Oleh : Yovi Citra Nengsih S.kom
PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
A. Definisi
Citra
Citra (image) adalah gambar pada bidang 2 dimensi. Citra
(ditinjau dari sudut pandang matematis) adalah fungsi yang kontinu dari
intensitas cahaya pada bidang 2 dimensi. Sumber cahaya menerangi
objek,dipantulkan kembali dan di tangkap oleh alat-alat optik disebut Citra
B. Definisi Pengolahan Citra
Pengolahan Citra adalah memproses suatu citra sehingga
menghasilkan citra yang sesuai dengan keinginan kita atau kualitasnya menjadi
lebih baik. Umumnya, operasi-operasi pengolahan citra diterapkan pada citra
bila :
Ø Perbaikan atau modifikasi citra untuk
meningkatkan kualitas visual atau menonjolkan beberapa aspek informasi yang
terkandung dalam citra.
Ø Elemen di dalam citra perlu di kelompokkan,
dicocokkan atau diukur.
Ø Sebagian citra perlu di gabung dengan bagian
citra yang lain.
Sedangkan
Pengolahan citra digital merupakan proses yang bertujuan untuk memanipulasi
dan
menganalisis citra dengan bantuan komputer. Pengolahan citra digital dapat
dikelompokkan dalam dua jenis kegiatan :
Ø Memperbaiki
kualitas suatu gambar, sehingga dapat lebih mudah diinterpretasi oleh mata
manusia.
Ø Mengolah
informasi yang terdapat pada suatu gambar untuk keperluan pengenalan objek
secara otomatis.
Bidang aplikasi kedua yang sangat erat hubungannya dengan
ilmu pengetahuan pole (pattern recognition) yang umumnya bertujuan mengenali
suatu objek dengan cara mengekstrak informasi penting yang terdapat pada suatu
citra. Bila pengenalan pola dihubungkan dengan pengolahan citra, diharapkan
akan terbentuk suatu sistem yang dapat memproses citra masukan sehingga citra
tersebut dapat dikenali polanya. Proses ini disebut pengenalan citra atau image
recognition. Proses pengenalan citra ini sering diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Pengolahan citra dan pengenalan pola menjadi bagian dari
proses pengenalan citra. Kedua aplikasi ini akan saling melengkapi untuk
mendapatkan ciri khas dari suatu citra yang hendak dikenali. Secara umum
tahapan pengolahan citra digital meliputi akusisi citra, peningkatan kualitas
citra, segmentasi citra, representasi dan uraian, pengenalan dan interpretasi.
1. Akusisi
citra
Pengambilan data dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
media seperti kamera analog, kamera digital, handycamp, scanner, optical reader
dan sebagainya. Citra yang dihasilkan belum tentu data digital, sehingga perlu
didigitalisasi.
2. Peningkatan
kualitas citra
Pada tahap ini dikenal dengan pre-processing dimana dalam
meningkatkan kualitas citra dapat meningkatkan kemungkinan dalam keberhasilan
pada tahap pengolahan citra digital berikutnya.
3. Segmentasi
citra
Segmentasi bertujuan untuk memilih dan mengisolasikan
(memisahkan) suatu objek dari keseluruhan citra. Segmentasi terdiri dari
downsampling, penapisan dan deteksi tepian. Tahap downsampling merupakan proses
untuk menurunkan jumlah piksel dan menghilangkan sebagian informasi dari citra.
Dengan resolusi citra yang tetap, downsampling menghasilkan ukuran citra yang
lebih kecil. Tahap segmentasi selanjutnya adalah penapisan dengan filter
median, hal ini dilakukan untuk menghilangkan derau yang biasanya muncul pada
frekuensi tinggi pada spektrum citra.
Pada penapisan dengan filter median, gray level citra pada
setiap piksel digantikan dengan nilai median dari gray level pada piksel yang
terdapat pada window filter. Tahap yang terakhir pada proses segmentasi yaitu
deteksi tepian. Pendekatan algoritma Canny dilakukan berdasarkan konvolusi
fungsi citra dengan operator Gaussian dan turunan-turunannya. Pendeteksi tepi
ini dirancang untuk merepresentasikan sebuah tepian yang ideal, dengan
ketebalan yang diinginkan. Secara umum, proses segmentasi sangat penting dan
secara langsung akan menentukan keakurasian sistem dalam proses identifikasi
iris mata.
4. Representasi
dan Uraian
Representasi mengacu pada data konversi dari hasil segmentasi
ke bentuk yang lebih sesuai untuk proses pengolahan pada komputer. Keputusan
pertama yang harus sudah dihasilkan pada tahap ini adalah data yang akan
diproses dalam batasan-batasan atau daerah yang lengkap. Batas representasi
digunakan ketika penekanannya pada karakteristik bentuk luar, dan area
representasi digunakan ketika penekanannya pada karakteristik dalam, sebagai
contoh tekstur. Setelah data telah direpresentasikan ke bentuk tipe yang lebih
sesuai, tahap selanjutnya adalah menguraikan data.
5. Pengenalan dan Interpretasi
Pengenalan pola tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan citra
dengan suatu kualitas tertentu, tetapi juga untuk mengklasifikasikan
bermacam-macam citra. Dari sejumlah citra diolah sehingga citra dengan ciri
yang sama akan dikelompokkan pada suatu kelompok tertentu. Interpretasi
meliputi penekanan dalam mengartikan objek yang dikenali.
Pengolahan Citra bertujuan
memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau mesin
(dalam hal ini komputer). Teknik-teknik pengolaha citra mentransformasikan
citra menjadi citra lain. Jadi, masukannya adalah citra dan keluarannya juga
citra, namun citra keluaran mempunyai kualitas lebih baik daripada citra
masukan. Termasuk ke dalam bidang ini juga adalah pemampatan citra (image
compression).
Pengenalan Pola mengelompokkan
data numerik dan simbolik (termasuk citra) secara otomatis oleh mesin (dalam
hal ini komputer).
Tujuan pengelompokan adalah untuk mengenali suatu
objek di dalam citra. Manusia bisa mengenali objek yang dilihatnya karena otak
manusia telah belajar mengklasifikasi objek-objek di alam sehingga mampu
membedakan suatu objek dengan objek lainnya. Kemampuan sistem visual manusia
inilah yang dicoba ditiru oleh mesin. Komputer menerima masukan berupa citra
objek yang akan diidentifikasi, memproses citra tersebut, dan memberikan
keluaran berupa deskripsi objek di dalam citra.
Operasi-operasi yang dilakukan di dalam pengolahan
citra banyak ragamnya. Namun, secara umum, operasi pengolahan citra dapat
diklasifikasikan dalam beberapa jenis sebagai berikut:
Ø Perbaikan
kualitas citra (image enhancement).
Jenis operasi ini bertujuan untuk
memperbaiki kualitas citra dengan cara memanipulasi parameter-parameter citra.
Dengan operasi ini, ciri-ciri khusus yang terdapat di dalam citra lebih
ditonjolkan. Contoh-contoh operasi perbaikan citra:
a.
perbaikan kontras gelap/terang
b.
perbaikan tepian objek (edge enhancement)
c.
penajaman (sharpening)
d.
pembrian warna semu (pseudocoloring)
e. penapisan derau (noise filtering)
Ø Pemugaran
citra (image restoration).
Operasi ini bertujuan menghilangkan/meminimumkan
cacat pada citra.Tujuan pemugaran citra hampir sama dengan operasi perbaikan
citra. Bedanya, pada pemugaran citra penyebab degradasi gambar diketahui.Contoh-contoh operasi pemugaran citra:
a.
penghilangan kesamaran (deblurring).
b. penghilangan derau (noise)
Ø Pemampatan
citra (image compression).
Jenis operasi ini dilakukan agar citra dapat
direpresentasikan dalam bentuk yang lebih kompak sehingga memerlukan memori
yang lebih sedikit. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pemampatan adalah
citra yang telah dimampatkan harus tetap mempunyai kualitas gambar yang bagus.
Contoh metode pemampatan citra adalah metode JPEG. Gambar sebelah kiri adalah citra kapal yang
berukuran 258 KB. Hasil pemampatan citra dengan metode JPEG dapat mereduksi
ukuran citra semula sehingga menjadi 49 KB saja.
Ø Segmentasi
citra (image segmentation).
Jenis
operasi ini bertujuan untuk memecah suatu citra ke dalam beberapa segmen dengan
suatu kriteria tertentu. Jenis operasi ini berkaitan erat dengan pengenalan
pola.
Ø Pengorakan
citra (image analysis
Jenis operasi ini bertujuan menghitung
besaran kuantitif dari citra untuk menghasilkan deskripsinya. Teknik pengorakan
citra mengekstraksi ciri-cir tertentu yang membantu dalam identifikasi objek.
Proses segmentasi kadangkala diperlukan untuk melokalisasi objek yang
diinginkan dari sekelilingnya. Contoh-contoh operasi pengolahan citra:
a. Pendeteksian tepi objek (edge detection)
b. Ekstraksi batas (boundary)
c. Representasi daerah (region)
6. Rekonstruksi citra (image reconstruction)
Jenis operasi ini bertujuan untuk membentuk ulang
objek dari beberapa citra hasil proyeksi. Operasi rekonstruksi citra banyak
digunakan dalam bidang medis. Misalnya beberapa foto rontgen dengan
sinar X digunakan untu membentuk ulang gambar organ tubuh. Format citra
digital yang banyak dipakai adalah Citra Biner (monokrom), Citra Skala Keabuan
( gray scale ), Citra Warna ( true color ), dan Citra Warna Berindeks.
a. Warna
Warna adalah spektrum tertentu yang
terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Nilai warna
ditentukan oleh tingkat kecerahan maupun kesuraman warna. Nilai ini dipengaruhi
oleh penambahan putih ataupun hitam.
Penelitian memperlihatkan bahwa kombinasi
warna yang memberikan rentang paling lebar adalah red (R), green (G) dan blue
(B). Ketiga warna tersebut merupakan warna pokok yang biasa disebut RGB. Warna
lain dapat diperoleh dengan mencampurkan ketiga warna pokok tersebut dengan
perbandingan tertentu. Setiap warna pokok mempunyai intensitas sendiri dengan
nilai maksimum 255 (8-bit). Misal warna kuning merupakan kombinasi warna merah
dan hijau sehingga nilai RGB: 255 255 0. RGB disebut juga ruang warna yang
dapat divisualisasikan sebagai sebuah kubus seperti gambar 2.4, dengan tiga
sumbunya yang mewakili komponen warna merah (red) R, hijau (green) G, biru
(blue) B. Salah satu pojok alasnya yang Sistem Klasifikasi Jenis dan Kematangan
Buah Tomat Berdasarkan Bentuk dan Ukuran serta Warna Permukaan Kulit Buah Berbasis
Pengolahan Citra Digital berlawanan menyatakan warna hitam ketika R = G = B =
0, sedangkan pojok atasnya yang berlawanan menyatakan warna putih ketika R= G=
B= 255 ( sistem warna 8 bit bagi setiap komponennya ).
Pada gambar 2.5 di atas, garis diagonal
ruang menyatakan warna grayscale, yakni warna-warna piksel dalam rentang
gradasi warna hitam dan putih yang dapat diperoleh dengan mengalikan ketiga
komponen warna pokok merah, hijau dan biru dengan suatu koefisien yang
jumlahnya satu.
b. Citra Biner (Binary
Image)
Citra biner (binary image) adalah citra yang hanya mempunyai
dua nilai derajat keabuan yaitu hitam dan putih. Alasan masih digunakannya
citra biner dalam pengolahan citra digital hingga saat ini adalah algoritma
untuk citra biner telah berkembang dengan baik dan waktu pemrosesan lebih cepat
karena jumlah bit untuk tiap pikselnya lebih sedikit.
YCbCr merupakan standar internasional bagi pengkodean digital
gambar televisi yang didefinisikan di CCIR Recommendation. Y merupakan komponen
luminance, Cb dan Cr adalah komponen chrominance. Pada monitor monokrom nilai
luminance digunakan untuk merepresentasikan warna RGB, secara psikologis ia
mewakili intensitas sebuah warna RGB yang diterima oleh mata. Chrominance
merepresentasikan corak warna dan saturasi (saturation). Nilai komponen ini
juga mengindikasikan banyaknya komponen warna biru dan merah pada warna. YCbCr
(256 level) dapat diperoleh dari RGB 8 bit dengan menggunakan rumus berikut:
Y = 0.299 R + 0.587 G + 0.114 B
Cb = -0.1687 R – 0.3313 G + 0.5 B + 128
Cr = 0.5 R – 0.4187 G – 0.0813 B + 128
Sedangkan untuk konversi YCbCr ke RGB dapat dilakukan dengan rumus:
Sedangkan untuk konversi YCbCr ke RGB dapat dilakukan dengan rumus:
R = Y + 1.402 (Cr-128)
G = Y – 0.34414 (Cb-128) – 0.71414 ( Cr – 128)
B = Y + 1.772 (Cb – 128)
Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan dekomposisi citra RGB ke dalam komponen luminance dan chrominance-nya.
Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan dekomposisi citra RGB ke dalam komponen luminance dan chrominance-nya.
Berdasarkan jenisnya, citra digital dapat dibagi menjadi 3
(Sutoyo, 2009), yaitu:
1. Citra Biner (Monokrom)
Memiliki 2 buah warna, yaitu hitam dan putih. Warna hitam bernilai
1 dan warna putih bernilai 0. Untuk menyimpan kedua warna ini dibutuhkan 1 bit
di memori. Contoh dari susunan piksel pada citra monokrom adalah sebagai
berikut:
2. Cita Grayscale (skala keabuan)
Citra grayscale mempunyai kemungkinan warna hitam untuk nilai
minimal dan warna putih untuk nilai maksimal. Banyaknya warna tergantung pada
jumlah bit yang disediakan di memori untuk menampung kebutuhan warna tersebut.
Semakin besar jumlah bit warna yang disediakan di memori, maka semakin halus
gradasi warna yang terbentuk. Contoh:
Skala keabuan 2 bit… jumlah kemungkinan 22 = 4 warna Jadi, kemungkinan
warna 0 (minimal) sampai 4 (maksimal)
3. Citra Warna (true color)
Setiap piksel pada citra warna mewakili warna yang merupakan
kombinasi tiga warna dasar, yaitu merah, hijau, dan biru (RGB = Red, Green,
Blue). Setiap warna dasar menggunakan penyimpanan 8 bit = 1 byte (nilai
maksimum 255 warna), jadi satu piksel pada citra warna diwakili oleh 3 byte.
Pengolahan citra bertujuan untuk:
Ø memperbaiki
kualitas gambar, dilihat dari aspek radiometric dan aspek geometric. Aspek
radiometric terdiri dari peningkatan kontras, restorasi citra, transformasi
warna sedangkan aspek geometric terdiri dari rotasi, skala, translasi,
trnsformasi geometric).
Ø melakukan
proses penarikan informasi atau deskripsi obyek atau pengenalan obyek yang
terkandung pada citra.
Ø melakukan
pemilihan citra ciri (feature images) yang optimal untuk tujuan analisis.
Ø melakukan
kompresi atau reduksi data untuk tujuan penyimpanan data, transmisi data, dan
waktu proses data.
Konsep dasar pengolahan citra dengan data masukan pokok (internal data) berupa langkah berikut :
Konsep dasar pengolahan citra dengan data masukan pokok (internal data) berupa langkah berikut :
a.
Pengumpulan data yang relevan, yaitu citra digital.
b. Klasifikasi atau
pengelompokan dengan cara pengkelasan.
c.Penyusunan data sesuai kelas.
d. Perhitungan dan manipulasi.
e. Pengujian ketelitian dan
perhitungan.
f. Penyimpulan dan rekapitulasi
hasil.
g. Informasi
Aplikasi Pengolahan Citra
1. Bid. Perdagangan
a. Pembacaan barcodebatang (bar code) yang tertera pada barang (umum digunakan di pasar
swalayan/supermarket)
b. Pengenalan huruf/angka pada suatu formulir secara otomatis
2. Bid. Militer
a. Mengenali sasaran peluru kendali melalui sensor visual
b. Mengidentifikasi jenis pesawat musuh
3. Bid. Kedokteran
a. Mammografi
b. Rekontruksi
foto janin hasil USG
4. Bid. Biologi
a. Pengenalan jenis kromosom melalui citra mikroskopik
5. Komunikasi Data
a. Kompresi citra yang akan ditransmisikan
6. Hiburan
a. Game
b. Kompresi Video
7. Robotika
a. Visualy-Guided autonomous navigation
8. Pemetaan
a. Klasifikasi penggunaan tanah melalui foto udara/LANDSAT
9. Geologi
a. Mengenali jenis batu-batuan melalui foto udara/LANDSAT
10. Hukum
a. Pengenalan sidik jari
b. Pengenalan foto narapidana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar