Sharing Materi Perkuliahan Sarjana dan Pascasarjana yang ditulis secara pribadi atas tugas kuliah: Mengenai materi Akuntansi, Ekonomi, Sistem Informasi, Teknik Informatika, Informasi Teknologi dan Pengetahuan Umum

Sabtu, 20 Mei 2017

AKM, Persediaan, Sistem Perhitungan, Karakteristik Sistem Perpentual, Masalah Dasar dalam Persediaan

Oleh : Yovi Citra Nengsih

Ringkasan  Persentasi AKM
A.  Persediaan
Persediaan adalah: aktiva yang dimiliki perusahaan yang dijual atau barang yang diproduksi untuk dikonsumsi,digunakan,dipakai. Perbedaan persediaan barang dagang perusahaan Dagang & Manufaktur:
Perusahaan Dagang
Persediaan barangnya adalah berupa barang dagang (barang telah jadi) yang dibeli dari pemasok atau sesama perusahaan dagang itu sendiri. kemudian akan dijual kembali. Dan tidak ada proses Pengelolahan lebih lanjut pada persediaan tersebut.
Perusahaan Manufaktur
Perusahaan yang memproduksi barang maka persediaan barang dagangnya dibagi menjadi tiga kelompok:
  a)      Persediaan bahan baku (BB): adalah persediaan bahan baku utama untuk produksi barang. Persediaan bahan penolong: adalah persediaan bahan tambahan untuk produksi barang.
  b)      Persediaan Barang dalam proses (BDP) : adalah persediaan bahan baku yang diolah (masih) di proses.
   c)      Persediaan barang Jadi (PJ) :adalah persediaan bahan yang sudah di gudang,
dan telah di selesaikan proses produksinya.

Sistem Perhitungan Persediaan
Setiap perusahaan memiliki perhitugan persediaan barang yang berbeda-beda. Sistem perhitungan persediaan:
Ø  Sistem perhitugan Perpetual adalah: pencatatan persediaan secara berkelanjutan yang tercermin dari transaksi pembelian barang dagangan dan penjualan. Kelebihan dari metode ini adalah: sudah dapat diketahui berapa jumlah persediaan yang ada di gudang.

Karakteristik Sistem perpentual
a)    Pembelian bahan baku/barang dagangan di debet ke  akun persediaan bukan pada akun pembelian.
b)   Biayatransportasi,retur pembelian, potogan pembelian,diskon pembelian dicatat sebagai persediaan.
c)     Adanya pengakuan HPP pada saat penjualan barang dagang, yaitu hpp di debet dan persediaan di kredit.
d)    Akun Persediaan dikendalikan di buku besar pembantu,
e)    Persediaan individual yang memperlihatkan persediaan di tangan.
Sistem perhitugan Periodik: adalah jumlah persediaan di tangan dihitung secara periodik, maksudnya adalah persediaan barang di perusahaan dihitung pada akhir periode. kelemahan dari metode ini perhitungan persediaannya harus dilakukan langsung ke gudang sehingga, informasi tidak dapat diperoleh secara cepat. Perhitungan persediaan setiap pembelian barang dagang, Dicatat Pada akun pembelian di debet.

Karakteristik Sistem Perhitungan Periodik
a)        Pembelian & penjualan tidak di perhitungkan pada catatan tertentu. Jadi setiap transaksi pembelian barang (langsung dicatat pada akun pembelian di debet), begitu pun setiap ada transaksi penjualan (langsung dicatat pada akun kredit) seperti pencatatan pada umumnya.
b)        Pembelian barang dagangan dicatat di debet bukan pada persediaan.
c)        Persediaan ditangan, dan HPP dihitung akhir berdasarkan jurnal penyesuaian.

B.            Masalah Dasar dalam Persediaan
1.      Barang dalam perjalanan
a)      F.O.B Shipping point adalah perpindahan hak milik barang dagang dari penjual dan pembeli. Maksudnya adalah syarat yang telah disepakati penjual antara pembeli. Yaitu hak milik barang menjadi milik pembeli pada saat penyerahan.
b)      F.O.B Destination hak milik berpindah dari jasa pengangkutan ke pembeli pada periode fiskal. Yaitu Syarat  yang telah disepakati penjual dan pembeli yaitu pada saat pengangkutan hak milik barang pada pembeli.
Namun, pada akhir periode harus memperlihatkan catatan pembelian.
2.      Barang konsinyasi
Adalah barang yang dikirim pihak pertama (Consignor) ke pihak kedua (Consignee) untuk dijual oleh pihak kedua.yaitu Adanya kesepakatan antara pihak pertama dan kedua untuk menyerahkan barang tanpa kewajiban apa pun kecuali menjaga barang tersebut.
Ayat jurnal barang konsinyasi yang diterima, tidak perlu dilakukan oleh pihak kedua.
3.       Perjanjian penjualan  Khusus
a)      Penjualan cicilan: penjualan yang dilakukan secara cicil. Oleh perusahaan,Karena dimungkinkan jumlah piutang tak tertagih besar. Dalam penjualan cicilan ini menahan hak legal kepemilikan atas barang. Catatan barang dijual di hapus dari persediaan apabila sudah dapat diestimasi dapat dikembalikan.
b)      Penjualan tingkat retur yang tinggi: adalah barang dagang yang dikembalikan dengan jumlah yang tinggi oleh pelanggan atau perusahaan lain dari penjualan dikarenakan adanya kerusakan pada barang dagang,salah pengiriman barang dan lain-lain yang dilakukan oleh perusahaan. Perlu, adanya pelaporan atas pengembalian barang dagang tersebut. Pelaporan dibuat dengan melakukan estimasi pengembalian barang dagang yang terjual.
Ilustrasi :
Pada tahun 2004 P.T wong pinter menjual mainan anak-anak kepada P.T wong bejo. Di informasi masa lalu tahun 2003 bahwa P.T Bejo mengembalikan barang tersebut 20% dari jumlah pembelian.
Maka, perusahaan melakukan penjurnalan untuk mengakui estimasi pengembalian persediaan.
c)      Penjualan dengan beli kembali: kadang perusahaan,tidak melaporkan kewajiban dari perjanjian pembelian kembali dengan pelanggan baik secara eksplisit maupun implisit.
Ilustrasi:
Ilustrasi P.T Angin Ribut menjual barang kepada P.T Mundur Terus. Untuk pembelian barang dagang tersebut P.T Mundur Terus meminjam dana untuk membeli barang dagang dari P.T Angin Ribut. Dan pada periode yang telah disepakati P.T Angin Ribut akan membeli kembali barang tersebut.

Intinya adalah pelaporan biaya yang ditanggung oleh P.T angin ribut untuk mempertahankan kepemilikan persediaan. Walaupun, secara legal milik P.T Mundur Terus.
4.      Pengaruh kesalahan Persediaan
adalah pos-pos yang dimasukan atau dikeluarkan dengan jumlah yang tidak benar. yaitu jumlah yang lebih dari jumlah sebenarnya, atau jumlah kurang dari jumlah yang sebenarnya. Sehingga, mempengaruhi harga pokok penjualan.
a)      Salah perhitungan persediaan akhir yakni, dimungkinkan dalam 2 keadaan. Keadaan pertama yaitu persediaan akhir yang lebih saji. ( persediaan yang jumlahnya lebih dari jumlah yang sebenarnya) sehingga berpengaruh ke Hpp yang kurang saji. Keadaan yang kedua adalah nilai persediaan akhir yang kurang saji (jumlahnya kurang dari nilai persediaan yang sebenarnya)  pengaruhnya pada Hpp yang lebih saji.
b)      Salah perhitungan pembelian: kesalahan pencatatan pembelian tertentu pada persediaan. maksudnya Yaitu perusahaan tidak mencantumkan pembelian barang tersebut pada persediaan. Sehingga, menyebabkan persediaan kurang saji. Namun tidak berpengaruh pada laba karena persediaan kurang saji dan pembelian kurang saji.

5.      Biaya yang harus dimasukkan dalam untuk perhitungan persediaan
a)        Biaya produk
Biaya-biaya yang ada di dalam produk yang dicatat sebagai persediaan. Seperti: biaya bahan baku,biaya tenaga kerja dan BOP. Yaitu seluruh biaya berhubungan dengan Produksi produk.
b)   Biaya periode
Biaya yang tidak tekait dengan persediaan seperti: biaya administrasi, biaya pemasaran. Jadi tidak dimasukan sebagai persediaan. Namun dilaporkan sebagai biaya periode.  Perlakuan atas diskon pembelian barang/bahan:pada pembelian barang dagangan pada pemasok atau perusahaan lain. Adanya diskon atas pembelian barang dagang dilaporkan dengan dua metode:
1)      Metode kotor
Diperoleh diskon dari pembelian barang dagang, dilaporkan di laba-rugi sebagai pengurang pembelian. Dan akun potogan pembelian/ diskon dilaporkan pada laba rugi.
2)      Metode bersih
Adanya perolehan diskon dari pembelian.
diskon yang diperoleh tidak dilaporkan dalam laba rugi. Namun, secara langsung mengurangi akun pembelian, yang dilaporkan hanya akun pembelian saja yang telah  dikurangi diskon tersebut.
Dalam masalah perhitungan persediaan, harus adanya identifikasi khusus.
1)      Identifikasi Khusus adalah: identifikasi pada seluruh barang/ bahan ke dalam  macam persediaan yang ada di perusahaan. Pemakaian metode identifikasi khusus ini dimungkinkan pada persediaan yang dimungkinkan secara fisik. Pemakaian metode  ini berdasarkan situasi yaitu pengidentifikasian barang dagang yang memiliki nilai yang tinggi dan jenis-jenisnya sedikit.
2)      Metode Perhitungan Persediaan
Biaya Rata-rata
a.       rata-rata Tertimbang (Perhitungan Periodik)
b.      rata-rata Bergerak ( Perhitungan Perpentual)
a)      FIFO (first in first out) perhitungan HPPdiperoleh berdasarkan Pembelian pertama kali, dan pembelian pertama kali itu juga yang dijual.
b)      LIFO (Last in first out) : 
1)      Jika memakai sistem Perpentual: Perhitungan HPP berdasarkan Penjualan dari pembelian barang yang terakhir dicatat sebagai HPP.
2)      Jika memakai Sistem Periodik: Penjualan barang/pemakaian bahan dari pembelian barang/bahan yang paling terakhir. Kemudian dicatat sebagai penjualan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar