Suatu perusahaan yang telah berjalan
tidak boleh tidak memonitor kegiatannya dan hasilnya. Manajemen harus mempunyai
pandangan dan sikap yang profesional untuk memajukan atau meningkatkan hasil
yang telah dicapainya. Pandangan dan sikap tersebut di atas dinyatakan dalam
kesibukan manajemen untuk selalu melihat, meneliti, menganalisa dan mengambil
keputusan atas laporan-laporan yang telah sampai ke atas meja mereka. Laporan
tersebut yang digunakan sebagai dasar keputusannya baik untuk mengendalikan
atau mengarahkan biasanya berbentuk meringkas kejadian yang paling terakhir
terjadi dan kondisi perusahaan. Unit/satuan pengukurannya tidak hanya
menggunakan rupiah tetapi juga satuan jam kerja, satuan berat, penggunaan
karyawan atau ukuranyang lain yang diperlukannya. Di samping laporan
berfungsi untuk mengendalikan dan mengarahkan, laporan juga mempunyai arti
untuk menilai apakah kebijaksanaan perusahaan yang telah ditentukan dijalankan,
apakah kondisi keuangannya sehat, kegiatan penjualannya menguntungkan dan
hubungan antar bagian, atau departemen berlangsung harmonis.
Apakah jaminan manajemen bahwa
laporan-laporan tersebut bisa tepat waktu, membuat penjelasan yang diperlukan,
teliti dan benar atau dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Hanya dengan
pemeriksaan yang terus berkesinambungan dan di analisa, laporan dan
catatan-catatan dari mana laporan di atas didapat, manajemen dapat meletakkan
kepercayaannya terhadap laporan yang akan digunakan diperlukan itu. Pemeriksaan
terus-menerus dan analisa laporan dan catatan-catatan sering disebut
pengendalian intern. Sistem pengendalian intern akan menghasilkan laporan yang
dikehendaki manajemen di atas, dalam arti yang tegas, dan sistem tersebut akan
: (a) mengamankan sumber dari pemborosan, kecurangan, dan ketidah efesienan,
(b) meningkatkan ketelitian dan dapat dipercayainya data akutansi, (c)
mendorong ditaati dan dilaksanakannya kebijakan perusahaan, (d) meningkatkan
efisiensi. Sistem pengendalian intern tersebut akan berada dan mempengaruhi
semua kegiatan perusahaan. Ini meliputi metode-metode dimana manajemen atas
akan memberi delegasi atau wewenang dan memberi tanggung jawab untuk fungsi
pembelian, penjualan produksi dan akuntansi. Dalam akuntansi, SPI yang berlaku
dalam perusahaan/entitas merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan
keuangan yang dihasilkan oleh entitas tersebut. Oleh karena itu dalam
memberikan pendapat atas kewajaran laporan yang di auditnya, Auditor meletakkan
kepercayaan atas efektivitas SPI dalam mencegah terjadinya kesalahan yang
material dalam proses akuntansi.
STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
1. Arti Pentingnya Struktur
Pengendalian Intern
Arti pentingnya struktur
pengendalian intern (SPI) bagi manajemen dan auditor independen sudah lama
diakui dalam profesi akuntasi, dan pengakuan tersbut semakin meluas dengan
alasan :
- Semakin
luas lingkup dan ukuran perusahaan mengakibatkan di dalam banyak hal
manajemen tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara
pribadi terhadap jalannya operasi perusahaan. Manajemen hanya harus
mempercayai berbagai laporan dan hasil analisis mengenai keefektifan
operasinya. Sedangkan tanggung jawab yang utama untuk menjaga keamanan
harta milik perusahaan dan untuk mencegah kesalahan-kesalahan dan
ketidakberesan terletak di tangan manajemen.
- Pengecekan
dan review yang melekat pada system pengendalian intern yang baik akan
dapat melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan
kekeliruan dan penyimpangan yang akan terjadi.
- Di lain
pihak, adalah tidak praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan
secara menyeluruh atau secara detail untuk hamper semua transaksi
perusahaan di dalam waktu dan biaya yang terbatas.
Oleh karena itu bagi manajemen mempertahankan terus
adanya struktur pengendalian intern (SPI) termasuk struktur pelaporan yang baik
adalah sangat diperlukan agar dapat melepaskan, menyerahkan atau mendelegasikan
wewenang dan tanggung jawabnya dengan tepat.
2. Pengertian Struktur
Pengendalian Intern
Pengertian Struktur Pengendalian Intern menurut
Mulyadi adalah “Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi metode
dan prosedur yang dikoordinasikan dan diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan
untuk mengamankan harta milik perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan
data akuntansinya, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan menurut Bodnar and Hopwood, Struktur
Pengendalian Intern adalah “kebijakan dan prosedur untuk menyediakan jaminan
yang memadai bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai.”
Secara umum, Pengendalian Intern merupakan bagian dari
masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan
operasional perusahaan atau organisasi tertentu.
Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan
kumpulan dari pengendalian intern yang terintegrasi, berhubungan dan saling
mendukung satu dengan yang lainnya.
Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan
sebagai suatu proses yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan
management secara keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan
tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga kategori,
yaitu :
a) Keefektifan dan
efisiensi operasional perusahaan
b) Pelaporan Keuangan
yang handal
c) Kepatuhan terhadap
prosedur dan peraturan yang diberlakukan
Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif
apabila ketiga kategori tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai, yaitu dengan
kondisi :
- Direksi
dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan,
dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga
kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset)
perusahaan.
- Laporan
Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang
meliputi laporan segmen maupun interim.
- Prosedur
dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah ditaati dan
dipatuhi dengan semestinya.
3. Struktur Pengendalian
Intern
Sruktur pengendalian intern terdiri dari 5 (lima)
komponen, yaitu :
(1) Lingkungan Pengendalian
Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain
yang secara umum dapat memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai
Etika, Kompetensi personil perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional,
cara manajemen di dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan
mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.
Kunci lingkungan pengendalian adalah:
- Integritas
dan Etika
- Komitmen
terhadap Kompetensi
- Struktur
Organisasi
- Pendelegasian
Wewenang dan Tanggung Jawab
- Praktik
dan Kebijakan Sumber Daya Manusia yang Baik
(2) Penilaian Resiko
Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan
terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai penentuan “bagaimana resiko dinilai
untuk kemudian dikelola”. Komponen ini hendaknya mengidentifikasi resiko baik
internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai. Sebelum melakukan penilain
resiko, tujuan atau target hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan dikaitkan
sesuai dengan level-levelnya.
Langkah-langkah dalam penaksiran risiko adalah sebagai
berikut:
- Mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi risiko
- Menaksir
risiko yang berpengaruh cukup signifikan
- Menentukan
tindakan yang dilakukan untuk me-manage risiko
(3) Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan
manajemen hendaknya dilaksanakan. Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan
dengan menembus semua level dan semua fungsi yang ada di perusahaan.
Aktivitas pengendalian meliputi:
- Pemisahan
fungsi/tugas/wewenang yang cukup
- Otorisasi
traksaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai
- Pendokumentasiaan
dan pencatatan yang cukup
- Pengendalian
secara fisik terhadap aset dan catatan
- Evaluasi
secara independen atas kinerja
- Pengendalian
terhadap pemrosesan informasi
- Pembatasan
akses terhadap sumberdaya dan catatan
(4) Informasi dan Komunikasi
Menampung kebutuhan perusahaan di dalam
mengidentifikasi, mengambil, dan mengkomukasikan informasi-informasi kepada
pihak yang tepat agar mereka mampu melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam
perusahaan (organisasi), Sistem informasi merupakan kunci dari komponen
pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian eksternal, aktifitas, dan
kondisi maupun prasyarat hendaknya dikomunikasikan agar manajemen memperoleh
informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil, dan untuk
tujuan pelaporan eksternal.
(5) Pengawasan
Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen
dan personil di dalam perusahaan. Ini merupakan kerangka kerja yang
diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam perusahaan (organisasi),
juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas umum manajemen dan
aktivitas supervise. Adalah penting bahwa defisiensi pengendalian intern
hendaknya dilaporkan ke atas. Dan pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan
kepada manajemen puncak dan dewan direksi, hal ini meliputi :
- Mengevaluasi
temuan-temuan, reviu, rekomendasi audit secara tepat.
- Menentukan
tindakan yang tepat untuk menanggapi temuan dan rekomendasi dari audit dan
reviu.
- Menyelesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan tindakan yang digunakan untuk
menindaklanjuti rekomendasi yang menjadi perhatian manajemen.
Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya,
sehingga dapat memberikan kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon
perubahan kondisi secara dinamis. Sistem Pengendalian Internal terjalin dengan
aktifitas opersional perusahaan, dana akan lebih efektif apabila pengendalian
dibangun ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi bagian yang
paling esensial dari perusahaan (organisasi).
4. Pemahaman Struktur
Pengendalian Intern
Langkah pertaman dalam metodologi untuk memenuhi
standar pekerjaan lapangan, yang kedua adalah memperoleh pemahaman SPI untuk
perencanaan audit. Untuk tujuan perencanaan audit, pemahaman yang harus
diperoleh meliputi:
- Perencanaan
(design) kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan masing-masing elemen
struktur pengendalian
- Penerapan
dalam operasi atau kegiatan perusahaan sehari-hari.
Pemahaman struktur pengendalian intern akan digunakan
oleh auditor untuk :
- Identifikasi
type atau jenis salah saji yang potensial
- Mempertimbangkan
factor-faktor yang mempengaruhi resiko salah saji yang material
- Merancang
pengujian subtantif
Prosedur pemahaman pengendalian intern dalam arti
penilaian secara kritis terhadap kelemahan dan kebaikan struktur pengendalian
intern yang berlaku dapat dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut :
1) Melakukan review
pendahuluan atau memahami pengendalian intern yang diterapkan manajemen, serta
menentukan potensi dapat dipercayanya pengendalian intern tersebut
2) Mendokomentasi hasil
pemahaman
3) Melakukan pengamatan
transaksi secara sepintas
4) Identifikasi dapat
tidaknya pengendalian tersebut diandalkan atau dipercaya
5) Menentukan pengaruh
SPI terhadap pengujian subtantif
Sifat, saat dan luasnya prosedur yang dipilih auditor
untuk memperoleh pemahaman akan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas
entitas, pengalaman sebelumnya dengan entitas, sifat pengendalian khusus yang
terkait, dan sifat dokumentasi pengendalian khusus yang diselenggarakan oleh
entitas. Apakah suatu pengendalian telah dioperasikan adalah berbeda dari
efektivitas operasinya. Dalam memperoleh pengetahuan tentang apakah
pengendalian telah dioperasikan, auditor menentukan bahwa entitas telah
menggunakannya. Di lain pihak, efektivitas operasi, berkaitan dengan bagaimana
pengendalian tersebut diterapkan, konsistensi penerapannya, dan oleh siapa
pengendalian tersebut diterapkan.
Kesimpulan
- Dalam
akuntansi, SPI yang berlaku dalam perusahaan/entitas merupakan faktor yang
menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas
tersebut. Oleh karena itu dalam memberikan pendapat atas kewajaran laporan
yang di auditnya, Auditor meletakkan kepercayaan atas efektivitas SPI
dalam mencegah terjadinya kesalahan yang material dalam proses akuntansi.
- Pengendalian
intern merupakan suatu proses-yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen, dan personel lain entitas-yang didesain untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini :
(a) keandalan pelaporan keuangan,(b) efektivitas dan efisiensi operasi,
dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
- Arti
pentingnya SPI bagi manajemen dan auditor independen: karena : manajemen
tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara pribadi
terhadap jalannya perusahaan., Pengecekan dan review yang melekat pada
sistem pengendalian intern yang baik dapat akan pula melindungi dari
kelemahan manusia dan mengurangi kekeliruan dan penyimpngan yang akan
terjadi, tidak praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan secara
menyeluruh atau secara detail untuk hampir semu transaksi perusahaan dalam
waktu dan biaya terbatas.
- Pemahaman
auditor tentang struktur pengendalian intern yang berkaitan dengan suatu
asersi adalah untuk digunakan dalam kegiatan: mungkin atau tidaknya audit
dilaksanakan, salah saji material yang potensial dapat terjadi, risiko
deteksi, perancangan pengujian substantif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar