Oleh : Yovi Citra Nengsih
METODE HARGA POKOK PESANAN
Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk
pesanan tertentu dan harga pokok produksi persatuan dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk
dalam pesanan yang bersangkutan.
- Karakteristik Metode
- proses pengolahan produk terjadi
secara terputus – putus. Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses
produksi dihentikan, dan mulai dengan pesanan berikutnya.
- produk dihasilkan sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian pesanan yang satu dapat
berbeda dengan pesanan yang lain.
- produksi ditujukan untuk memenuhi
pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan digudang.
·
Metode pengumpulan biaya
produksi
- perusahaan memproduksi produk
sesuai dengan spesifikasi pemesan.
- biaya produksi terdiri dari biaya
produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.
- biaya produksi langsung terdiri
dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, biaya produksi
tidak langsung disebut BOP
- harga
pokok produksi perunit dihitung pada saat pesanan selesai dengan formula :
Jumlah biaya produksi
Jumlah unit produksi
- Manfaat Informasi Harga Pokok
Produksi
- menentukan harga jual yang akan
dibebankan kepada pemesan
taksiran biaya produksi untuk
pesanan Rp
XXX
taksiran biaya nonproduksi yang dibebankan kpd pesanan Rp XXX +
taksiran total biaya pesanan Rp
XXX
laba yang diinginkan Rp
XXX +
taksiran harga jual yang
dibebankan kepada pemesan Rp
XXX
- mempertimbangkan penerimaan atau
penolakan pesanan
biaya produksi pesanan
taksiran biaya bahan baku Rp XXX
taksiran biaya tenaga kerja Rp XXX
taksiran BOP Rp
XXX +
taksiran total biaya produksi Rp XXX
biaya non produksi
taksiran biaya adm & umum Rp XXX
taksiran biaya pemasaran Rp
XXX +
taksiran
biaya non produksi Rp
XXX
taksiran total harga pokok pesanan Rp
XXX
- memantau realisasi biaya produksi
biaya bahan baku sesungguhnya Rp XXX
biaya tenaga kerja
sesungguhnya Rp
XXX
taksiran BOP sesungguhnya Rp
XXX +
total biaya biaya produksi sesungguhnya Rp XXX
- menghitung laba atau rugi bruto
tiap pesanan
harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp XXX
biaya produksi pesanan tertentu :
biaya bahan
baku sesungguhnya Rp
XXX
biaya TK
langsung sesungguhnya Rp
XXX
taksiran BOP Rp XXX +
total biaya produksi pesanan Rp
XXX _
laba bruto Rp
XXX
Pencatatan jurnal
Untuk mencatat biaya produksi dibentuk rekening control Barang Dalam
Proses. Rekening ini dibagi menurut unsure biaya produksi.
- pembelian bahan baku dan bahan
penolong
Persediaan Bahan Baku XXX
Kas/utang dagang XXX
Persediaan Bahan Penolong XXX
Utang/Kas XXX
- pemakaian bahan baku dan bahan
penolong
BDP – Biaya Bahan Baku XXX
Persediaan Bahan
Baku XXX
BOP – Sesungguhnya XXX
Persediaan Bahan
Penolong XXX
- pencatatan biaya tenaga kerja
ada 3 tahap
- mencatat biaya gaji dan upah
terutang
Biaya gaji & upah XXX
Utang gaji &
upah XXX
- distribusi gaji dan upah terutang
- Biaya tenaga kerja langsung (BTKL)
- Biaya tenaga kerja tidak langsung dicatat dalam BOP sesungguhnya
- Biaya tenaga kerja non produksi dicatat dalam biaya adm & umum
dan
biaya pemasaran
BDP BTKL XXX
BOP sesungguhnya XXX
Biaya adm & umum XXX
Biaya pemasaran XXX
Gaji & Upah XXX
- pembayaran gaji dan upah
Utang gaji & upah XXX
Kas XXX
- pencatatan BOP berdasarkan tariff
BDP BOP XXX
BOP yang dibebankan XXX
- pengumpulan BOP sesungguhnya
BOP sesungguhnya XXX
Akumulasi depre
mesin XXX
Akumulasi depre
gedung XXX
Persekot asuransi
dll XXX
- penutupan BOP dibebankan kpd BOP
sesungguhnya
BOP dibebankan XXX
BOP sesungguhnya XXX
- selisih BOP
Selisih BOP XXX
BOP sesungguhnya XXX
Jika laba, maka dibalik
BOP sesungguhnya XXX
Selisih BOP XXX
- mencatat persediaan produk selesai
Persediaan produk selesai XXX
BDP Biaya Bahan
Baku XXX
BDP BTKL XXX
BDP BOP XXX
- mencatat persediaan produk dalam
proses
Persediaan produk dalam proses XXX
BDP Biaya Bahan
Baku XXX
BDP BTKL XXX
BDP BOP XXX
- mencatat harga pokok produk yang
dijual
Harga Pokok Penjualan XXX
Persediaan produk
selesai XXX
- mencatat pendapatan penjualan
produk
Kas/Piutang XXX
Penjualan XXX
Contoh soal
Dalam bulan desember PT AJP mendapatkan pesanan barang A sebanyak
1500 buah. Harga yang dibebankan kepada pemesan sebesar Rp. 3.000 perbuah.
Dalam bulan yang sama mendapat pesanan barang B sebanyak 2000 buah, dengan
harga yang dibebankan kepada pemesan Rp. 1.000 per buah. Pada tanggal 3
desember perusahaan membeli bahan baku dan penolong. Bahan baku yang dibeli Rp.
5.475.000, dipakai produk A Rp. 1.350.000, dan produk B Rp 4.125.000. bahan
penolong yang dibeli Rp. 470.000 yang dipakai Rp. 300.000. upah langsung barang
A Rp. 900.000, upah langsung barang B Rp. 5.000.000. upah tidak langsung Rp.
3.000.000. gaji karyawan administrasi Rp. 4.000.000, gaji bagian pemasaran Rp.
7.500.000. biaya depresiasi mesin Rp. 1.500.000, biaya depresiasi gedung Rp.
2.000.000, biaya asuransi Rp. 700.000. biaya pemeliharaan mesin Rp. 1.000.000,
biaya pemeliharaan gedung Rp. 500.000. tariff BOP yang dibebankan 150% dari
BTKL. Buat jurnal yang diperlukan.
Jenis biaya
|
A
|
B
|
Total
|
BBB
BTKL
BOP
|
1.350.000
900.000
1.350.000
|
4.125.000
5.000.000
7.500.000
|
5.475.000
5.900.000
8.850.000
|
Total
|
3.600.000
|
16.625.000
|
20.225.000
|
1. persediaan bahan
baku Rp. 5.475.000
Utang
dagang Rp.
5.475.000
2. Persediaan bahan
penolong Rp. 470.000
Utang
dagang Rp. 470.000
3. BDP BBB Rp.
5.475.000
Persediaan bahan
baku Rp. 5.475.000
4. BOP sesungguhnya Rp. 300.000
Persediaan
bhn penolong Rp.
300.000
5. Gaji & Upah Rp. 20.400.000
Utang
gaji & upah Rp.
20.400.000
6. BDP BTKL Rp.
5.900.000
BOP sesungguhnya Rp. 3.000.000
Biaya adm &
umum Rp. 4.000.000
Biaya pemasaran Rp. 7.500.000
Gaji
& upah Rp.
20.400.000
7. Utang gaji &
upah Rp.
20.400.000
Kas Rp.
20.400.000
8. BDP BOP Rp.
8.850.000
BOP
dibebankan Rp.
8.850.000
9. BOP sesungguhnya Rp. 5.700.000
Akum
depre mesin Rp.
1.500.000
Akum
depere gedung Rp.
2.000.000
Persekot
asuransi Rp. 700.000
Biaya
pemeliharaan mesin Rp.
1.000.000
Biaya
pemeliharaan gedung Rp. 500.000
10. BOP yang dibebankan Rp. 8.850.000
BOP
sesungguhnya Rp.
8.850.000
11. Selisih BOP Rp. 150.000
BOP
sesungguhnya Rp. 150.000
12. Persediaan produk
selesai Rp. 3.600.000
BDP BBB Rp.
1.350.000
BDP
BTKL Rp. 900.000
BDP BOP Rp.
1.350.000
13. Misal
pesanan B pada akhir periode belum selesai
Persediaan
prod dlm proses Rp. 16.625.000
BDP
BBB Rp.
4.125.000
BDP BTKL Rp.
5.000.000
BDP BOP Rp.
7.500.000
14. Harga pokok penjualan Rp. 3.600.000
Persd.
Produk selesai Rp.
3.600.000
15. Piutang dagang Rp. 4.500.000
Hasil
penjualan Rp.
4.500.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar