Sharing Materi Perkuliahan Sarjana dan Pascasarjana yang ditulis secara pribadi atas tugas kuliah: Mengenai materi Akuntansi, Ekonomi, Sistem Informasi, Teknik Informatika, Informasi Teknologi dan Pengetahuan Umum

Sabtu, 22 April 2017

ILMU SOSIAL BUDAYA: Pembahasan “Kasus Pembunuhan Franceisca Yofie”

Oleh: Yovi Citra Nengsih
BAB I
KASUS PEMBUNUHAN FRANCEISCA YOFIE
13-08-2013 22:06
BANDUNG,DETIK.com FRANCEISCA YOFIE adalah wanita cantik manager sebuah perusahaan leasing PT Venera Finance yang  Tewas Dibacok dan Diseret Motor di Bandung Bandung,   Wanita berparas cantik menjadi korban penganiayaan sadis di Bandung. Pelaku tak dikenal membacok dan menyeret wanit muda yang tanpa mengantongi identitas.  Peristiwa ini terjadi di dekat Lapang Abra, Jalan Cipedes Tengah, RT 7 RW 1, Kelurahan Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, beberapa saat warga setempat berbuka puasa atau sekitar pukul 18.30 WIB, Senin (5/8/2013). "Korban berusia sekitar 20 hingga 25 tahun ini menjadi korban penganiayaan.
 Bagian kepalanya luka terbuka karena dibacok. Saksi melihat pelaku menyeret korban diseret di jalan," jelas Kapolsek Sukajadi AKP Suminem di kamar mayat Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Polisi hingga kini masih mengidentifikasi jasad wanita berhidung mancung dan berkulit putih itu. "Kami masih mencari identitasnya. Sebab tidak ditemukan tanda pengenal," jelas Suminem. Ia menyebut, saat ditemukan sekarat di tempat kejadian perkara oleh warga, korban menggunakan baju blezeer hitam dan celana panjang katun hitam. "Baju dan celananya sobek-sobek karena bekas diseret. Korban sempat bernafas saat ditolong warga, namun meninggal dunia sewaktu perjalanan ke rumah sakit," tutur Suminem.
Pantauan detikcom, pukul 21.00 WIB, warga masih berkurumun di lokasi kejadian. Menurut warga sekitar, Denin (21), wanita itu ditemukan sekarat dengan posisi tertelungkup di tengah jalan berbeton. "Wajahnya geulis (cantik). Tapi enggak ada warga yang mengenalnya," kata Deni. Korban kini berada di kamar mayat di RSHS Bandung setelah diangkut menggunakan mobil patroli polisi. Bagian kaki hingga dada korban terdapat lebam lantaran bekas seretan. Polisi masih menyelidiki perkara tersebut.


BAB II
INFORMASI KASUS PEMBUNUHAN  PRANCISCA YOFIE

Selasa, 6 Agustus 2013
CCTV di Sekitar Lokasi Pembunuhan Sisca Diperiksa
TRIBUNNEWS.COM BANDUNG, - Pada saat melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) ulang kasus pembunuhan Fransisca Yofie (30) atau Sisca, Kepolisian memeriksa beberapa closed circuit television (CCTV) yang terpasang di beberapa lokasi dekat kejadian, Selasa (6/8). Mulai dari tempat korban diseret hingga tempat korban ditelantarkan dan diduga dibacok pelaku. Dari hasil olah TKP tersebut, polisi berhasil menemukan ceceran darah dan potongan rambut yang diduga milik korban. Polisi pun tidak menemukan barang korban yang hilang.
"Tidak ada barang yang hilang. Dari hasil olah TKP ulang ini, jarak dari pertama kali diseret sampai ditemukan oleh warga itu, jaraknya sekitar 1 kilometer. Dalam CCTV  Terlihat dua orang pelaku memakai sepeda motor jambak dan menyeret korban, namun tak terlihat jelas karena gelap. Tapi, kami masih dalami lagi," ujar Kapolsek Sukajadi, AKP Sumi kepada wartawan di lokasi olah TKP di kawasan Lapang Abra, Jalan Cipedes Tengah RT 07/01, Kelurahan Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Bandung.
Kepolisian melakukan olah TKP ulang di lokasi tewasnya Sisca pada Senin (5/8) malam. Meski beberapa saat, usai peristiwa yang menggegerkan warga tersebut, polisi sudah melakukan olah TKP. Namun saat itu, sempat terkendala kurangnya alat penerang dan lokasi yang gelap, membuat Kepolisian sedikit mengalami kesulitan.
TRIBUNNEWS.COM BANDUNG, Keluarga membawa jasad Fransisca Yofie (30) atau Sisca, Setelah menginap semalam di Kamar Mayat Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS). Seorang wanita paruh baya yang disebut sebagai kakak Sisca itu dipapah seorang pria yang juga masih kerabat korban, tak henti menangis. Keduanya, berjalan di depan peti mati berwarna putih yang berisi jasad Sisca lalu masuk ke mobil ambulans. "Tadi yang mengurus administrasi, keluarganya atas nama Elfie. Dari keterangan dia, langsung dibawa ke rumah duka Nana Rohana," ujar salah seorang petugas kamar mayat RSHS. Warga sempat menolongnya dan wanita yang belakangan diketahui bernama Sisca ini mengembuskan napas saat dalam perjalanan ke RSHS. Korban yang berusia 34 tahun ini menjadi korban penganiayaan. Bagian kepalanya mengalami luka terbuka diduga karena luka bacokan. Saksi di lokasi kejadian, tak jauh dari Lapang Abra, Jalan Cipedes Tengah, , Bandung sempat melihat pelaku menyeret korban diseret di jalan. Polisi masih menyelidiki kasus ini dan sempat melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), sekitar pukul 22.00. (dic)

Rabu, 7 Agustus 2013.
Psikolog Forensik Pembunuh Sebatas Ingin Cederai Sofie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pelaku pembunuhan sadis terhadap Sisca Yofie, manajer salah satu perusahaan multifinance di Bandung, Senin (5/8/2013) lalu, masih diidentifikasi polisi. Polisi juga masih mendalami dan menyelidiki kemungkinan apakah pembunuhan yang dilakukan dengan cara cukup sadis ini, dilakukan dengan terencana atau tidak. Namun Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel, mengatakan, setelah menganalisa kasus ini, ia justru menduga, niat pelaku awalnya hanya ingin sebatas mencederai korban saja atau tidak ingin sampai membunuh korban. Pencederaan pada korban, kata Reza, sangat mungkin ingin dilakukan maksimal atau sampai membuat korban cacat permanen sekaligus menghilangkan kecantikannya. Tidak adanya niat membunuh korban, menurut Reza, bisa dilihat dari cara pelaku dalam menyiksa korbannya, yakni dengan membacok korban dibagian yang tidak mematikan. Bahkan, pelaku menyeret korban dengan sepeda motor hingga 1 km, yang tentunya akan meninggalkan jejak atau bukti-bukti tentang pembunuhan. "Kenapa pelaku melukai dahi korban yang jelas-jelas tidak mematikan, Kenapa juga pelaku menyeret korban, dan bukan meninggalkan korban? Melukai dahi dan menyeret korban, sangat tidak efisien jika sejak awal pelaku memang berniat membunuh korban," kata Reza kepada Warta Kota, Rabu (7/8/2013).
Dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan Universitas Indonesia ini, menjelaskan dalam aksi kejahatan apalagi pembunuhan, pelaku akan melakukannya dengan cara yang paling efisien yakni dengan cepat melarikan diri dan meninggalkan bukti sesedikit mungkin. "Tapi dalam kasus di Bandung ini, pelaku tidak memenuhi misi efisiensi itu," kata Reza. Karenanya, Reza, memastikan peristiwa ini bukanlah intentional murder yakni dimana sejak awal pelaku memang berniat ingin menghabisi atau membunuh korban."Ini sepertinya bukan intentional murder, namun collateral damage dimana niatan sebatas mencederai, akhirnya menjadi tragedi atau menjadi accidental murder. Pelaku sepertinya kebablasan. Emosi pelaku meluap hingga merusak rencana awal mereka," papar Reza. Pelaku juga membacok kening dan wajah Sisca sembari menyeretnya dengan sepeda motor. Warga yang berada di sekitar lokasi kejadian mengatakan saat ditemukan, kondisi wanita cantik 34 tahun itu, sangat mengenaskan dengan wajah dan tubuh penuh luka gores dan memar. Saat itu, Sisca masih bernyawa dan kondisinya sekarat. Sisca yang bersimbah darah dengan wajah dan tubuhnya penuh luka, sempat berada di lokasi kejadian, sekitar satu jam lebih, sebelum akhirnya dievakuasi ke rumah sakit, namun meninggal dalam perjalanan.

 Kamis, 8 Agustus 2013:
Usut Pembunuhan Sadis Franceisca Yofie alias Sisca
Polisi membentuk tim khusus pemburu pelaku pembunuhan terhadap Franceisca Yofie alias Sisca yang dibunuh secara kejam di Cipedes Tengah, Bandung pada Senin (5/8/2013). Hal tersebut itu disampaikan oleh Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Sutarno saat dihubungi wartawan, Kamis (8/8/2013).
“Kami membentuk tim khusus yang di back up oleh Polda. Itu sesuai dengan instruksi Kapolda,” ujar Sutarno. Saat ini polisi masih fokus mencari bukti-bukti melalui lama facebook korban, yaitu https://www.facebook.com/franceisca.yofie
 Dalam  facebook  sisca banyak postingan  yang mengandung kata kebencian dan dendam Yang di duga ada hubungan nya dengan sesorang yang masih belum diketahui ,sejauh ini kita masih menyelidiki “ujar sutarno”.

Kamis, 22 Agustus 2013
iPhone Sisca Dibuang
BANDUNG, KOMPAS.com — Elfie, kakak korban pembunuhan Kepala Cabang PT Verena Multi Finance, Bandung, Franciesca Yofie (34), Rabu (21/8/2013), mempertanyakan iPhone milik adiknya yang hilang setelah tewas pada awal Agustus lalu. Namun, polisi menyatakan, iPhone tersebut dibuang tersangka, Adek dan Wawan, dalam pelarian mereka setelah melakukan pembunuhan. Hingga kini, iPhone tersebut belum ditemukan oleh polisi. Kuasa hukum keluarga Franciesca, Mohammad Tohir, menyatakan, Elfie menanyakan soal itu setelah polisi menunjukkan barang-barang milik korban saat gelar barang bukti dan penambahan berkas acara pemeriksaan di Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Bandung, Jawa Barat (Jabar). ”Polisi tak merinci mengapa iPhone itu dibuang,” ujarnya. Tohir didampingi rekannya, Haerullah, serta kakak korban Elfie dan suaminya. Pemaparan barang milik korban berlangsung selama 1,5 jam. ”Dari barang-barang milik korban, keluarga memang tidak semua tahu,” ujar Tohir.
Sebagaimana diberitakan, Franciesca disergap tersangka setelah turun dari mobilnya di depan rumah kosnya di Jalan Setra Indah Utara II. Pelaku mengaku ingin merampas barang, tetapi korban melawan sehingga dibunuh. Korban kemudian jatuh dan rambutnya terlilit pada gir motor sehingga terseret. Namun, sejumlah saksi menyatakan hal berbeda. Korban diseret dari motor hingga tewas.Sementara itu, untuk menjaga reka ulang pembunuhan Franciesca, Kamis, Polrestabes akan menjaga ketat dengan mengerahkan personel gabungan. ”Ini antisipasi karena kasus ini mendapat sorotan,” kata Kepala Bagian Operasional Polrestabes Bandung Ajun Komisaris Besar Dicky Budiman.

Jumat, 9 Agustus 2013
Sudah Ada yang Mengaku Pembunuh Sisca
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak kepolisian akhirnya menemukan titik terang terkait siapa pelaku misterius pembunuhan sadis terhadap Fransisca (Sisca), yang dibunuh di Jalan Cipedes Senin (5/8/2013) lalu.
"Ada titik terang. Sudah ada yang mengaku kalau dia yang membunuh. Tapi perihal identitasnya siapa orang itu masih belum tahu," ucap Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Ronny F Sompie, Sabtu (10/8/2013) di Mabes Polri. Lalu saat ditanya terkait pengakuan seseorang yang mengaku membunuh Sisca, Ronny menjawab belum mengetahui secara rinci. Namun Ronny memastikan memang hari ini ada yang mengaku pada penyidik terkait pembunuhan sadis tersebut.
"Soal cara pengakuannya telpon atau datang menyerahkan diri juga belum tahu. Saya hanya dapat informasi dari penyidik ada yang mengaku," tegas Ronny. Ronny menjelaskan nantinya pengakuan dari orang tersebut akan dikembangkan oleh penyidik. Namun pastinya penyidik juga tidak akan percaya seratus persen pada pengakuan tersebut. Dikatakan Ronny, pengakuan itu nantinya akan dibuktikan lagi dengan keterangan para saksi dan barang bukti yang ada. Termasuk pula apakah pelakunya tunggal atau ada yang lain.
"Pengakuannya akan dibuktikan, dicocokkan. Kalau seandainya pelakunya berkelompok, kalau yang ngaku hanya satu kan bisa kita cari lagi yang lainnya. Bisa juga pelaku ini suruhan atau memang pelaku yang memang berhubungan langsung dengan korban," kata Ronny.

Satu Terduga Pelaku Pembunuh Sisca Ditangkap di Cianjur
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Polda Jawa Barat kembali menangkap seorang yang diduga turut serta dalam pembunuhan sadis Sisca. Sisca, dibunuh di Jalan Cipedes RT 07/01, Kelurahan Cipedes, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (5/8/2013) pekan lalu. Kabid Humas Polda Jabar Besar Martinus Sitompul mengatakan, ada seorang pelaku yang sudah ditangkap dan saat ini menjalani pemeriksaan karena diduga terlibat pembunuhan terhadap Sisca.
"Memang ada yang sudah tertangkap, berinisial W usianya sekitar 30 tahunan. W baru saja ditangkap beberapa jam lalu," ujar Martinus saat dihubungi wartawan, Minggu (11/8/2013) Martinus menuturkan, W ditangkap di kediamannya di Cirajang, Cianjur, Minggu siang. Kekinian, W masih diperiksa secara intensif oleh penyidik. Ketika ditanya mengenai adanya pelaku lain yang kemarin mengaku dan dikabarkan menyerahkan diri.
"W ini pelaku baru, bukan sama dengan orang yang menyerahkan diri kemarin," kata Martinus. W berperan sebagai eksekutor yang menarik rambut Sisca. Sementara pelaku A, yang menyerahkan diri kemarin, Sabtu (10/8/2013) berperan sebagai pengendara motor.

Kedua Pembunuh Sisca Mengaku Sering 'Diikuti' Korban
Bandung - Wawan (39) dan Ade (24) memberikan alasan mengapa mereka menyerahkan diri ke polisi. Usai membunuh Sisca Yofie (34), keduanya mengaku diikuti arwah korban. Ade adalah pelaku yang menyerahkan diri ke kepolisian. Ade mengaku menyerahkan diri karena merasa bersalah. Ia juga merasa dibuntuti oleh arwah almarhum.
"Saya takut karena dibayang-bayangi korban terus," ujar Ade saat ekspose di kantor Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Bandung, Jawa Barat, Selasa (13/8/2013). Ketakutan yang sama juga dialami Wawan. Karena merasa ketakutan, pria yang bekerja sebagai pengepul rongsokan dan air brush ini kemudian membuang hasil jambretan berupa iPhone di daerah Saguling.
"Saya ngebuang karena takut. Diikuti korban terus," ungkapnya.

Wawan dan Ade Sangkal Dibayar Seseorang untuk Bunuh Sisca
Bandung - Dua pelaku pembunuhan Sisca Yofie, Wawan (39) dan Ade (24), dihadirkan ke publik. Kepada wartawan, keduanya menyangkal dibayar seseorang untuk membunuh sisca.
"Enggak ada yang menyuruh dan bayar (bunuh Sisca). Saya melakukan ini sama Ade,"
ucap Wawan yang dihadirkan dalam ekspose perkara di aula Mapolrestabes Bandung, Selasa (13/8/2013). "Kerjaan saya tukang airbrush dan rongsokan," kata Wawan melalui pengeras suara. Serupa dengan Wawan, Ade juga menepis ada yang menyuruh keduanya untuk membunuh Sisca. "Enggak ada yang menyuruh," ucap Ade yang mengaku pekerjaannya sebagi debt collector di sebuah koperasi. Keduanya juga sama-sama mengaku tak kenal dengan Kompol A yang disebut sebagai kekasih Sisca. "Nggak tahu," timpal Ade yang bersama Wawan mengenakan baju tahanan, berpenutup wajah dan bercelana pendek ini.

 Terungkapnya hubungan Sisca dan Kompol Albertus
BANDUNG, KOMPAS.com — Kepala Polrestabes Bandung Kombes Sutarno menegaskan, hubungan antara Kompol Albertus Eko Budiarto dan korban pembunuhan di Cipedes, Bandung, Franciesca Yofie telah melewati batas kewajaran.
"Intinya begini, dengan mempelajari surat tiga, tulisan dua, tulisan satu dan foto-foto almarhum itu, patut diduga Kompol A dan almarhum sudah melakukan hubungan di luar batas kewajaran sebagai teman. Padahal kan, Kompol A itu jelas-jelas sudah punya istri," ujar Sutarno, Selasa (13/8/2013). Sebelumnya Sutarno memaparkan, dalam penggeledahan di kamar kos Sisca di Jalan Setra Indah, Kecamatan Sukajadi, Bandung, Jawa Barat, Satreskrim Polrestabes Bandung menemukan barang bukti berupa tulisan berupa surat dan foto-foto Kompol Albertus bersama Sisca.
"Diduga keduanya saling membalas surat, kita temukan suratnya berikut foto," kata Sutarno.
Dalam surat milik Kompol A yang dilayangkan kepada Sisca, tidak tertera tanggal kapan dibuatnya. "Jadi begini, surat yang petama itu memang saya cari pas penggeledahan itu tidak ada tanggalnya, harinya pun engga ada," katanya."Tapi kita memang menemukan surat yang diduga dibuat oleh Kompol A, sebagai jawaban dari surat Sisca. Surat itu memang tidak terlalu bagus, surat yang diduga dibuat oleh Kompol A itu seperti konteks awal, baru draf. Kayaknya, surat itu dibuat dalam surat rapi, setelah rapi baru dikirim ke almarhum," kata Sutarno. Selain itu, polisi juga menemukan surat-surat jawaban yang dikirim Sisca kepada Kompol Albertus. Surat dari almarhum ini tertera tanggalnya, 3 Juni 2012. "Diperkirakan korban membuat surat sebelum bulan Juni, mungkin bulan Mei, atau bulan April atau mungkin bulan Juni, tanggalnya awal," katanya. Sutarno mengaku heran setelah membaca surat-surat dari masing-masing pihak, ditambah foto-foto yang ditemukan. Dari situlah muncul dugaan kuat bahwa hubungan keduanya sudah melewati batas kewajaran.

Senin, 12 Agustus 2013
Kompol A Kirim Anak Buah Kuntit Terus Gerak-gerik Sisca
Bandung - Kompol A ternyata selalu membayangi langkah Sisca Yofie (34). Informasi yang diperoleh kepolisian, perwira di Polda Jabar itu menurunkan anak buahnya menguntit gerak-gerik Sisca, sang kekasih.
"Kompol A menyuruh anak buahnya mengamati korban. Satpam di kompleks itu mengakui. Anak buah Kompol A berpangkat bintara inisial EE," jelas Kapolrestabes Kombes Pol Sutarno di kantornya, Selasa (13/8/2013). Sisca sudah menjauh dari Kompol A yang sudah beristri. Tapi sang pacar tak mau putus, Sisca bahkan sampai pindah kos 3 kali. "Sudah lama anak buahnya disuruh mengamati Sisca," jelas Sutarno.Tapi, lagi-lagi Sutarno menegaskan, walau melakukan tindakan demikian tak ditemukan kaitan pembunuhan dan penjambretan yang dilakukan Ade dan Wawan dengan A. "Tak ada kaitan Kompol A dengan pembunuhan Sisca," tutupnya.

Jumat, 16 Agustus 2013
Selidiki mengapa Kompol Albertus Menginap di Hotel Pada Hari Terbunuhnya Sisca
Jakarta - Polisi menyebut Kompol Albertus Eko Budi berada di sebuah hotel di Bandung saat peristiwa pembunuhan Sisca Yofie (34) pada Senin (5/8) lalu terjadi. Kompol Albertus diketahui bertempat tinggal di Bandung, lalu mengapa dia menginap di hotel?
"Dia orang Bandung," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul saat berbincang dengan detikcom, Kamis (15/8/2013) malam. Martinus mengatakan Kompol Albertus tak ada kaitannya dengan pembunuhan Sisca Yofie. Keberadaan Kompol Albertus di hotel untuk berlibur. "Dia tidak terlibat. Itu kan hari libur, dibawa istrinya ke hotel," ujarnya.
Martinus sebelumnya telah mengonfirmasi anak buahnya yang saat ini betugas di Bidhumas Polda Jabar tersebut memiliki hubungan khusus dengan Sisca. Mereka berpacaran selama dua tahun atau 2010 hingga 2012, padahal Kompol Albertus adalah pria beristri. Surat cinta dari Kompol Albertus juga ditemukan di kamar kos Sisca. Selain itu, dia juga diketahui menyuruh anak buahnya untuk menguntit Sisca.

Sisca Pindah Kos 3 Kali Guna Hindari Kompol A
Bandung - Sisca Yofie (34) berusaha menjauh dari Kompol A. Sisca beberapa kali berpindah-pindah kos. Sisca kabarnya ketakutan dan sengaja menjauhi A.
"Berpindah kos, memang betul begitu informasinya. Tiga kali pindah kos. Alasannya tak tahu. Tapi dugaan dari oknum itu. Saya menduga, Sisca menghindar," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Sutarno dalam jumpa pers di kantornya, Selasa (13/8/2013). Sutarno mendapat informasi, Sisca sudah tak mau lagi bertemu A. Namun sang kekasih yang sudah beristri dan bertugas di Polda Jabar selalu mengejarnya.
"Dalam catatan dia nggak mau ketemu lagi. Oknum seolah mengejar seperti dalam surat," jelas Sutarno.
Polisi mengamini bahwa ditemukan surat dan foto-foto keduanya di kamar Sisca. Sang perwira itu juga sudah diperiksa Propam Polda. Namun belum ditemukan adanya kaitan pembunuhan yang dilakukan tersangka Ade dan Wawan dengan A.

Polisi pastikan Kompol A tak terlibat pembunuhan Sisca
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Sutarno memastikan Kompol A tidak terlibat dalam pembunuhan manajer cantik Sisca Yofie (30). Sebab, polisi tidak menemukan bukti kuat kaitan Kompol A dengan tewasnya Sisca.
"Tidak ditemukan bukti-bukti hukum pasti. Contohnya gini kalau anda punya pacar, terus anda berantem dan pulang pacar anda sudah tewas, apakah anda pelakunya? Kan belum tentu," ujar Sutarno di Mapolrestabes Bandung, Selasa (13/8). Menurutnya, hasil pengembangan awal memang ada dugaan keterlibatan Kompol A. Tapi proses berjalan hingga akhirnya tidak ditemukan bukti dan fakta bahwa Kompol A menjadi dalang tewasnya Sisca.
"Apalagi sekarang sudah ada pengakuan dari pelaku bahwa itu murni dilakukan sendiri tanpa ada yang menyuruh," ungkapnya. Dia menerangkan sejauh ini motif pelaku murni tindak pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan tewasnya seseorang. Sementara itu Wawan eksekutor pembunuh Sisca mengaku bahwa itu tindakan murni pencurian. "Ga ada yang nyuruh," ungkapnya. Wawan menambahkan motif penjambretan dilakukan karena butuh uang. Terkait golok yang dibawanya, kata dia, bahwa senjata tajam itu hanyalah untuk menjaga diri.
"Saya bawa golok untuk jaga diri saja," ujar Wawan yang bekerja sebagai pengepul barang bekas. Atas perbuatannya Wawan dijerat Pasal 365 ayat (4) KUHP dan Pasal 338. Wawan dan Ade terancam hukuman mati. Kompol A adalah perwira polisi yang diduga menjadi kekasih gelap Sisca Yofie. Perwira polisi ini sudah memiliki istri, kemudian berselingkuh dengan manajer cantik tersebut. Saat sudah putus, Kompol A dikabarkan masih saja mengejar-ngejar Sisca bahkan memata-matainya.

Rabu, 14 Agustus 2013
Saksi-saksi Lihat Rambut Sisca Dijambak dan Diseret, Bukan Tergilas Gir
Bandung - Sadisnya pembunuhan Sisca Yofie (34) masih menyimpan cerita. Banyak yang menyangsikan rambut Sisca tergilas gir pelaku. Saksi-saksi menyatakan korban dijambak dan diseret.
"Dijambak pakai tangan kiri pelaku, lalu diseret," kata saksi Reza ketika ditemui detikcom di Jl Cipedes Tengah, Sukajadi, Bandung, Kamis (15/8/2013). Reza memang tak melihat secara jelas kejadian itu. Sebab kondisi gelap. Namun ia sempat melihat sepeda motor berkelebat dan tangan kiri pelaku menggantung, seperti tengah membawa sesuatu. Reza adalah orang yang berada di dekat lokasi ditemukannya Sisca. Ia buru-buru berlari ke lokasi saat orang-orang berdatangan. Sisca ditemukan dalam kondisi tertelungkup bermandikan darah.
            Kesaksian serupa juga disampaikan Ibu Ade. Perempuan ini melihat pelaku membawa korban dengan tetap melajukan kendaraannya. "Saya melihat ke jalan ada debu, ternyata ada motor yang penumpang belakangnya membawa seperti boneka yang ditarik," ujar Ibu Ade kepada detikcom. Pelaku pembunuhan, Wawan dan Ade, mengaku tidak menyeret korban. Pengakuan kedua tersangka itu dikuatkan pihak kepolisian. Kondisi rambut Sisca terseret di gir bisa saja terjadi. "Setelah kami lihat, gir motor ini tidak terpasang penutup. Jadi rambut korban masuk dan terseret," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Sutarno di Mapolrestabes Bandung, Rabu (14/8) kemarin. Umumnya motor jenis bebek, bagian gir dan rantai itu tertutup pengaman. Karena tak tertempel dudukan penutup gir dan rantai itulah kuat dugaan rambut Sisca menyangkut dan tertarik saat motor berkondisi maju.
"Barang bukti potongan rambutnya ada di gir itu," kata Sutarno. Sisca terseret sejauh 500 meter dengan  Motor Suzuki Satria pelaku melaju dengan kecepatan 70 km/jam. Ade dan Wawan menuturkan, saat hendak kabur usai mengambil tas Sisca, perempuan itu memegang bahu Ade.

Kamis, 15 Agustus 2013
Saksi Pelaku Membacok Sisca Dulu, Baru Menyeret
Jakarta - Ada keterangan yang terungkap dalam kasus pembunuhan sadis yang mengakibatkan Sisca Yofie (34) meninggal dunia. Seorang saksi melihat Sisca terlebih dahulu dibacok dibagian dahi sebelah kanan, baru kemudian diseret dengan motor.
"Berdasarkan keterangan Yadi pada saat olah TKP yang dilakukan polisi, setelah dibacok, Sisca lalu didorong ke motor dan pelaku yang di belakang dengan tangan kirinya menyeret korban. Namun, saat itu Yadi kurang jelas apakah rambutnya yang ditarik apa bagian lain," ujar Rudi yang merupakan anak pemilik kos dimana Sisca tinggal, Kamis (15/8/2013).
Rudi menjelaskan, saksi Yadi saat itu berada hanya seratusan meter dari tempat kejadian. Yadi melihat, saat berada di motornya, pelaku memang sudah membawa golok. Rudi tidak yakin bahwa kasus pembunuhan ini hanya sebatas kasus penjambretan. Hal tersebut dikarenakan tas korban tidak dibawa oleh pelaku.
"Setahu saya tas tidak hilang karena waktu masukkin mobil ada tas warna coklat di bawah bangku penumpang sebelah kiri," imbuh Rudi.

Kamis, 22 Agustus 2013
28 Adegan di Rekonstruksi Terbunuhnya Sisca
BANDUNG, KOMPAS.com — Sebanyak 28 adegan dalam rekonstruksi penjambretan berujung pembunuhan Fraciesca Yofie (Sisca) dilakukan di enam tempat kejadian perkara di Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/8/2013). Dari pantauan di lokasi, rekonstruksi dimulai pada pukul 09.00 WIB di tempat pertama, yakni rumah tersangka Wawan di Sukagalih. Rekonstruksi dilanjutkan ke Pos Linmas di Jalan Setra Indah. Di dua tempat kejadian perkara (TKP) tersebut berlangsung sembilan adegan yang menceritakan pertemuan Wawan dan Ade untuk merencanakan aksi penjambretan. Targetnya pun belum ditentukan. Kemudian, Wawan mengajak Ade mabuk-mabukan di Pos Linmas. Seusai menenggak sebotol bir, Wawan dan Ade langsung tancap gas mencari mangsa melalui jalan yang menuju rumah kos Sisca. Rekonstruksi kemudian berlanjut ke rumah kos Sisca di Jalan Setra Indah Utara 2 Nomor 11 A Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung. Di TKP ketiga ini dilakukan delapan adegan, yakni adegan 10 hingga 17. Di sini digambarkan bagaimana pelaku mencoba mencuri tas dari dalam mobil merek Nissan Grand Livina X Gear warna abu-abu milik Sisca. Pada pada adegan 16, setelah Wawan membawa tas Sisca, manajer cantik itu kemudian mengejar Wawan yang berlari ke tersangka lainnya, Ade, yang sudah menunggu di atas sepeda motor.
Sisca langsung memeluk Ade dari arah belakang, tak ayal dirinya ikut terbawa sepeda motor saat Ade mulai tarik gas. Kejadian ini disaksikan oleh Yadi. Pria ini melihat insiden penjambretan tersebut dari jarak sekitar 30 meter, tepat di mulut Gang Tukeur. Selanjutnya, Sisca yang terus memeluk erat tubuh Wawan dari belakang hingga terbawa sekira 200 meter menuju ke TKP keempat yang lokasinya tepat di atas jembatan Cipedes Tengah. Pada adegan 20 di TKP keempat ini, Wawan mulai mengeluarkan golok dari dalam tas miliknya.
Golok tersebut ternyata memang sudah disiapkan sebelumnya. Wawan yang saat itu mengenakan jaket kulit warna hitam kemudian mengayunkan goloknya ke arah kepala Sisca yang masih erat memeluk tubuhnya dari arah belakang. Ayunan golok sebanyak tiga kali dengan tangan kanannya itu tepat mengenai bagian atas kepala Sisca.
Pada saat mengayunkan golok, Wawan tidak menoleh ke belakang. Masih di TKP keempat, Sisca terlihat mulai melemah karena luka bacokan telak di kepalanya. Barulah pada adegan 21, Sisca kemudian tersungkur ke aspal. Namun, tangan Sisca tetap memegang ujung jaket kulit Wawan sebelah kiri.
Sisca pun terseret di atas aspal rusak Jalan Cipedes Tengah. Tubuh Sisca terlihat terseret cukup jauh hingga ke TKP kelima yang dikatakan tersangka rambut Sisca tersangkut gir sepeda motor tunggangan kedua pelaku. Sebanyak tiga adegan rekonstruksi, dari adegan 22 hingga 24, menggambarkan bagaimana Sisca terseret hingga akhirnya ditemukan penuh luka oleh warga di depan lapangan Abra. Rekonstruksi pun berakhir pukul 01.30 WIB di TKP keenam di Jalan Dr Djundjunan Dalam, Gang Sukawarna Baru.
 Di sini dilakukan empat adegan rekonstruksi, yaitu adegan 25 hingga 28, yang digambarkan Wawan dan Ade berusaha menghilangkan barang bukti, seperti tas, dompet, dan golok ke Sungai Citepus. Keduanya kemudian berpisah di Gang Sukawarna. Pada saat itu, Wawan memberikan uang sebesar Rp 50.000 kepada Ade untuk ongkos angkutan umum.

  
BAB III
PENDAPAT PARA AHLI

Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Sutarno      
Rekonstruksi pembunuhan Sisca Yofie sudah digelar di beberapa titik yang terkait dengan kejadian pembunuhan super sadis tersebut, mulai dari persiapan sampai lokasi pembuangan alat bukti. Rekonstruksi digelar berdasarkan keterangan para tersangka. Adegan demi adegan sudah diperagakan oleh kedua tersangka yaitu Wawan dan Ade.

Dari adegan-adegan rekonstruksi yang penuh kejanggalan di sana sini tersebut, jelas terlihat bahwa Wawan dan Ade tidak melakukan pembunuhan berencana (pasal 340 KUHP dengan ancaman pidana mati), melainkan hanya melakukan pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan kematian (pasal 365 ayat 3 KUHP dengan ancaman pidana 15 tahun penjara)ujar kombes pol sutarno.jadi kasus ini tidak ada hubunganya dengan Kompol Albertus Eko tetapi motif penjambretan dan kekerasan kata sutarno.

 

PAKAR PSIKOLOGI FORENSIK
Reza Indragiri Amriel, mengatakan, setelah menganalisa kasus ini, ia justru menduga, niat pelaku awalnya hanya ingin sebatas mencederai korban saja atau tidak ingin sampai membunuh korban. Pencederaan pada korban, kata Reza, sangat mungkin ingin dilakukan maksimal atau sampai membuat korban cacat permanen sekaligus menghilangkan kecantikannya.
Tidak adanya niat membunuh korban, menurut Reza, bisa dilihat dari cara pelaku dalam menyiksa korbannya, yakni dengan membacok korban dibagian yang tidak mematikan. Bahkan, pelaku menyeret korban dengan sepeda motor hingga 1 km, yang tentunya akan meninggalkan jejak atau bukti-bukti tentang pembunuhan. "Kenapa pelaku melukai dahi korban yang jelas-jelas tidak mematikan, Kenapa juga pelaku menyeret korban, dan bukan meninggalkan korban? Melukai dahi dan menyeret korban, sangat tidak efisien jika sejak awal pelaku memang berniat membunuh korban," kata Reza kepada Warta Kota, Rabu (7/8/2013).

DOSEN PERGURUAN TINGGI ILMU KEPOLISIAN (PTIK) DAN UNIVERSITAS INDONESIA
Bahwa menjelaskan dalam aksi kejahatan apalagi pembunuhan, pelaku akan melakukannya dengan cara yang paling efisien yakni dengan cepat melarikan diri dan meninggalkan bukti sesedikit mungkin. "Tapi dalam kasus di Bandung ini, pelaku tidak memenuhi misi efisiensi itu," kata Reza.
Karenanya, Reza, memastikan peristiwa ini bukanlah intentional murder yakni dimana sejak awal pelaku memang berniat ingin menghabisi atau membunuh korban.
"Ini sepertinya bukan intentional murder, namun collateral damage dimana niatan sebatas mencederai, akhirnya menjadi tragedi atau menjadi accidental murder. Pelaku sepertinya kebablasan. Emosi pelaku meluap hingga merusak rencana awal mereka," papar Reza.

PAKAR HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA
Alexander Lay mengatakan : “Pertama kalau benar bahwa Sisca ketika tasnya diambil dan mengejar sambil mencekik Wawan, sedangkan Ade tancap gas pakai motor. Seharusnya Wawan akan terjungkal. Keterangan Wawan posisi mencekik itu sejauh 280 meter. Kejanggalan kedua, apakah Sisca ini wanita yang sedemikian kuatnya mencekik si Wawan dan terseret tanpa dia melepaskan leher Wawan sejauh 280 meter.
Saya tidak bisa bayangkan wanita cantik seperti Sisca mampu seperti itu, dia juga tidak punya background bela diri. Kalau itu terjadi, maka besar kemungkinan kulit kepala akan rusak tapi kalau menurut hasil visum kulit kepala tak rusak. Agak terlalu prematur menyimpulkan Kompol Albert atau istri terlibat, tetapi jangan terlalu cepat menyimpulkan Kompol Albert tidak terlibat. Harus melakukan penyelidikan lebih dalam.”

PAKAR HUKUM UNIVERSITAS KOMPASIANA
Pakde Kartono mengatakan : “Rencana para pihak agar tersangka yang sudah mengaku dan bersedia pasang badan agar terhindar dari Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati terlalu terlihat kasat mata. Kita bukan orang-orang buta mata atau buta hati, apalagi buta mata hati.
Apalagi buta mata hati. Pembunuhan Sisca Yovie ini bukan pembunuhan biasa. Perlu didalami petunjuk yang ada ; periksa call data record (CDR) HP Wawan, Ade, Sisca Yovie dan kompol Albertus (dan istri) 2 minggu ke belakang, lakukan tes DNA atas sperma di vagina Sisca Yovie dan cocokan dengan pria yang masuk suspect list, tawarkan Wawan dan Ade ‘whistle blower’ dengan janji keringanan hukuman seperti Denny Indrayana menawarkan kepada Vanny Rossyane sehingga Vanny berani buka-bukaan dan BNN pun tak berani menangkapnya. Coba deh cara-cara ini, insya Allah kasus pembunuhan sadis ini akan terungkap tuntas.”

KESIMPULAN DAN SARAN
Kelompok kami setuju dengan pendapat PAKAR HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA Alexander Lay ,bahwa jangan  cepat menyimpulkan bahwa Kompol Albert tidak terlibat. Polisi  Harus melakukan penyelidikan lebih dalam. Karena menurut kelompok kami dalam kasus ini banyak terdapat kejanggalan antara keterangan saksi mata dengan pelaku.kejangalan tersebut yaitu
1.      Pelaku menyatakan bahwa rambut Sisca tersangkut di gir motor. Menurut logika awam sebenarnya ini sulit dibayangkan. Apabila memang rambut tersangkut di gir motor, kemungkinan besar putarannya akan menghisap kepala Sisca dan merusaknya habis-habisan sehingga tersangkut di motor dan menghentikan motor. Agak sulit untuk sampai 500 meter tetap melaju, mungkin 20 meter saja sudah berhenti, sedangkan saksi mata reza mengatakan bahwa dia melihat korban di seret pelaku .
2.       Penjambret dan Perampok berbeda dengan pembunuh bayaran. Mereka bertujuan untuk memperkaya diri,  , lalu menikmati jarahannya dengan tenang. Penjambret akan meminimalisir melukai korban apalagi sampai penyeretan sadis yang menyebabkan korban jiwa,sedangkan kata yadi anak ibu kos sisca mobil dalam keadaan terbuka dan tas sisca tidak ada yang hilang.
3.      Terdapatnya foto-foto dan surat yang di kamar sisca yang ada hubungan nya dengan salah satu perwira ,yang kuat dugaanya ada hubunganya dengan pembunuhan sisca.
Jadi saran dari kelompok kami polisi harus menyelidiki lebih lanjut dalam kasus pembunuhan sadis ini, jangan cepat-cepat menyimpulkan dan mudah percaya dengan pengakuan pelaku, sebagai penegak hukum harus bersifat adil dan profesional.

Referensi:        http://tribunnews.com ,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar