Oleh: Yovi Citra Nengsih
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Kebutuhan masyarakat global akan teknologi informasi dan
komunikasi pada zaman sekarang ini semakin meningkat. Tanpa kita sadari
teknologi informasi dan komunikasi telah berperan sangat penting di masyarakat
dan memberikan banyak manfaat pada kehidupan sehari – hari. Selain itu
teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini merupakan sekunder di kehidupan
manusia dalam penyedia dan pemberi informasi. Keberadaan sebuah informasi yang realtime, cepat dan akurat telah menjadi
hal yang sangat penting bagi kebutuhan hidup manusia dan memacu munculnya data
dan informasi berupa sistem informasi. Dengan adanya sistem informasi
masyarakat lebih mudah untuk mengakses dan mendapatkan informasi yang
diinginkan.
Indonesia yang terletak di antara 6° LU – 11° LS dan diantara 95°
BT – 141° BT, telah memposisikan negara ini dalam posisi yang rawan bencana
secara geologis. Dalam posisi ini Indonesia berada dalam wilayah perbenturan
tiga lempeng kerak bumi yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng
India Australia yang membawa dampak kerawanan Indonesia terhadap berbagai
aktivitas seismic yang kuat dan
intensif. Letak ini pun ternyata merupakan wilayah yang rawan bencana karena
ternyata selain pertemuan lempeng benua, wilayah ini juga merupakan zone
pertemuan dua jalur gempa yaitu jalur
Sirkum Pasifik dan jalur gempa
Alpide Transasiatic yang menyebabkan kerawanan terhadap aktivitas gempa
bumi yang cukup tinggi dan tsunami apabila gempa tersebut terjadi dalam
kekuatan yang besar dan pusat gempanya berada dalam jarak yang tidak jauh dari
dasar laut. (Purwanto, 2011)
Gempa tektonik, Banjir, dan Tanah longsor (landslide)
merupakan salah satu jenis bencana alam yang sering terjadi di
Indonesia, terutama pada musim hujan. Kemungkinan frekuensi kejadian atau
kemungkinan terjadinya banjir dan longsor lebih tinggi dibandingkan dengan
jenis bencana lainnya. Keberadaan gunung berapi yang berderet hampir melingkari
seluruh wilayah kepulauan di Indonesia telah menambah faktor kerawanan wilayah
Indonesia. Selain itu kondisi iklim Indonesia dengan curah hujan yang tinggi
dan juga musim kemarau yang cukup panjang juga sangat potensial untuk
menghantarkan penduduk Indonesia pada bencana banjir, longsor dan gempa bumi.
Menyadari wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang
merupakan kawasan yang sangat rawan bencana, oleh karena itu perlu diupayakan
langkah-langkah strategis untuk melindungi setiap warga negara dengan
langkah-langkah penanggulangan bencana yang dimulai dari sebelum, pada saat dan
setelah bencana terjadi. Penyelenggaraan penanggulangan bencana bertujuan untuk
menjamin terselenggaranya pelaksanaan penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan
kepada masyarakat dari ancaman, risiko, dan dampak bencana.
Sistem Informasi Geografis digunakan dalam penelitian ini
karena terbukti mampu menyediakan informasi data geospasial setiap objek
dipermukaan bumi secara cepat, sekaligus menyediakan sistem analisa keruangan
yang akurat. Sehingga dapat dilakukan upaya mitigasi yang bertujuan untuk
mencegah bahaya (resiko) yang berpotensi menjadi bencana atau mengurangi efek
dari bencana ketika bencana tersebut sudah terjadi. Tujuan dari penelitian ini
adalah menganalisis daerah rawan longsor di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
untuk mendapatkan informasi penyebarannya
dalam bentuk peta dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis dalam hal ini,
maka peneliti mencoba membangun suatu Sistem
Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Bencana di Daerah Istimewa Yogyakarta.
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan
diatas maka rumusan masalah
adalah bagaimana menyajikan informasi pemetaan daerah rawan
bencana di Daerah Istimewa Yogyakarta
1.3.
Batasan
Masalah
Ruang lingkup permasalahan yang disusun akan dibatasi pada hal-hal
berikut ini :
1.
Sistem mampu
menampilkan pemetaan daerah rawan bencana di seluruh wilayah DIY.
2.
Sistem hanya
menampilkan data bencana rawan gempa tektonik, banjir, dan tanah longsor.
1.4.
Tujuan
Tujuan
dari penelitian ini adalah membangun sistem informasi geografis pemetaan daerah
rawan bencana di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mempermudah mengetahui
persebaran bencana rawan gempa tektonik, banjir dan tanah longsor di daerah
penelitian.
1.5.
Manfaat
Adapun manfaat penelitian dalam
penelitian ini adalah:
a. Bagi
pemerintah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dalam melakukan
mitigasi bencana alam di DIY.
Informasi yang diperoleh dalam penelitian
ini dapat digunakan sebagai acuan dasar dalam melakukan diagnosis bencana.
b. Hasil
penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang daerah rawan bencana dan kerentanannya.
c. Sebagai
masukan untuk pengembangan kajian ilmiah maupun studi lanjutan tentang bencana.
1.6.
Metode
Penelitian
Tahapan-tahapan
penelitian dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut
a.
Metode
Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dan literatur
yang akan digunakan sebagai penelitian “Sistem Informasi Geografis Pemetaan
Daerah Rawan Bencana di DIY”, maka di lakukan
pengumpulan data dengan metode sebagai berikut :
1)
Metode Kepustakaan
Pengumpulan data dengan cara
membaca buku-buku dan mencari informasi di internet maupun media yang berkaitan dengan pembuatan laporan,
pembuatan program, serta informasi tentang bencana di kota Yogyakarta.
2) Dokumentasi
Mengumpulkan dokumen-dokumen berupa foto, alamat, dan data bencana di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
b.
Metodologi
Penelitian
Metodologi penelitian pada penelitian ini menggunakan metode waterfall dimana
pengerjaan dari suatu sistem dilakukan
secara berurutan atau secara linear, yaitu sebagai berikut:
1)
Tahap Perencanaan
Tahap ini akan menyusun beberapa rencana keseluruhan kegiatan penelitian
dan solusi–solusi yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. Pada tahap
perencanaan dilakukan pengumpulan data bencana, lokasi bencana, yang ada di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
2)
Tahap Analisis
Tahap ini menganalisa kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah, meliputi kebutuhan perangkat keras maupun perangkat
lunak yang akan digunakan, serta menganalisa langkah – langkah penyelesaian
masalah ke dalam bentuk diagram alir data atau flowchart.
3)
Tahap Rancangan
Pada tahap rancanngan ini meliputi rancangan database menggunakan MYSQL, rancangan user
interface menggunakan CorelDraw
dan Microsoft Office Visio, rancangan pembuatan sistem menggunakan
ArcGIS, framework dan bahasa pemrograman yanng digunakan PHP dan
HTML.
4)
Tahap Penulisan Program
Tahapan ini juga dikenal dengan istilah coding, dimana hasil
analisa dan rancangan dituangkan ke dalam instruksi – instruksi yang dikenali
oleh komputer melalui bahasa pemrograman.
5)
Tahap Implementasi dan Pengujian
Setelah program selesai ditulis, maka aplikasi siap dijalankan, tahap
implementasi meliputi uji coba sistem yang meliputi kesesuaian antara rancangan
dan kemampuan sistem yang diharapkan dengan implementasi dan kemampuan sistem
yang dihasilkan, keberhasilan tahapan ini ditandai dengan lancarnya komunikasi
antara pencari informasi dengan sistem tanpa ada gangguan dan kesalahan.
6)
Penulisan Laporan
Tahapan terakhir dari penelitian adalah penulisan laporan yang berisi
bagian depan laporan, bagian isi laporan yang terdiri dari pendahuluan sampai
dengan penutup, dan bagian akhir laporan yang berisi daftar pustaka dan daftar
lampiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar