Oleh : Yovi Citra Nengsih
A. CARA PEMBUATAN KOLOID
Jika
kita atau sebuah industri akan memproduksi suatu produk berbentuk koloid, bahan
bakunya adalah larutan (partikel berukuran kecil) atau suspensi (partikel
berukuran besar). Didasarkan pada bahan bakunya, pembuatan koloid dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
1. Kondensasi
Kondensasi
adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel
koloid. Proses kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia; yaitu melalui
reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan pergantian pelarut.
a). Reaksi
Redoks
Contoh
Pembuatan sol belerang dari reaksi redoks antara gas H
2 S dengan larutan SO 2 .
Persamaan reaksinya:
Persamaan reaksinya:
2 H 2
S (g) + SO 2 (aq) →2 H 2 O (l)
+ 3 S (s)
Pembuatan sol emas dari larutan AuCl 3 dengan larutan encer formalin (HCHO).
Persamaan reaksinya:
Pembuatan sol emas dari larutan AuCl 3 dengan larutan encer formalin (HCHO).
Persamaan reaksinya:
2 AuCl
3(aq) + 3 HCHO (aq) + 3H 2 O (l) → 2 Au
(s) + 6HCl (aq) + 3 HCOOH (aq).
b)Reaksi Hidrolisis
Contoh
Pembuatan sol Fe(OH) 3 dengan
penguraian garam FeCl 3 Persamaan reaksinya adalah: mengunakan air
mendidih.
FeCl 3
(aq) + 3 H 2 O (l) → Fe(OH) 3 (s) +
3 HCl ( aq).
c) Reaksi Dekomposisi Rangkap
Contoh
1) Pembuatan sol As 2 S 3, dibuat dengan mengalirkan gas H 2 S dan asam arsenit (H 3 AsO 3) yang encer. Persamaan reaksinya: 2 H 3 AsO 3 (aq) + 3 H 2 S (g) → As 2 S 3 (s) + 6H 2 O (l).
1) Pembuatan sol As 2 S 3, dibuat dengan mengalirkan gas H 2 S dan asam arsenit (H 3 AsO 3) yang encer. Persamaan reaksinya: 2 H 3 AsO 3 (aq) + 3 H 2 S (g) → As 2 S 3 (s) + 6H 2 O (l).
2) Pembuatan sol AgCl dari larutan AgNO 3
dengan larutan NaCl encer.
Persamaan reaksinya: AgNO 3 (aq) + NaC1 (aq) → AgCl (s) + NaNO 3 (aq).
Persamaan reaksinya: AgNO 3 (aq) + NaC1 (aq) → AgCl (s) + NaNO 3 (aq).
d) Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh
Pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam
alkohol ditambah dengan air. Persamaan reaksinya: S (aq) + alkohol +
air → S (s) Larutan S sol belerang.
2. Dispersi
Dispersi
adalah pembuatan partikel koloid dari partikel kasar (suspensi). Pembuatan
koloid dengan dispersi meliputi: cara mekanik, peptisasi, busur Bredig, dan
ultrasonik.
1) Proses Mekanik
1) Proses Mekanik
Proses mekanik adalah proses pembuatan koloid
melalui penggerusan atau penggilingan (untuk zat padat) serta dengan pengadukan
atau pengocokan (untuk zat cair). Setelah diperoleh partikel yang ukurannya
sesuai dengan ukuran koloid, kemudian didispersikan ke dalam medium
(pendispersinya). Contoh, pembuatan sol belerang.
2) Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan
menggunakan zat kimia (zat elektrolit) untuk memecah partikel besar (kasar)
menjadi partikel koloid. Contoh, proses pencernaan makanan dengan enzim dan
pembuatan sol belerang dari endapan nikel sulfida, dengan mengalirkan gas asam
sulfida.
3) Busur
Bredig
Busur Bredig ialah alat pemecah zat padatan
(logam) menjadi partikel koloid dengan menggunakan arus listrik tegangan
tinggi. Caranya adalah dengan membuat logam, yang hendak dibuat solnya, menjadi
dua kawat yang berfungsi sebagai elektrode yang dicelupkan ke dalam air;
kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujung kawat. Logam sebagian
akan meluruh ke dalam air sehingga terbentuk sol logam. Contoh, pembuatan sol
logam.
4) Suara Ultrasonik
4) Suara Ultrasonik
Cara ini hampir sama dengan cara
busur Bredig, yaitu sama-sama untuk pembuatan sol logam. Ka1au busur Bredig
menggunakan arus listrik tegangan tinggi, maka cara ultrasonik menggunakan
energi bunyi dengan frekuensi sangat tinggi, yaitu di atas 20.000 Hz.
B.
SIFAT-SIFAT KOLOID
a.Efek
tyndall
Hamburan cahaya oleh partikel – partikel
koloid, sehingga jalannya sinar yang melewati koloid dapat terlihat. Sifat
khas pada sistem koloid yang membedakannya dengan sistem dispersi yang lain
diantaranya adalah efek Tyndall dan gerak Brown.
Efek Tyndall adalah
peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Efek ini dikemukakan oleh John
Tyndall, ahli fisika berkebangsaan Inggris. Partikel dalam sistem
koloid dapat berupa molekul atau ion yang berukuran cukup besar akan
menghamburkan cahaya ke segala arah. Larutan sejati/larutan tidak menunjukkan
efek Tyndall, karena ukuran partikelnya terlalu kecil untuk menghamburkan
cahaya.
Di
lingkungan kita sering terjadi efek Tyndall, diantaranya :
- Terjadinya
warna biru di langit pada siang hari dan warna merah atau jingga di langit
pada saat matahari terbenam di ufuk barat.
- Sorot
lampu proyektor di gedung bioskop akan tampak jelas ketika ada asap rokok.
- Sorot
lampu mobil pada malam yang berkabut.
- Berkas
sinar matahari yang melalui celah daun pepohonan pada pagi hari yang
berkabut.
b.Gerak
Brown
Gerakan partikel koloid terus-menerus
dengan gerak patah-patah (zig-zag), yang diakibatkan oleh adanya tumbukan
antara partikel-partikel koloid dengan medium pendispersinya. Gerak
Brown adalah gerak acak (zig-zag) partikel koloid dalam medium
pendispersinya. Gerak ini ditemukan oleh Robert Brown.
Gerak Brown terjadi karena adanya
tumbukan yang tidak seimbang antara molekul-molekul medium terhadap partikel
koloid. Semakin tinggi suhu semakin cepat gerak Brown berlangsung karena energi
kinetik molekul medium meningkat sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih kuat.Gerak Brown dalam sistem koloid
menyebabkan partikel koloid tersebar merata dalam medium pendispersinya dan
tidak memisah meskipun didiamkan (stabil).
c.Elektroforesa
Pergerakan partikel koloid dalam medan
listrik Elektroforesis adalah pergerakan partikel
koloid di bawah pengaruh medan listrik. Partikel-partikel koloid dapat
bermuatan listrik karena terjadi penyerapan ion pada permukaan koloid.
Kestabilan sistem koloid disebabkan adanya muatan listrik pada permukaan
partikel koloid, selain karena adanya gerak Brown. Pada peristiwa
elektroforesis, partikel koloid akan dinetralkan muatannya dan digumpalkan pada
elektroda. Kegunaan dari sifat ini adalah untuk menentukan muatan yang
dimiliki oleh suatu partikel koloid.
Pada elektroforesis ini, ke dalam
elektrolit dimasukkan dua batang elektroda kemudian dihubungkan dengan sumber
arus searah, maka partikel-partikel koloid akan bergerak ke salah satu
elektroda tergantung pada jenis muatannya. Koloid yang bermuatan negatif akan
bergerak ke anode (elektode positif) sedangkan koloid yang bermuatan positif
bergerak ke katode (elektrode negatif).
d.Adsorpsi
Kemampuan partikel koloid mengikat materi
di permukaan Adsorpsi adalah proses penyerapan suatu
zat di permukaan zat lain. Zat yang diserap disebut fase terserap dan
zat yang menyerap disebut adsorpen. Peristiwa adsorpsi disebabkan gaya tarik
molekul-molekul pada permukaan adsorpen. Contoh pemanfaatan adsorpsi :
Penyembuhan sakit perut yang disebabkan
bakteri patogen dengan serbuk karbon atau norit. Di dalam usus, norit akan menjadi
koloid yang dapat mengadsorpsi zat racun(bakteri patogen) Penjernihan air keruh
dengan tawas Al2(SO4)3. Dalam air tawas
terhidrolisis menjadi Al(OH)3 yang berbentuk koloid dan mampu
mengadsorpsi kotoran dalam air khususnya zat warna. Penjernihan air tebu pada
pembuatan gula pasir dengan tanah diatome dan arang tulang (pemutihan gula).Zat
warna dalam gula akan diadsorpsi sehingga diperoleh gula yang putih.
Adsorpsi gas oleh zat padat, misalnya pada
masker gas. Adsorbsi keringat oleh alumium stearat yang terdapat dalam rol on
deodorant. Partikel koloid mampu mengadsorpsi ion positif dan ion negatif
sehingga koloid menjadi bermuatan listrik. Koloid yang bermuatan positif
contohnya Fe(OH)3 dan yang bermuatan negatif contohnya As2S3.
e.Koagulasi
Koagulasi atau penggumpalan
adalah peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi
terpisah dari medium pendispersinya. Koagulasi disebabkan hilangnya
kestabilan untuk mempertahankan partikel-partikel agar tetap tersebar di dalam
medium pendispersinya. Koagulasi dapat dilakukan secara mekanis, fisis dan
kimia
1) Mekanik,
menggumpalkan koloid dengan pemanasan, pengadukan, dan pendinginan. Proses ini
akan mengurangi air atau ion di sekeliling koloid sehingga koloid akan
mengendap.Contohnya : protein, agar-agar dalam air akan menggumpal bila
didinginkan.
2) Fisis
Contoh :
penggunakan alat cottrel. Alat Cottrel biasanya dipakai pada cerobong asap di
industri-industri besar, untuk menggumpalkan asap dan debu. Hal ini bertujuan
untuk mengurangi pencemaran asap dan debu yang berbahaya. Caranya dengan
melewatkan asap atau debu pada Cottrel sebelum keluar dari cerobong pabrik.
Alat ini terdiri dari dua pelat elektrode listrik bertegangan tinggi. Bila
sudah jenuh elektrode tersebut dibersihkan.
3) Kimia
Cara ini dilakukan dengan penambahan zat
elektrolit ke dalam koloid.
Contoh :
·
Proses pengolahan karet dari bahan mentah
(lateks) dengan menambahkan asam formiat atau cuka.
·
Pembentukan delta di muara sungai
·
Proses penjernihan air dengan menambahkan tawas.
Tawas digunakan untuk menggumpalkan partikel koloid dalam air.
f.Dialysis
Penghilangan muatan koloid dengan cara
memasukkan koloid ke dalam membrane semipermeabel dan kemudian dimasukkan ke
dalam aliran zat cair.
g.Koloid pelindung
Koloid yang dapat menstabilkan system koloid
lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar