Oleh
: Yovi Citra Nengsih
Ringkasan Persentasi AKM
A. Persediaan
Persediaan
adalah: aktiva yang dimiliki perusahaan yang dijual atau barang yang diproduksi
untuk dikonsumsi,digunakan,dipakai. Perbedaan persediaan barang dagang
perusahaan Dagang & Manufaktur:
Perusahaan
Dagang
Persediaan barangnya adalah
berupa barang dagang (barang telah jadi) yang dibeli dari pemasok atau sesama
perusahaan dagang itu sendiri. kemudian akan dijual kembali. Dan tidak ada
proses Pengelolahan lebih lanjut pada persediaan tersebut.
Perusahaan
Manufaktur
Perusahaan yang memproduksi
barang maka persediaan barang dagangnya dibagi menjadi tiga kelompok:
a)
Persediaan bahan baku (BB): adalah
persediaan bahan baku utama untuk produksi barang. Persediaan bahan penolong:
adalah persediaan bahan tambahan untuk produksi barang.
b)
Persediaan Barang dalam proses (BDP) :
adalah persediaan bahan baku yang diolah (masih) di proses.
c)
Persediaan barang Jadi (PJ) :adalah
persediaan bahan yang sudah di gudang,
dan telah di selesaikan proses produksinya.
dan telah di selesaikan proses produksinya.
Sistem
Perhitungan Persediaan
Setiap perusahaan
memiliki perhitugan persediaan barang yang berbeda-beda. Sistem perhitungan
persediaan:
Ø Sistem
perhitugan Perpetual adalah: pencatatan persediaan secara berkelanjutan yang
tercermin dari transaksi pembelian barang dagangan dan penjualan. Kelebihan
dari metode ini adalah: sudah dapat diketahui berapa jumlah persediaan yang ada
di gudang.
Karakteristik
Sistem perpentual
a) Pembelian
bahan baku/barang dagangan di debet ke
akun persediaan bukan pada akun pembelian.
b) Biayatransportasi,retur
pembelian, potogan pembelian,diskon pembelian dicatat sebagai persediaan.
c) Adanya pengakuan HPP pada saat penjualan
barang dagang, yaitu hpp di debet dan persediaan di kredit.
d) Akun Persediaan dikendalikan di buku besar
pembantu,
e) Persediaan
individual yang memperlihatkan persediaan di tangan.
Sistem
perhitugan Periodik: adalah jumlah persediaan di tangan dihitung secara periodik,
maksudnya adalah persediaan barang di perusahaan dihitung pada akhir periode.
kelemahan dari metode ini perhitungan persediaannya harus dilakukan langsung ke
gudang sehingga, informasi tidak dapat diperoleh secara cepat. Perhitungan
persediaan setiap pembelian barang dagang, Dicatat Pada akun pembelian di
debet.
Karakteristik
Sistem Perhitungan Periodik
a)
Pembelian & penjualan tidak di
perhitungkan pada catatan tertentu. Jadi setiap transaksi pembelian barang
(langsung dicatat pada akun pembelian di debet), begitu pun setiap ada
transaksi penjualan (langsung dicatat pada akun kredit) seperti pencatatan pada
umumnya.
b)
Pembelian barang dagangan dicatat di
debet bukan pada persediaan.
c)
Persediaan ditangan, dan HPP dihitung
akhir berdasarkan jurnal penyesuaian.
B.
Masalah
Dasar dalam Persediaan
1.
Barang
dalam perjalanan
a) F.O.B
Shipping point adalah perpindahan hak milik barang dagang dari penjual dan
pembeli. Maksudnya adalah syarat yang telah disepakati penjual antara pembeli.
Yaitu hak milik barang menjadi milik pembeli pada saat penyerahan.
b) F.O.B
Destination hak milik berpindah dari jasa pengangkutan ke pembeli pada periode
fiskal. Yaitu Syarat yang telah
disepakati penjual dan pembeli yaitu pada saat pengangkutan hak milik barang
pada pembeli.
Namun, pada akhir periode harus
memperlihatkan catatan pembelian.
2.
Barang
konsinyasi
Adalah barang yang dikirim pihak
pertama (Consignor) ke pihak kedua (Consignee) untuk dijual oleh pihak kedua.yaitu
Adanya kesepakatan antara pihak pertama dan kedua untuk menyerahkan barang
tanpa kewajiban apa pun kecuali menjaga barang tersebut.
Ayat jurnal barang konsinyasi yang
diterima, tidak perlu dilakukan oleh pihak kedua.
3.
Perjanjian
penjualan Khusus
a) Penjualan
cicilan: penjualan yang dilakukan secara cicil. Oleh perusahaan,Karena
dimungkinkan jumlah piutang tak tertagih besar. Dalam penjualan cicilan ini
menahan hak legal kepemilikan atas barang. Catatan barang dijual di hapus dari
persediaan apabila sudah dapat diestimasi dapat dikembalikan.
b) Penjualan
tingkat retur yang tinggi: adalah barang dagang yang dikembalikan dengan jumlah
yang tinggi oleh pelanggan atau perusahaan lain dari penjualan dikarenakan
adanya kerusakan pada barang dagang,salah pengiriman barang dan lain-lain yang
dilakukan oleh perusahaan. Perlu, adanya pelaporan atas pengembalian barang
dagang tersebut. Pelaporan dibuat dengan melakukan estimasi pengembalian barang
dagang yang terjual.
Ilustrasi :
Pada tahun 2004 P.T wong pinter
menjual mainan anak-anak kepada P.T wong bejo. Di informasi masa lalu tahun 2003
bahwa P.T Bejo mengembalikan barang tersebut 20% dari jumlah pembelian.
Maka, perusahaan melakukan
penjurnalan untuk mengakui estimasi pengembalian persediaan.
c) Penjualan
dengan beli kembali: kadang perusahaan,tidak melaporkan kewajiban dari
perjanjian pembelian kembali dengan pelanggan baik secara eksplisit maupun
implisit.
Ilustrasi:
Ilustrasi P.T Angin Ribut menjual
barang kepada P.T Mundur Terus. Untuk pembelian barang dagang tersebut P.T
Mundur Terus meminjam dana untuk membeli barang dagang dari P.T Angin Ribut.
Dan pada periode yang telah disepakati P.T Angin Ribut akan membeli kembali barang tersebut.
Intinya adalah pelaporan biaya yang
ditanggung oleh P.T angin ribut untuk mempertahankan kepemilikan persediaan.
Walaupun, secara legal milik P.T Mundur Terus.
4.
Pengaruh
kesalahan Persediaan
adalah pos-pos
yang dimasukan atau dikeluarkan dengan jumlah yang tidak benar. yaitu jumlah
yang lebih dari jumlah sebenarnya, atau jumlah kurang dari jumlah yang
sebenarnya. Sehingga, mempengaruhi harga pokok penjualan.
a) Salah
perhitungan persediaan akhir yakni, dimungkinkan dalam 2 keadaan. Keadaan
pertama yaitu persediaan akhir yang lebih saji. ( persediaan yang jumlahnya
lebih dari jumlah yang sebenarnya) sehingga berpengaruh ke Hpp yang kurang
saji. Keadaan yang kedua adalah nilai persediaan akhir yang kurang saji
(jumlahnya kurang dari nilai persediaan yang sebenarnya) pengaruhnya pada Hpp yang lebih saji.
b) Salah
perhitungan pembelian: kesalahan pencatatan pembelian tertentu pada persediaan.
maksudnya Yaitu perusahaan tidak mencantumkan pembelian barang tersebut pada
persediaan. Sehingga, menyebabkan persediaan kurang saji. Namun tidak
berpengaruh pada laba karena persediaan kurang saji dan pembelian kurang saji.
5.
Biaya
yang harus dimasukkan dalam untuk perhitungan persediaan
a)
Biaya produk
Biaya-biaya yang ada di dalam
produk yang dicatat sebagai persediaan. Seperti: biaya bahan baku,biaya tenaga
kerja dan BOP. Yaitu seluruh biaya berhubungan dengan Produksi produk.
b) Biaya
periode
Biaya
yang tidak tekait dengan persediaan seperti: biaya administrasi, biaya
pemasaran. Jadi tidak dimasukan sebagai persediaan. Namun dilaporkan sebagai
biaya periode. Perlakuan atas diskon
pembelian barang/bahan:pada pembelian barang dagangan pada pemasok atau
perusahaan lain. Adanya diskon atas pembelian barang dagang dilaporkan dengan
dua metode:
1) Metode
kotor
Diperoleh diskon dari pembelian
barang dagang, dilaporkan di laba-rugi sebagai pengurang pembelian. Dan akun
potogan pembelian/ diskon dilaporkan pada laba rugi.
2) Metode
bersih
Adanya perolehan
diskon dari pembelian.
diskon yang diperoleh tidak dilaporkan dalam laba rugi. Namun, secara langsung mengurangi akun pembelian, yang dilaporkan hanya akun pembelian saja yang telah dikurangi diskon tersebut.
diskon yang diperoleh tidak dilaporkan dalam laba rugi. Namun, secara langsung mengurangi akun pembelian, yang dilaporkan hanya akun pembelian saja yang telah dikurangi diskon tersebut.
Dalam masalah
perhitungan persediaan, harus adanya identifikasi khusus.
1) Identifikasi
Khusus adalah: identifikasi pada seluruh barang/ bahan ke dalam macam persediaan yang ada di perusahaan.
Pemakaian metode identifikasi khusus ini dimungkinkan pada persediaan yang
dimungkinkan secara fisik. Pemakaian metode
ini berdasarkan situasi yaitu pengidentifikasian barang dagang yang
memiliki nilai yang tinggi dan jenis-jenisnya sedikit.
2) Metode
Perhitungan Persediaan
Biaya Rata-rata
a. rata-rata
Tertimbang (Perhitungan Periodik)
b. rata-rata
Bergerak ( Perhitungan Perpentual)
a) FIFO
(first in first out) perhitungan HPPdiperoleh berdasarkan Pembelian pertama
kali, dan pembelian pertama kali itu juga yang dijual.
b) LIFO
(Last in first out) :
1) Jika
memakai sistem Perpentual: Perhitungan HPP berdasarkan Penjualan dari pembelian
barang yang terakhir dicatat sebagai HPP.
2) Jika
memakai Sistem Periodik: Penjualan barang/pemakaian bahan dari pembelian
barang/bahan yang paling terakhir. Kemudian dicatat sebagai penjualan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar