By Briyan Efflin Syahputra
BAB III
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Identifikasi
Peluang Usaha
Alasan pemilihan untuk pengembangan
usaha perternakan sapi :
o
Pemenuhan kebutuhan
daging sapi yang belum maksimal
Saat ini pemenuhan akan kebutuhan daging
sapi di Indonesia masih sangat kurang. Hal ini disebabkan karena sapi-sapi yang
terdapat di Indonesia belum mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dapat
dilihat dari kondisi sapi lokal di Indonesia
yang memiliki kondisi fisik yang lebih kecil
dibandingkan sapi-sapi yang terdapat di negara
lain, seperti sapi Limosin. Kondisi seperti ini sangat mengkhawatirkan karena daging
sapi merupakan salah satu jenis makanan yang digemari oleh masyarakat.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menangani hal tersebut, seperti melakukan
impor sapi jenis
Limosin, Brahman dan Simentil. Akan tetapi usaha tersebut belum memenuhi kebutuhan daging
sapi di Indonesia.
o
Ketergantungan akan
daging sapi impor
Salah satu usaha yang selalu dilakukan
pemerintah Indonesia untuk memenuhi kebutuhan daging sapi adalah
dengan mengimpor sapi yang
memiliki kondisi fisik lebih besar dibandingkan sapi lokal sehingga kebutuhan daging
sapi di Indonesia dapat terpenuhi.
Menurut kami usaha yang telah dilakukan pemerintah sudah baik, namun
belum bisa maksimal. Ketika kondisi seperti
ini terjadi, maka kebutuhan daging sapi di Indonesia yang tinggi tidak dapat
terpenuhi dengan baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan
mengembangbiakan sapi-sapi jenis impor itu didalam negeri. Akan tetapi untuk
mengembangbiakannya
sendiri iklim Indonesia tidak mendukung,
serta untuk mengembangkan
sapi-sapi yang dapat menghasilkan daging banyak diperlukan berbagai cara,
seperti dengan memperhatikan pakan yang diberikan supaya dapat mempercepat
proses penggemukan sapi impor itu sendiri.
o
Penggemukan Ternak
Sapi
Budidaya penggemukan ternak
sapi potong mayoritas masih menggunakan pola tradisional dan skala usaha
sampingan. Hal ini dikarenakan besarnya investasi bila dijalankan secara besar
dan modern, dalam skala usaha kecil pun budidaya penggemukan ternak sapi potong
akan memperoleh keuntungan yang baik bila dijalankan dengan prinsip budidaya
modern. Dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) akan membantu
budidaya penggemukan ternak sapi potong baik untuk skala usaha besar maupun
kecil.
Penggemukan sapi potong yaitu
memelihara sapi dewasa dalam keadaan kurus dengan ditingkatkan berat badannya
melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan).
o
Persaingan yang masih
sedikit
Usaha budidaya sapi saat ini
sudah berkembang di seluruh kota Indonesia, namun banyak di antara mereka masih
menggunakan budidaya tradisional, sedangkan untuk mengembangbiakan sapi dengan
cara modern yang tergolong sedikit. Maka dari itu kelompok kami melihat peluang
yang besar dalam usaha ternak ini. Dengan mengusung prinsip K-3 (Kuantitas,
Kualitas dan Kesehatan) kami ingin menjadi salah satu pendorong budidaya dengan
cara modern dan menjadi motivasi atas munculnya pengusaha-pengusaha lain.
o
Alternatif produk yang
dihasilkan
Selain menghasilkan daging
untuk dikonsumsi, sapi-sapi tersebut juga dapat menghasilkan produk-produk lain
yang menghasilkan laba. Sebagai contoh kulit dan tanduk sapi yang diambil
dagingnya dapat digunakan bahan dasar kerajinan tangan. Sedangkan kotoran sapi
dapat dimanfaatkan sebagai biogas untuk kompor.
B.
Penerapan
Kelayakan Usaha
a) Analisis
Kelayakan Teknik
Peternakan sapi moo moo menggunakan kelaykan teknik K-3 (
Kuantitas, Kualitas, Kesehatan), perkandangan dan pakan. Dengan menggunakan
teknik tersebut peternakan sapi ini mempunyai jumlah jenis sapi impor yang
bervariasi, yaitu jenis sapi simental, sapi brahman, dan limosin. Kualitas sapi di peternakan ini memiliki
kualitas daging yang baik karena pakan yang diberikan merupakan pakan dalam
bentuk kering dan vitamin tambahan dari produk NASA sehingga daging yang
dihasilkan mengandung sedikit lemak. Kesehatan di perternakan sapi ini tergaja
dikarenakan dari segi kandang memiliki ukuran 2.5m x 1.5m. Tipe ini dapat
membantu membersihkan kandang secara keseluruhan dan memacu pertumbuhannya
lebih besar, sehingga produksi daging tidak hilang karena sapi banyak gerak.
b) Analisis
Peluang Pasar
Pada saat ini kebutuhan daging di pasaran Indonesia masih
besar sekali peluangnya karena masyarakat membutuhkan daging, namun persediaan
daging belum mencukupi. Peternak sapi saat ini masih memakai sistem peternakan
tradisional yang menggunakan pakan 100% rumput yang berakibat perkembangan
berat sapi sangat lambat. Dengan peluang pasar yang besar kami beralasan
membuat peternakan dengan sistem modern yang membuat pertumbuhan berat daging
sapi cepat dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan daging masyarat.
c) Analisis
Kelayakan Keuangan
Analisis finansial dilakukan untuk melihat kelayakan
penggemukan ternak sapi potong melalui modal
kelompok karena usaha sapi ini dimiliki oleh kelompok dengan modal awal 30
juta di awal. Diharapkan memperoleh keuntungan bersih 10
juta /bulan. Dengan melihat perkembangan peternakan sapi
dalam periode 6 bulan, kelompok kami akan menambahkan modal. Jika dalam 6
periode menurun maka kami tidak akan menambahkan modal.
Dengan pembelian sapi seberat 200kg seharga 40.000/kg
maka jumlah satu ekor sapi sebesar 8 juta. Diharapkan satu ekor sapi berat badan naik satu
kilo maka keuntungan satu hari 40.000 dengan biaya makan 20.000 karena makan
dan pertumbuhan berat bedan berasio 1:1
d) Analisis
Kemampuan Organisasi
Untuk mengasah kemampuan dan memperluas wawasan dalam usaha peternakan
sapi ini kelompok kami telah mengikuti berbagai seminar yang berhubungan dengan
budidaya ternak sapi tersebut, selain mengikuti seminar kami berkonsultasi dan
bertukar pikiran dengan beberapa pengusaha yang lebih dahulu berkecimbung dalam
bisnis ini.
e) Analisis
Persaingan
Usaha yang mengembangbiakan sapi dengan sistem modern
masih tergolong sedikit pesaingnya. Meskipun demikian kami berusaha membuat
usaha peternakan kami memiliki kelebihan yang belum tentu dimiliki oleh
peternakan lain seperti dalam aspek pangan, kandang dan pengelolaan limbah
kotoran sapi.
BAB II
ASPEK PRODUKSI
A.
Peralatan
dan Perlengkapan
No
|
Nama
barang
|
Kuantitas
|
1
|
Ember
|
4 buah
|
2
|
Cangkul
|
2 buah
|
3
|
Gerobak
|
2 buah
|
4
|
Tali tambang
|
100 meter
|
5
|
Timbangan sapi
|
1 buah
|
6
|
Mesin pemotong singkong
|
1 buah
|
7
|
Kandang
|
20 tempat
|
B.
Pakan
Ternak
Proses
produksi pakan untuk sapi dalam bulan
No
|
Nama
barang
|
Kuantitas
|
1
|
Singkong
|
120 kg
|
2
|
Kulit kacang
|
120 kg
|
3
|
POC NASA(500cc)
|
1 botol
|
4
|
Ampas tahu
|
30 botol
|
5
|
Jerami fermentasi
|
¼ truck
|
6
|
Konsentrat Sapi
|
90 kg
|
C.
Distribusi
Penjualan
pertanakan sapi moo moo dilaksanakan dengan pelanggan memesan dan datang ke
peternakan sapi ini. Pelangan peternakan sapi biasanya dari perusahaan sapi
potong dan pelanggan langsung. Promosi yang digunakan peternakan sapi moo mooo dengan
mempunyai blog, twitter, facebook, iklan, dan penyebaran pamflet tersebar
ditempat strategis. Sehinggan pelanggan mendapatkan informasi peternakan sapi
moo moo dengan mudah.
BAB III
ASPEK PEMASARAN
A.
Produk
Sapi ternak yang kami jual adalah peranakan sapi impor
yaitu sapi Brahman, Limosin dan Simental yang dikelola dengan cara modern. Pakan yang diberikan
memiliki standar modern yang memenuhi prinsip K-3 sehingga konsumen merasa puas
dengan produk Moo Moo.
B.
Price
Harga yang ditawarkan untuk
penjualan sapi ini yaitu 40.000/kg dengan kondisi sapi yang masih hidup.
C.
Place
Lokasi peternakan berada di Nglebeng
RT 02, Tamanan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Untuk calon
pembeli bisa langsung mengunjungi peternakan untuk
melihat dan memilih sapi yang diinginkan.
D.
Promotion
Dalam melakukan
kegiatan promosi, ada beberapa cara dan strategi yang dilakukan untuk
mempromosikan dan memasarkan agar dapat dikenal oleh konsumen melalui beberapa
cara :
1. Social Networking
Berkembangnya jaringan internet saat ini memberi
kemudahan untuk mempromosikan produk kami. Kami memanfaatkan Social Networking seperti blog, twitter dan facebook. Disini kami mempunyai admin-admin
yang siap menjawab pertanyaan-pertanyaan dari calon pembeli.
2. Word of Mouth
Dari mulut ke
mulut.
3. Iklan (pamflet, banner dan spanduk)
BAB IV
ASPEK KEUANGAN
A.
Sumber
Modal
Usaha yang akan di dirikan
ini merupakan usaha yang bersifat kelompok, sehingga modal yang didapatkan
berasal dari modal bersama.
Sumber modal
|
Jumlah
|
1. Ariyady
rianto
2. Briyan
Efflin Syahputra
3. Yanuar
Ardy
4. Achmad
al hakim
5. Lalu
adian wiguna
6. Andre
prakasa
7. Rindhi
Marverissa
8. Tanyana
Clara Nur Ayu
9. Nurike
Rahma Yunia
|
Rp
30.000.000,-
Rp 30.000.000,-
Rp 30.000.000,-
Rp 30.000.000,-
Rp 30.000.000.-
Rp 30.000.000.-
Rp 30.000.000.-
Rp 30.000.000.-
Rp 30.000.000.-
|
TOTAL
|
Rp
270.000.000,-
|
B.
Proses
Produksi/Identifikasi Kebutuhan
Keterangan
|
Rincian
|
1.
Membeli
pakan ternak
|
1.
Singkong
(120 kg)
2.
Kosentrat
sapi (90 Kg)
3.
Kulit
kacang (120 Kg)
4.
Jerami
fermentasi (1/4 Truk)
5.
POC
NASA (1 botol)
6.
Ampas
Tahu (30 Kg)
|
2. Membeli peralatan dan perlengkapan produksi
|
1.
Ember (4 buah)
2.
Cangkul (2 buah)
3.
Gerobak (2 buah)
4.
Tali tambang (10 meter)
5.
Timbangan Sapi (1 buah)
6.
Mesin potong singkong (1 buah)
7.
Kandang
(20 kandang)
|
4. Biaya promosi
|
1.
Pamflet
(1000 lembar)
2.
Banner
(2 buah)
3.
Spanduk
(3 buah)
|
C.
Analisis
Harga Pokok Penjualan
Pembelian Sapi
Nama Barang
|
Jumlah
|
Berat (kg)
|
Harga per kg
|
Harga per Ekor
|
Jumalah Harga
|
Sapi
|
20
|
200 kg
|
Rp 40.000,-
|
Rp 8.000.000,-
|
Rp 160.000.000,-
|
TOTAL
|
Rp 160.000.000,-
|
Pembuatan kandang
No
|
Nama Barang
|
Jumlah Barang
|
Harga Satuan
|
Jumlah Harga
|
1
|
Kandang
|
20 tempat
|
Rp 5.000.000,-
|
Rp 100.000.000,-
|
TOTAL
|
Rp 100.000.000,-
|
Biaya Tetap
No
|
Nama Barang
|
Jumlah Barang
|
Harga Satuan
|
Jumlah Harga
|
1
|
Ember
|
4 buah
|
Rp 5.000,-
|
Rp
20.000,-
|
2
|
Cangkul
|
2 buah
|
Rp
40.000,-
|
Rp
80.000,-
|
3.
|
Gerobak
|
2 buah
|
Rp
70.000,-
|
Rp
140.000,-
|
4
|
Tali tambang
|
10 meter
|
Rp
10.000,-
|
Rp
100.000,-
|
5
|
Timbangan Sapi
|
1 Buah
|
Rp
500.000,-
|
Rp
500.000,-
|
6
|
Mesin potong
singkong
|
1 buah
|
Rp
1.500.000,-
|
Rp
1.500.000,-
|
7
|
Gaji
karyawan/bln
|
2 orang
|
Rp
600.000,-
|
Rp
1.200.000,-
|
TOTAL
|
Rp
3.540.000,-
|
Biaya Produksi
Biaya produksi yang
di keluarkan dalam 1 bulan untuk 1 Ekor sapi
No
|
Nama Barang
|
Jumlah
Barang
|
Harga
Satuan
|
Jumlah
Harga
|
1
|
Singkong
|
120 kg
|
Rp 700,-/ 1 kg
|
Rp
84.000,-
|
2
|
Kulit
kacang
|
120 kg
|
Rp 500,- / 1 kg
|
Rp
60.000,-
|
3
|
POC
NASA
|
1
Botol
|
Rp 31.000,- / 500 cc
|
Rp 31.000,-
|
4
|
Ampas
Tahu
|
30 kg
|
Rp 10.000,- / 1 kg
|
Rp
30.000,-
|
5
|
Jerami
fermentasi
|
1/4
Truck
|
Rp
500.000,- / 1 truck
|
Rp
125.000,-
|
6
|
Kosentrat
sapi
|
90 kg
|
Rp 3.000,- / 1 kg
|
Rp
270.000,-
|
TOTAL
|
Rp
600.000,-
|
BIAYA TOTAL
Biaya total = biaya pembelian sapi + biaya kandang sapi +
biaya tetap + biaya produksi
= Rp 160.000.000,- + 100.000.000,- + Rp
3.540.000,- + 600.000,-
= Rp
264.440.000,-
HPP ( harga pokok pembelian ) =
Pembelian sapi
=
Rp 160.000.000,-
D.
Analisis
BEP
Kenaikan
berat badan sapi dalam satu hari rata-rata naik 1 kg per ekor sapi, sehingga
kenaikan dalam sebulan adalah 30 kg. Dalam usaha ini memiliki 20 ekor sapi.
Dengan harga Rp 40.000,- / kg , dalam 1 ekor sapi memperolah 30 kg x Rp
40.000,- = Rp 1.200.000,- . Sehingga harga jual per 1 ekor sapi adalah Rp
8.000.000,- + Rp 1.200.000 = Rp 9.200.000
BEP (
break even point)
BEP dalam Rupiah =
Biaya tetap / ( Kontribusi Margin per ekor : harga per
ekor)
= 16.540.000,- / ( Rp
600.000,- : Rp 9.200.000,- )
= Rp 253.680.000,-
BEP dalam unit = Biaya
Tetap / (
harga per ekor – biaya variable per
ekor )
= 16.540.000 / ( Rp
1.200.000,- – Rp 600.000,-)
=
28 Ekor
Jadi, BEP tercapai ketika Penjualan Mencapai 28 ekor
atau penjualan mencapai nilai Rp 253.680.000,- . Itulah tadi cara menghitung
BEP usaha secara sederhana. Titik BEP ini bisa bergeser karena terjadi
1.
Perubahan harga jual per unit
2. Perubahan biaya variabel
3. Perubahan biaya tetap
4. Perubahan komposisi sales mix
2. Perubahan biaya variabel
3. Perubahan biaya tetap
4. Perubahan komposisi sales mix
E.
Analisis
Harga Pasar
Target Pasar
Potensi
usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Pasar
yang paling potensial untuk daging sapi adalah kota-kota besar seperti Bandung,
Jakarta, dan wilayah Bodetabek. Namun demikian jumlah produksi tersebut masih
belum memenuhi permintaan untuk pasar lokal sekalipun. Sehingga dalam rencana
usaha ternak penggemukan sapi potong ini ditargetkan untuk mengisi kebutuhan
pasar sapi bakalan dan sapi siap potong untuk rumah potong hewan (RPH).
Kebutuhan dan Proyeksi Pasar
Peluang peningkatan bisnis ternak
sapi untuk pasar domestik sangat terbuka luas. Ternak sapi secara periodik
memiliki permintaan yang tinggi yaitu menjelang Hari Raya Kurban. Selain itu
ternak sapi juga dapat dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi daging
harian.
Target pemasaran sapi bakalan
penggemukan adalah perusahaan feedlot sapi potong berskala besar, yang telah
bermitra dan telah meminta untuk di supply adalah PT. PMU Bogor, PT.
Karyana-Sukabumi, dan PT Agrisatwa-Tangerang, dengan total permintaan 3000
ekor/bulan.
Untuk sapi siap potong, targetnya
adalah beberapa RPH, yang cukup intens adalah RPH Cibinong, RPH Cilangkap, RPH
Sawangan, H. dan RPH Tapos Depok, dengan total permintaan 1500 ekor/bulan.
Sehingga total kebutuhan mitra konsumen sejumlah 4500 ekor/bulan.
ANALISIS SWOT
Kekuatan
|
1. Sapi yang dihasilkan relatif lebih kebal
terhadap berbagai macam penyakit.
2. Dengan periode waktu yang singkat dapat
menghasilkan massa daging yang lebih.
3.
Periodisasi penjualan lebih cepat.
4. Dengan perawatan yang relatif sama tetapi
menghasilkan daging yang lebih berkualitas
|
Kelemahan
|
1. Beberapa bahan baku pakan relatif
tidak
mudah untuk ditemukan.
2. Segmentasi pasar yang relatif sempit
3. Belum banyak vendor yang menyediakan jenis
bakalan sapi yang kita inginkan.
|
Peluang
|
1. Kebutuhan daging sapi dalam negeri
yang masih defisit.
2. Belum banyak persaingan.
3. Kebutuhan pasar dalam negeri dan luar negeri
yang terus meningkat.
|
Ancaman
|
1.
Jenis usaha mudah untuk ditiru.
2.
Permodalan yang relatif besar
3.
Ancaman iklim lingkungan dan penyakit
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar