguna (user).
 mempengaruhi  sikapnya dalam  penerimaan  penggunaan  TI,  yaitu  salah  satu faktor yang dapat mempengaruhi adalah persepsi pengguna
atas kemanfaatan dan kemudahan penggunaan
TI sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks
penggunaa TI, sehingga alasan seseorang
dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan TI menjadikan tindakan orang tersebut
dapat  menerima penggunaan Personal Computer (PC). Model
TAM yang dikembangkan dari teori psikologis menjelaskan prilaku
pengguna komputer, yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), intensitas (intention) dan hubungan
prilaku pengguna (user behavior relationship). Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari prilaku pengguna
TI tehadap penerimaan penggunaan TI itu sendiri. Model TAM secara lebih terperinci menjelaskan penerimaan TI dengan dimensi- dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi dengan mudah diterimanya TI oleh
sipengguna (user).
mempengaruhi  sikapnya dalam  penerimaan  penggunaan  TI,  yaitu  salah  satu faktor yang dapat mempengaruhi adalah persepsi pengguna
atas kemanfaatan dan kemudahan penggunaan
TI sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks
penggunaa TI, sehingga alasan seseorang
dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan TI menjadikan tindakan orang tersebut
dapat  menerima penggunaan Personal Computer (PC). Model
TAM yang dikembangkan dari teori psikologis menjelaskan prilaku
pengguna komputer, yaitu berlandaskan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), intensitas (intention) dan hubungan
prilaku pengguna (user behavior relationship). Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari prilaku pengguna
TI tehadap penerimaan penggunaan TI itu sendiri. Model TAM secara lebih terperinci menjelaskan penerimaan TI dengan dimensi- dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi dengan mudah diterimanya TI oleh
sipengguna (user).
Model   ini  menempatkan    faktor   sikap  
dari  tiap-tiap   prilaku 
 pengguna dengan  dua variabel  yaitu   kemanfaatan 
 (usefulness)dan  kemudahan penggunaan (ease of use). Secara empiris model ini tel
ah terbukti
memberikan gambaran pada
aspek prilaku
pengguna PC, dimana banyak pengguna PC dapat dengan mudah menerima TI karena sesuai dengan apa yang diinginkannya (Iqbaria,et.al,1997).
Kedua   variabel    model 
 TAM 
 yaitu 
 kemanfaataan   (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use) dapat menjelaskan aspek keprilakuan penggu~a (Davis.et.al,1989    dalam 
Iqbaria.et.al,   1997).  Kesimpulannya adalah Model TAM  dapat menjelaskan  bahwa
 persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam penerimaan penggunaan TL Model im 
 secara
lebih jelas menggambarkan    bahwa penerimaan penggunaan TI dipengaruhi oleh kemanfaatan (usefulness) dan  kemudahan penggunaan (ease
of use). Keduanya memiliki  determinan yang tinggi dan validitas yang sudah teruji secara empiris (Chau,1996;  Davis,1989; dalam Jantan,  2001).
 kemudahan penggunaan (ease of use) dapat menjelaskan aspek keprilakuan penggu~a (Davis.et.al,1989    dalam 
Iqbaria.et.al,   1997).  Kesimpulannya adalah Model TAM  dapat menjelaskan  bahwa
 persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam penerimaan penggunaan TL Model im 
 secara
lebih jelas menggambarkan    bahwa penerimaan penggunaan TI dipengaruhi oleh kemanfaatan (usefulness) dan  kemudahan penggunaan (ease
of use). Keduanya memiliki  determinan yang tinggi dan validitas yang sudah teruji secara empiris (Chau,1996;  Davis,1989; dalam Jantan,  2001).
 kemudahan penggunaan (ease of use) dapat menjelaskan aspek keprilakuan penggu~a (Davis.et.al,1989    dalam 
Iqbaria.et.al,   1997).  Kesimpulannya adalah Model TAM  dapat menjelaskan  bahwa
 persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam penerimaan penggunaan TL Model im 
 secara
lebih jelas menggambarkan    bahwa penerimaan penggunaan TI dipengaruhi oleh kemanfaatan (usefulness) dan  kemudahan penggunaan (ease
of use). Keduanya memiliki  determinan yang tinggi dan validitas yang sudah teruji secara empiris (Chau,1996;  Davis,1989; dalam Jantan,  2001).
 kemudahan penggunaan (ease of use) dapat menjelaskan aspek keprilakuan penggu~a (Davis.et.al,1989    dalam 
Iqbaria.et.al,   1997).  Kesimpulannya adalah Model TAM  dapat menjelaskan  bahwa
 persepsi pengguna akan menentukan sikapnya dalam penerimaan penggunaan TL Model im 
 secara
lebih jelas menggambarkan    bahwa penerimaan penggunaan TI dipengaruhi oleh kemanfaatan (usefulness) dan  kemudahan penggunaan (ease
of use). Keduanya memiliki  determinan yang tinggi dan validitas yang sudah teruji secara empiris (Chau,1996;  Davis,1989; dalam Jantan,  2001).
Model TAM yang dikembangkan oleh Davis.F.D (1989) juga mendapat
perluasan dari  para peneliti   seperti Iqbaria (19.94;1997);   Ferguson (1991)   dan  Chin and Todd (1995).   Chin and Todd (1995) membagi dua faktor pada variabel kemanfaatan yaitu;  (I)  kemanfaatan dan ,(2) efektifitas dengan masing-masing dimensinya  sendiri.   Ferguson·  (1991)    menunjukkan  hasil  penelitian  bahwa terdapat  indikasi variabel  hasil kerja  dipengaruhi oleh penggunaan komputer
Chin and Todd (1995).   Chin and Todd (1995) membagi dua faktor pada variabel kemanfaatan yaitu;  (I)  kemanfaatan dan ,(2) efektifitas dengan masing-masing dimensinya  sendiri.   Ferguson·  (1991)    menunjukkan  hasil  penelitian  bahwa terdapat  indikasi variabel  hasil kerja  dipengaruhi oleh penggunaan komputer mikro   dan 
 sikap  
pengguna   komputer   tersebut   dipengaruhi    oleh  kemanfaatan
(usefulness)
dan
 kemudahan (ease of use) penggunaan.
mikro   dan 
 sikap  
pengguna   komputer   tersebut   dipengaruhi    oleh  kemanfaatan
(usefulness)
dan
 kemudahan (ease of use) penggunaan.
 Chin and Todd (1995).   Chin and Todd (1995) membagi dua faktor pada variabel kemanfaatan yaitu;  (I)  kemanfaatan dan ,(2) efektifitas dengan masing-masing dimensinya  sendiri.   Ferguson·  (1991)    menunjukkan  hasil  penelitian  bahwa terdapat  indikasi variabel  hasil kerja  dipengaruhi oleh penggunaan komputer
Chin and Todd (1995).   Chin and Todd (1995) membagi dua faktor pada variabel kemanfaatan yaitu;  (I)  kemanfaatan dan ,(2) efektifitas dengan masing-masing dimensinya  sendiri.   Ferguson·  (1991)    menunjukkan  hasil  penelitian  bahwa terdapat  indikasi variabel  hasil kerja  dipengaruhi oleh penggunaan komputer mikro   dan 
 sikap  
pengguna   komputer   tersebut   dipengaruhi    oleh  kemanfaatan
(usefulness)
dan
 kemudahan (ease of use) penggunaan.
mikro   dan 
 sikap  
pengguna   komputer   tersebut   dipengaruhi    oleh  kemanfaatan
(usefulness)
dan
 kemudahan (ease of use) penggunaan.
1.5. Konstruk-Konstruk
di TAM
Technology Acceptance Model (TAM) yang pertama dan belum
dimodifikasi menggunakan lima
konstruk utama. Kelima
konstruk tersebut adalah sebagai berikut
a)       
Kegunaan persepsian (perceived usefulness)
Kegunaan persepsian (perceived usefulness) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan
meningkatkan kinerja pekerjaannya (“as the extent to which a person believes
that using a
technology
will enhance her or his performance.”) Dengan demikian jika seseorang percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya.  
Penelitian-penelitian   sebelumnya   menunjukkan   bahwa konstruk  kegunaan 
persepsian  (perceived usefulness) mempengaruhi
 secara positif dan signifikan terhadap penggunaan sistem
informasi (misalnya Davis, 1989; Chau, 1996; Igbaria et
al., 1997; Sun, 2003) Penelitian-penelitian
sebelumnya juga menunjukkan
bahwa kegunaan persepsian (perceived
usefulness) merupakan konstruk yang paling banyak signifikan dan penting yang
mempengaruhi sikap (attitude), niat (behavioral intention), dan perilaku
(behavior) di dalam menggunakan teknologi dibandingkan dengan konstruk
lainnya. Sebaliknya, penelitian
Karahna dan Limayem pada
tahun 2000 yang
menggunakan variabel karakteristik
tugas dalam penelitiannya memperoleh hasil bahwa
penentu penggunaan sistem informasi dengan konstruk PU dan PEOU
berbeda untuk tugas-tugas yang berbeda (Jogiyanto, 2008: 126).Davis menggunakan
6 buah
item
untuk membentuk konstruk ini. Keenam item tersebut adalah Work More Quickly, Job Performance,
Increase Productivity, Effectiveness, Makes Job Easier, dan Useful.
b)      
Kemudahan
penggunaan
persepsian (perceived ease of use)
Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) didefinisikan sebagai sejauh
mana seseorang percaya bahwa menggunakan
suatu teknologi akan bebas dari usaha (“is the extent to which a person believes that using a
technology
will be free of effort.”) Dapat disimpulkan
bahwa jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan maka dia akan
menggunakannya. Penelitian-penelitian
sebelumnya menunjukan bahwa
konstruk kemudahan  penggunaan
 persepsian  (perceived ease of use) mempengaruhi kegunaan persepsian (perceived usefulness),
sikap (attitude), niat (behavioral
intention), dan penggunaan sesungguhnya (behavior). Walaupun pada penelitian Chau dan Hu pada tahun 2002 tentang penggunaan
teknologi telemedicine
oleh dokter-dokter di Hongkong mendapatkan hasil yang sebaliknya (Jogiyanto, 2008: 217).
Seperti halnya pada
konstruk kegunaan persepsian
(perceived usefulness)
Davis menggunakan 6 buah item untuk membentuk konstruk ini. Keenam itemtersebut adalah Easy of Learn, Controllable, Clear & Understandable, Flexible, Easy to Become Skillful, dan Ease to Use.
1.6.Kelebihan dan Kelemahan Model Penerimaan Teknologi
Setiap
teori, model, teknologi
dan
aplikasi memiliki kelebihan dan
kelemahan, MPT juga memiliki
kelebihan dan
kelemahan. Beberapa kelebihan yang diberikan oleh MPT ini adalah:
(1)Banyak model-model penerapan sistem teknologi informasi yang tidak mempertimbangkan faktor psikologis
atau perilaku (behavior) pada model
mereka. MPT mempertimbangkan
faktor psikologis atau
perilaku (behavior) tersebut. 
(2) MPT dibangun atas dasar teori yang kuat. 
(3) MPT telah banyak digunakan dalam berbeagai penelitian di bidang teknologi.
Hasil menunjukkan sebagian besar dukungan
dan
menyimpulkan bahwa MPT adalah model yang baik dan hasilnya juga konsisten. 
(4) MPT adalah model yang parsimoni (parsimonious) yaitu model sederhana tetapi valid.
Selain kelebihan, MPT juga memiliki kelemahan seperti, 
(1) MPT belum menjelaskan alasan mengapa pemakai sistem mempunyai
kepercayaan- kepercayaan tersebut. 
(2) MPT tidak menjelaskan perilaku pemakai sistem teknologi  tidak  dikendalikan
 dengan
 kontrol  perilaku  yang
 membatasi  niat perilaku seseorang. 
(3) Banyak penelitian menggunakan MPT yang belum tentu mencerminkan
atau mengukur pemakaian sebenarnya. 
(4) Penelitian MPT sebaiknya hanya menggunakan
sebuah
sistem informasi, kenyataannya pengguna
sistem dihadapkan pada lebih dari satu sistem informasi. 
(5) Banyak penelitian
MPT menggunakan mahasiswa S1
sebagai
subjek
dan
mahasiswa S1 tidak
memproksikan para profesional sebagai
pengguna sistem, yang lebih mampu
mencerminkan lingkungan
kerja yang sesungguhnya. 
(6) Penggunakan subjek tunggal
(satu jenis kelompok) memberikan hasil penelitian yang tidak dapat digeneralisasikan lintas organisasi atau kelompok secara umum. 
(7) Penelitian
seperti ini umumnya adalah cross sectional,  yang
 validitas  eksternal  hasilnya
rendah    dan tidak dapat digeneralisasikan lintas waktu. 
(8) Penelitian menggunakan MPT hanya menggunakan satu jenis tugas, pada kenyataannya
teknologi yang dipakai untuk menyelesaikan lebih dari satu jenis tugas. 
(9) Model penelitian MPT kurang mampu menjelaskan
antar hubungan (causation) variabel di dalam model. 
(10) Tidak mempertimbangkan perbedaan kultur.indicator of Personal
Computer Acceptance  " , berdasarkan kutipan
dari Davis FD (1989)  tersebut  dapat  dipahami  bahwa  penggunaan sistem dan  frekuensi
pengunaan sistem sebagai  indikator penerimaan penggunaan PC, sebab secara logika sederhana dinyatakan
 oleh Davis.F.D (1989), bahwa sistem yang diterima
adalah sistem yang digunakan.
2. Model Keberhasilan Sistem Informasi DeLone dan McLean
Model Keberhasilan Sistem Informasi DeLone dan McLean merupakan penting untuk melakukan evaluasi
efektivitas penerapan sistem informasi dan
analisis mengenai
faktor-faktor penyebab keberhasilan maupun kegagalannya sehingga
dapat menjadi pelajaran baik bagi organisasi itu sendiri maupun bagi organisasi- organisasi lain. Evaluasi kinerja sistem informasi mengandung arti evaluasi atas kinerja hardware, software, jaringan komputer, data dan manusia yang terlibat dalam sistem
informasi
dimaksud. Dalam dua dasawarsa terakhir, banyak peneliti telah membahas mengenai evaluasi kinerja sistem informasi. Kriteria-kriteria dan klasifikasi
untuk evaluasi kinerja sistem informasi dan keberhasilannya dalam organisasi telah banyak dirumuskan.
Salah satu model yang populer yang dimaksudkan sebagai kerangka kerja untuk
konseptualisasi
dan operasionalisasi keberhasilan sistem informasi adalah model yang dikembangkan oleh DeLone dan McLean (1992) yang dikenal
dengan Model
Kesuksesan
Sistem Informasi
DeLone dan McLean. Model yang diusulkan oleh DeLone dan McLean
(1992)  adalah  sebuah  model
 yang
 memfokuskan  pada
 kesuksesan  implementasi  di tingkat organisasi yang didasarkan pada proses hubungan kausal dari elemen-elemen
pengukuran keberhasilan sistem informasi yang terdapat dalam model ini. Gambaran awal model ini
adalah sebagaimana Gambar
 di
bawah.
Gambar 1 Model Keberhasilan
Sistem Informasi DeLone dan McLean (1992)
Dari gambar diatas,
maka dapat dijelaskan secara singkat bahwa keberhasilan sistem informasi ditunjukkan dengan enam dimensi, yakni: kualitas
sistem (system quality), kualitas
 informasi  (information  quality),kepuasan
 pemakai
 (user  statisfaction), penggunaan (use), dampak individu (individual
impact), dan dampak organisasi
(organizational impact).
Model
yang diusulkan ini merefleksikan ketergantungan dari
kualitas sistem (System Quality) dan kualitas informasi (Information Quality) yang
kemudian secara independen dan bersama-sama mempengaruhi baik elemen penggunaan (Use) dan kepuasan pemakai (User Satisfaction). Besarnya elemen penggunaan
(Use)
dapat mempengaruhi besarnya nilai kepuasan pemakai (User
Satisfaction) secara positif dan negatif. Dan penggunaan (Use) dan kepuasan pemakai (User Satisfaction)
mempengaruhi dampak individual (Individual Impact) dan selanjutnya
mempengaruhi dampak organisasional
(Organizational
Impact).
DeLone dan McLean
kemudian
melakukan
revisi modelnya menjadi Model
Update
Kesuksesan
 Sistem  Informasi  DeLone
 dan  McLean  (2003).
 Pada
 model
 revisi
 ini,
DeLone dan McLean menambahkan dimensi
kualitas layanan (service quality) dan menggabungkan dua dimensi: pengaruh individu (individual impact) dan pengaruh organisasi (organizational impact) menjadi dimensi
keuntungan bersih (net benefit) sehingga menjadi model sebagaimana Gambar 2 di
bawah ini.
Keenam elemen faktor atau komponen dalam pengukuran dari model ini adalah
sebagai
berikut:
1)
System Quality dapat mengukur karakteristik dalam PMB
online seperti kemudahan
untuk digunakan, keandalan sistem, kecepatan akses, fleksibelitas
sistem, serta
keamanan.
2)
Information
Quality mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi.   Kualitas informasi yang dihasilkan
harus relevan, lengkap, dan mudah
dimengerti.
3) Service Quality awalnya digunakan dalam penelitian pemasaran (marketing), dalam
teori service quality dari hasil riset pustaka
[2] dan
web
quality hasil riset [3] dan [6].
4)
Use meliputi keseluruhan sistem pencarian
informasi serta interaksi melalui navigasi dalam website.
   5) User Satisfaction meliputi cara
mencari informasi
6) Net Benefits merupakan
penggabungan dampak individual (individual impact).
2.1. Populasi dan
Teknik Sampling
Teknik sampling
dalam pengambilan sampel ini mengunanakan teknik
sampling nonprobability sampling. Teknik nonprobability sampling artinya dalam
setiap elemen dari
populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk
dipilih sebagai sampel pada daftar pustaka [3]. Teknik nonprobability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
judgement sampling, yaitu pemilihan sampel yang sesuai dengan beberapa kriteria yang
telah
ditentukan oleh peneliti,
yaitu:
1) Pengguna salah satu website yang diamati, yaitu website PMB Universitas Kristen
Duta Wacana Yogyakarta.
2) Pengguna
berdomisili di Yogyakarta.
3) Berusia 17 tahun ke
atas.
Pengguna melakukan pendaftaran online dan menilai dari sisi kesuksesan sistem
informasi menggunakan model Delone
dan Mclean. Informasi tentang input data pemakai PMB
online melalui sistem, informasi dan
layanan.
2.2. Validasi Model Melalui Pengujian Empiris
Setelah
 dipublikasikan  pada
 tahun
 1992,
 model
 DeLone  dan
 McLean
 kemudian mendapat perhatian dari
para peneliti untuk melakukan validasi model melalui pengujian
empiris. DeLone dan McLean (2003)
mengidentifikasi 16 penelitian empiris dari berbagai negara yang menggunakan constructs
keberhasilan multi dimensi dan mengukur keterkaitan antara constructs
keberhasilan berdasarkan model awal yang dipublikasikan
tahun 1992. Hasil penelitian-penelitian ini menunjukan dukungan
yang kuat atas model keterkaitan antar dimensi keberhasilan sistem informasi yang diajukan
dan
membantu mengkonfirmasi struktur sebab-akibat dalam model dimaksud. Dalam konteks Indonesia, penelitian-penelitian  juga
 dilakukan
 untuk  menguji  validitas  model  ini,
 antara
 lain
Budiyanto (2009) yang menggunakan model DeLone dan McLean versi awal (1992)
untuk melakukan evaluasi kesuksesan implementasi billing system di
RSUD Kabupaten
Sragen serta Falgenti dan Pahlevi (2013) yang melakukan evaluasi keberhasilan sistem
informasi ERP pada
usaha kecil dan menengah dengan menggunakan Model Update
Kesuksesan Sistem
Informasi DeLone
and McLean (2003).
KESIMPULAN
Paper
ini membahas tentang  tentang  Technology Acceptance Model (Tam),
dan Model Keberhasilan Sistem Informasi DeLone dan McLean. Technology Acceptance Model (Tam) merupakan Model penerimaan teknologi (Technology
Acceptance Model atau TAM)
merupakan suatu
model penerimaan sistem teknologi informasi
yang akan digunakan 
oleh  pemakai.  TAM  dikembangkan oleh
 Davis  et al. berdasarkan model TRA. TAM menambahkan dua konstruk utama ke dalam model TRA. Dua
konstruk  utama  ini  adalah
 kegunaan  persepsian  (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian
(perceived ease of use) (Davis
et al, 1989:320).
Sedangkan model Keberhasilan Sistem Informasi DeLone dan McLean merupakan penting untuk melakukan evaluasi
efektivitas penerapan sistem informasi dan
analisis mengenai
faktor-faktor penyebab keberhasilan maupun kegagalannya sehingga
dapat menjadi pelajaran baik bagi organisasi itu sendiri maupun bagi organisasi- organisasi lain. Evaluasi kinerja sistem informasi mengandung arti evaluasi atas kinerja hardware, software, jaringan komputer, data dan manusia yang terlibat dalam sistem
informasi
dimaksud.
DAFTAR PUSTAKA
Bayu. T. 2015. “ Dimensi Keberhasilan Penerapan
Sistem Informasi Berdasarkan Model Delone dan Mclean”. Artikel. Institut Pertanian Bogor.
Azizul. K. 2002.” Analisis      Penerimaan  (Acceptance)
Penggunaanpersonal           Computer (Pc) Dengan   Technology Acceptance  Model (Tam) ( Studi Kasus Pada Perusahaan
Perdagangan Kecil Di Kota Medan)”.
Tesis. Program  Studi Magister  Sains Akuntansi
Program  Pascasarjana Universitas   Diponegoro Semarang.
Lisa. 2015. “analisis faktor-faktor penerimaan penggunaan quipperschool.com dengan menggunakan pendekatan
technology acceptance model (tam) dan theory of
planned behavior (tpb) di sma
negeri 7 yogyakarta”.
Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Melisa.T.A. 2015. “Model Penerimaan Teknologi (Technologi Acceptance Model)”. Karya Ilmiah. Fakultas Ekonomi Universitas Hkbp Nommensen
Medan.
Nurhasan. N. 2015. “Analisis Penerimaan
Mahasiswa Baru Online Universitas Kristen Duta Wacana Menggunakan Model
Kesuksesan Sistem Informasi Delone dan Mclean (D&M)”. Skripsi. STIE Bina Bangsa Banten.


 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar