Oleh: Yovi Citra Nengsih
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem pakar
adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang
dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya
seorang pakar. Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan
masalahnya atau hanya sekedar mencari suatu informasi berkualitas yang
sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli di bidangnya.
Sistem pakar
ini juga akan dapat membantu aktivitas para pakar sebagai asisten yang
berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan.
Dalam
penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan
(inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu
atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan
dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan
untuk penyelesaian masalah tertentu.
BAB 2
LITERATUR
LITERATUR
A.
Perkembangan sistem pakar
Dengan
sistem pakar, orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang
sebenarnya hanya dapat di selesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli,
sistem pakar juga akan membantu aktifitas nya sebagai sistem yang sangat
berpengalaman . Sistem pakar di kembangkan pertama kali tahun 1960. Berikut
sistem pakar yang terkenal:
- Dendral : Mengidentifikasi struktur organik tak dikenal melalui
analisa spektrum massa dan ilmu kimia
- Mycin: Identifikasi bakteri penyebab infeksi dan merekomendasikan
antiobiotik dengan dosis yang disesuaikan dengan berat tubuh pasien. Dirancang
oleh Edward Feigenbaum (Universitas Stanford) th ’70 an.
- Dipmeter
Advisor: Digunakan oleh Schlumberger untuk analisis data dalam pengeboran
minyak.
- XCON & XSEL : Membantu konfigurasi sistem komputer besar. Dikembangkan
oleh Digital Equipment Corporation (DEC) dan Carnegie Mellon Universitas
(CMU), akhir ’70 an. Untuk sistem komputer DEC VAC 11 1780
- Sophie
: Analisis sirkit elektronik
- Prospector
: Digunakan di dalam geologi untuk membantu mencari dan menemukan deposit.
Didesign oleh Sheffield Research Institute, akhir ‘70an
- Folio : Menbantu memberikan keutusan bagi seorang manajer dalam hal
stok broker dan investasi.
- Delta : Pemeliharaan lokomotif listrik disel. Didesign
& dikembangkan oleh General Electric Company.
- YESMVS
: Membantu operator komputer & mengontrol sistem operasi MVS (multiple
virtual storage). Didesign oleh IBM awal th ‘80an
- ACE : SP troubleshooting pada sistem kabel telpon. Didesign & dikembangkan oleh AT&T Bell Lab awal th ‘80an.
BAB 3
PEMBAHASAN
A.
Definisi Sistem Pakar
Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan, penilaian, pengalaman, metode
khusus, serta kemampuan untuk menerapkan bakat ini dalam memberi nasihat dan
memecahkan masalah. Misalnya seorang dokter,
penasehat keuangan, pakar mesin mobil, dll. (Kusumadewi,2003)
Kepakaran (expertise) adalah pengetahuan yang ekstensif (meluas) dan
spesifik yang diperoleh melalui rangkaian pelatihan, membaca, dan pengalaman.
Pengetahuan membuat pakar dapat mengambil keputusan secara lebih baik dan lebih
cepat daripada non-pakar dalam memecahkan problem yang kompleks.
Kepakaran mempunyai sifat
berjenjang, pakar top memiliki pengetahuan lebih banyak daripada pakar
yunior.(Kusummadewi,2003)
Sistem Pakar adalah Sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan
manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang
biasa dilakukan para ahli. (Syammsudin aries,2004)
Sistem pakar diciptakan
tidak untuk menggantikan
kedudukan seorang pakar tetapi untuk memasyarakatkan pengetahuan &
pengalaman pakar tersebut. Tujuan dari sebuah
sistem pakar adalah untuk mentransfer kepakaran yang dimiliki seorang pakar
kedalam komputer, dan kemudian kepada orang lain (nonexpert).
Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan suatu
set aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan oleh pengguna suatu
sistem) mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari
masalah tersebut.
Sistem Pakar memberikan banyak
keuntungan bagi operasi perusahaan dan manajer, tetapi memiliki keterbatasan
significan. Artificial Intelligence merupakan suatu aktivitas untuk menyediakan
berbagai mesin seperti komputer dengan menampilkan perilaku dengan penalaran
yang cerdas apabila diamati sebagai manusia. Artificial Intelligence menyajikan
berbagai aplikasi komputer yang canggih untuk menyamai berbagai jenis penalaran
manusia.
Sistem Pakar dikembangkan pertama kali oleh komunitas AI tahun 1960an. Sistem Pakar yang pertama adalah General Purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan
oleh Newel Simon.
B.
Konsep Dasar
Sistem Pakar
Konsep dasar sistem pakar mengandung keahlian, ahli/pakar, pengalihan
keahlian, mengambil keputusan, aturan, kemampuan menjelaskan. Keahlian bersifat
luas dan merupakan penguasaan pengetahuan dalam bidang khusus yang diperoleh
dari pelatihan, membaca atau pengalaman. Contoh bentuk pengetahuan yang
termasuk keahlian :
- Teori, fakta, aturan-aturan pada lingkup
permasalahan tertentu
- Strategi global untuk menyelesaikan masalah
- Ahli / Pakar
Seorang ahli
adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal-hal
baru seputar topik permasalahan, menyusun kembali pengetahuan jika dipandang
perlu, memecahkan masalah dengan cepat dan tepat. Pengalihan keahlian Tujuan
dari sistem pakar adalah untuk mentransfer keahlian dari seorang pakar ke dalam
komputer kemudian ke masyarakat. Proses ini meliputi 4 kegiatan, yaitu
perolehan pengetahuan (dari paraahli atau sumber-sumber lainnya), representasi
pengetahuan ke komputer, kesimpulan dari pengetahuan dan pengalihan pengetahuan
ke pengguna.
- Mengambil keputusan
Hal yang
unik dari sistem pakar adalah kemampuan untuk menjelaskan dimana keahlian
tersimpan dalam basis pengetahuan. Kemampuan komputer untuk mengambil
kesimpulan dilakukan oleh komponen yang dikenal dengan mesin inferensi yaitu meliputi
prosedur tentang pemecahan masalah.
- Aturan
Sistem pakar
yang dibuat merupakan sistem yang berdasarkan pada aturan – aturan dimana
program disimpan dalambentuk aturan-aturan sebagai prosedur pemecahan masalah.
Aturan tersebut biasanya berbentuk IF – THEN.
- Kemampuan menjelaskan
Keunikan
lain dari sistem pakar adalah kemampuan
dalam menjelaskan atau memberi saran/rekomendasi serta juga menjelaskan mengapa
beberapa tindakan/saran tidak direkomendasikan.
A.
Perbedaan
Sistem konvensional Dengan Sistem Pakar
A.
Elemen
Manusia yang Terkait Dalam Penggunaan Dan Pengembangan Sistem Pakar
1. Pakar
Pakar adalah
orang yang memiliki pengetahuan khusus, pendapat, pengalaman dan metode, serta
kemampuan untuk mengaplikasikan keahliannya tersebut guna menyelesaikan
masalah.
2. Perekayasa pengetahuan
Perekayasa
pengetahuan adalah orang yang membantu
pakar dalam menyusun area permasalahan dengan menginterpretasikan dan
mengintegrasikan jawaban-jawaban pakar atas pertanyaan yang diajukan,
menggambarkan analogi, mengajukan
counter example dan menerangkan kesulitan-kesulitan konseptual.
3. Pemakai
- Pemakai awam: dalam hal ini sistem pakar
bertindak sebagai konsultan untuk memberikan saran dan solusi kepada pemakai
- Pelajar yang ingin belajar : sistem pakar
bertindak sebagai instruktur
- Pembuat sistem pakar : sistem pakar sebagai partner
dalam pengembangan basis pengetahuan.
- Pakar : sistem pakar bertindak sebagai mitra
kerja/asisten.
B.
Struktur
Sistem Pakar
Dua bagian
utama sistem pakar :
- lingkungan pengembangan (development
environment) :
digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan
sistempakar
- lingkungan konsultasi (consultation environment)
digunakan
oleh pengguna yang bukan pakar untuk memperoleh pengetahuan pakar pakar
Pengubahan program cukup sulit dan merepotkan
Pengubahan pada aturan/kaidah dapat dilakukan dengan mudah. Sistem hanya akan bekerja jika sistem tersebut
sudah lengkap Sistem dapat bekerja hanya dengan beberapa aturan Eksekusi
dilakukan langkah demi langkah secara algoritmik.
Eksekusi dilakukan pada keseluruhan basis
pengetahuan secara heuristik dan logis Menggunakan data Menggunakan pengetahuan Tujuan utamanya
adalah efisiensi Tujuan utamanya adalah
efektivitas
C.
Bentuk Sistem
Pakar (Syamsudin aries.2004):
- Mandiri. Sistem jenis ini merupakan s/w yang
berdiri sendiri tidak tergabung dengan s/w lain.
- Tergabung. Sistem ini merupakan bagian program
yang terkandung di dalam suatu algoritma (konvensional) .
- Terhubung, Bentuk ini biasanya merupakan SP yang
menghubungkan ke suatu paket program tertentu, misalnya DBMS.
- Sistem mengabdi. Sistem ini merupakan bagian dari computer khusus yang dihubungkan dengan suatu fungsi tertentu.
D.
Pengembangan
Sistem Pakar
Menurut Joseph Giarratano (Expert system principles and programing, course
technologies:2000) . Pengembangan sistem pakar dibagi menjadi dua generasi :
1.Sistem pakar generasi pertama menggunakan aturan jika-maka untuk merepresentasikan dan menyimpan pengetahuannya.
1.Sistem pakar generasi pertama menggunakan aturan jika-maka untuk merepresentasikan dan menyimpan pengetahuannya.
2. Sistem pakar generasi kedua
jauh lebih fleksibel dalam mengadopsi banyak representasi pengetahuan dan
metode pertimbangan.
Pengalihan keahlian dari para ahli ke media elektronik seperti komputer
untuk kemudian dialihkan lagi pada orang yang bukan ahli, merupakan tujuan
utama dari sistem pakar. Proses ini membutuhkan 4 aktivitas yaitu:
1. Tambahan
pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber lainnya),
2. Representasi pengetahuan (ke
komputer),
3. Inferensi pengetahuan, dan
4. Pengalihan pengetahuan ke
user.
Pengetahuan
yang disimpan di komputer disebut sebagai basis pengetahuan, yaitu: fakta dan
prosedur (biasanya berupa aturan). Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh
sistem pakar adalah kemampuan untuk
menalar. Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan sebagai basis
pengetahuan dan tersedia program yang mampu mengakses basis data, maka komputer
harus dapat diprogram untuk membuat inferensi.
Proses
inferensi ini dikemas dalam bentuk motor inferensi (inference engine). Dan
setiap sub sistem mempunyai sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi sistem
tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
E.
Langkah-Langkah
Pembuatan/Pengembangan Sistem Pakar
1.
Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan
Mengkaji
situasi dan memutuskan dengan pasti tentang masalah yang akan dikomputerisasi
dan apakah dengan sistempakar bisa lebih membantu atau tidak
2.
Menentukan problema yang cocok
Ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi agar sistem pakar dapat bekerja dengan baik, yaitu :
- domain masalah tidak terlalu luas
-
kompleksitasnya menengah
jika masalah
terlalu mudah atau masalah yang terlalu kompleks tidak perlu
menggunakan sistem pakar
-
tersedianya ahli
-
menghasilkan solusi mental bukan fisik
Sistem pakar
hanya memberikan anjuran tidak bisa melakukan aktifitas fisik, seperti membau
atau merasakan
3.
Mempertimbangkan alternatif
Kaji
alternatif lain yang lebih mudah, cepat dan sesuai dengan masalah yang ingin
diselesaikan, menggunakan sistempakar atau komputer tradisional
4.
Menghitung pengembalian investasi
Termasuk
diantaranya biaya pembuatan sistem pakar, biaya pemeliharaan,biaya training
5.
Memilih alatpengembangan
Bisa
menggunakan software pembuat sistempakar (seperti SHELL0 atau dirancang dengan
bahasa pemrograman sendiri (misal dengan PROLOG)
- Merekayasa pengetahuan
Memperoleh pengetahuan dan
menyempurnakan banyak kaidah yang paling sesuai
7.
Merancang sistem
Pembuatan prototype dan
menterjemahkan pengetahuan menjadi aturan-aturan
8.
Melengkapi pengembangan
Perluasan
prototype ke dalam sistem yang final yaitu dengan meluaskan bagian demibagian dan
setiap bagian diuji apakah sudah berjalan sesuai.
9.
Menguji dan mencari kesalahan sistem
Lakukan
percobaan dengan user yang menginginkannya, user akan menunjukkan bagian mana yang
harus dirobah/dikoreksi/dikurangi sesuai dengan keinginannya.
10. Memelihara sistem
Memperbaharui
pengetahuan, mengganti pengetahuan yang sudah ketinggalan, meluweskan sistem agar
bisa lebih baik lagi dalam menyelesaikan masalah.
F.
Tujuan pengembangan
Sistem Pakar adalah :
Menurut Syamsudinn aries ( pengantar system pakar.2004) tujuan pengembangan
system pakar antara lain :
1.
Mempermudah kerja tenaga ahli
2.
Mengganti tenaga ahli
3.
Menggabungkan kemampuan tenaga ahli
4.
Training tenaga ahli
5.
Mengurangi resiko pada pekerjaan yang berbahaya
6.
Menyediakan ahli pada bidang pekerjaan “kering”
G.
Komponen atau Bagain Utama Sistem Pakar
Jeffrey D Ullman (1999) membagi
komponen atau bagian sistem pakar dalam beberapa bagiann yaitu:
- User
Interface (Antarmuka Pemakai)
Antarmuka pemakai, memungkinkan pemakai untuk berinteraksi dengan expert
system. User interface digunakan manajer untuk meng-enter instruksi dan
informasi ke dalam sistem pakar dan menerima informasi dari sistem pakar.
a) Input Sistem Pakar
User
interface dirancang untuk mempermudah dialog dua arah antara sistem dan pemakai
dengan menmpilkan teknik tanya jawab dan pengisian formulir kemudian muncul
bahasa perintah dan menu elektronik dan sistem manajemen data base.
b) Output Sistem pakar
Sistem pakar dirancang untuk menyarankan pemecahan.
- Knowledge
Base (basis pengetahuan)
Knowledge
Base berisi pengetahuan-pengetahuan (pengetahuan gabungan) dalam memahami, merumuskan, dan penyelesaian
masalah. Knowledge Base adalah bagian dari sistem
pakar yang berisi domain pengetahuan.Knowledge base terdiri dari fakta
yang menggambarkan area problem atau problem domain dan juga teknik penyajian
yang menggunakan fakta sesuai logika. Domain pengetahuan seorang pakar pada
dasarnya adalah spesifik terhadap domain masalah.
- Inference
Engine (mesin inferensi)
Inference
engine bertugas untuk menganalisis
pengetahuan, memberikan kemampuan penalaran dan menarik kesimpulan berdasarkan
knowledge base.
- Development
Engine
Komponen yang digunakan untuk mengolah sistem pakar, terdiri dari bahasa
pemrograman.
H.
Ciri-ciri Sistem Pakar
- Ciri-ciri Sistem Pakar menurut
Syasudin aries (2004) adalah :
- Memiliki fasilitas informasi yang handal
- Mudah dimodifikasi
- Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer
- Memilki kemampuan untuk belajar beradaptasi.
- Bekerja secara sistematis berdasarkan pengetahuan dan mekanisme
tertentu.
- Pengambilan keputusan berdasarkan kaidah-kaidah tertentu dan dapat
merespons masukkan user (melalui kotak dialog).
- Dapat menalar data-data yang tidak pasti dan
memberikan beberapa alasan pemilihan.
- Dikembangkan secara bertahap dan terbatas pada
bidang keahlian tertentu saja.
- Outputnya berupa saran atau anjuran.
I.
Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar
Keuntungan dan kelemahan system
pakar menurut Syamsudiin aries (2004);
- Keuntungan
Sistem Pakar :
a.
Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan
para ahli
b.
Menyederhanakan pekerjaan dan meningkatnya efisiensi
kerja
c.
Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis
d.
Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar
e.
Meningkatkan output dan produktivitas
f.
Meningkatkan kualitas
g.
Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar
h.
Mampu beroperasi dalam lingkungan berbahaya
i.
Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan
j.
Memiliki realibilitas
k.
Meningkatkan kapabilitas system computer
l.
Memiliki
kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung
ketidakpastian
m.
Sebagai media pelengkap dalam pelatihan
n.
Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah
o.
Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan
Ø Keuntungan Sistem Pakar Bagi Manajer
•
Mempertimbangkan lebih banyak alternatif
•
Menerapkan logika tingkat tinggi
• Mempunyai
lebih banyak waktu untuk mengevaluasi aturan pengambilan keputusan
•
Logika Konsisten
Ø Keuntungan Sistem Pakar Bagi Perusahaan
• Kinerja Lebih
baik dari tim manajemen
• Mempertahankan sumber daya
pengetahuan perusahaan
Dalam kaitannya dengan proses pengambilan keputusan, beberapa manfaat yang
dapat diberikan oleh sistem pakar kepada manajer perusahaan antara lain :
• Solusi
Aternatif solusi yang dihasilkan melalui sistem pakar umumnya lebih banyak,
lebih beralasan dengan beberapa pertimbangan teknis, penyajiannya lebih
sistematis dan terkadang dilengkapi fitur-fitur tambahan seperti grafik,
diagram dan alat-alat penunjang lainnya sehingga lebih merepresentasikan
keadaan sebenarnya. Hal ini sangat diperlukan oleh seorang manajer mengingat
keputusan yang diambil berbasis multi-kriteria.
• Logika
Penerapan logika pada kode-kode
program dimungkinkan dalam tingkatan yang cukup rumit sekalipun. Hal serupa
apabila dibebankan kepada manusia, maka akan membutuhkan waktu yang lama dengan
kemungkinan kesalahan analisa dan faktor-faktor kelemahan manusiawi lainnya
yang cenderung tinggi. Sistem pakar memberikan hasil dalam waktu yang cepat
melalui penalaran yang terstruktur.
• Waktu
Cepatnya hasil analisa dikeluarkan oleh suatu aplikasi sistem cerdas
membuat para pengambil keputusan memiliki waktu yang banyak untuk mengevaluasi
hasil keluaran sistem tersebut. Hal ini tentunya cukup membantu mempercepat
kerja manajer khusunya dan perusahaan umumnya.
• Konsisten.
Keputusan yang dihasilkan akan lebih konsisten dan terarah, mengingat bahwa
algoritma yang digunakan dalam pengeksekusian data adalah tetap dan konsisten.
- Kelemahan
Sistem Pakar
a.
Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya
sangat mahal
b. Sulit dikembangkan.
Hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan pakar dalam bidangnya.
c.
Sistem pakar
hanya dapat menangani pengetahuan yang konsisten.
Sistem pakar dirancang dengan
aturan-aturan yang hasilnya sudah pasti dan konsisten sesuai dengan alur di
diagram pohonnya. Untuk pengetahuan yang cepat berubah-rubah dari waktu ke
waktu, maka knowledge base di sistem
pakar harus selalu diubah, yang tentu cukup merepotkan.
d.
System pakar
tidak 100% bernilai benar.
Sistem pakar tidak dapat
menangani hal yang bersifat judgement (Pertimbangan
atau intuisi). Sistem pakar memberikan hasil yang pasti, sehingga keputusan
akhir pengambilan keputusan jika melibatkan kebijaksaaan dan institusi masih
tetap di tangan manajemen.
J.
Kategori
Problema Sistem Pakar
Kategori Problema Sistem Pakar secara umum (B.G Buchaman et al,1984)
antara lain:
1. Interpretasi
membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan data mentah. Pengambilan keputusan dari hasil observasi, termasuk pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal, dll
membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan data mentah. Pengambilan keputusan dari hasil observasi, termasuk pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal, dll
2. Prediksi
memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi tertentu. Contoh : prediksi demografi, prediksi ekonomi, dll.
memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi tertentu. Contoh : prediksi demografi, prediksi ekonomi, dll.
3. Diagnosis
menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang didsarkan pada gejala-gejala yang teramati diagnosis medis, elektronis, mekanis, dll.
menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang didsarkan pada gejala-gejala yang teramati diagnosis medis, elektronis, mekanis, dll.
4. Perancangan (Desain)
menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala - kendala tertentu. Contoh : perancangan layout sirkuit , bangunan.
menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala - kendala tertentu. Contoh : perancangan layout sirkuit , bangunan.
5. Perencanaan
merencanakan serangkaian tindakan yang akan dapat mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu. Contoh : perencanaan keuangan, militer, dll
merencanakan serangkaian tindakan yang akan dapat mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu. Contoh : perencanaan keuangan, militer, dll
6. Monitoring
membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi yang diharapkan. Contoh : computer aided monitoring system
membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi yang diharapkan. Contoh : computer aided monitoring system
7. Debugging
menentukan dan menginterpretasikan cara-cara untuk mengatasi malfungsi. Contoh : memberikan resep obat terhadap kegagalan
menentukan dan menginterpretasikan cara-cara untuk mengatasi malfungsi. Contoh : memberikan resep obat terhadap kegagalan
8. Instruksi
mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman domain subyek. Contoh : melakukan instruksi untuk diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja
mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman domain subyek. Contoh : melakukan instruksi untuk diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja
9. Kontrol
mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks. Contoh : melakukan kontrol terhadap interpreasi, prediksi, perbaikan dan monitoring kelakukan sistem.
mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks. Contoh : melakukan kontrol terhadap interpreasi, prediksi, perbaikan dan monitoring kelakukan sistem.
K.
Contoh
Aplikasi Sistem Pakar
- Aplikasi Sederhana: Sistem
Pakar Bengkel Mobil
Ini adalah contoh Sistem Pakar sederhana, yang bertujuan untuk mencari apa
yang salah sehingga mesin mobil pelanggan yang tidak mau hidup, dengan
memberikan gejala-gejala yang teramati. Anggap Sistem Pakar kita memiliki
aturan-aturan berikut:
1.JIKA mesin_mendapatkan_bensin DAN starter_dapat_dihidupkan MAKA
ada_masalah_dengan_pengapian
2.JIKA TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan DAN TIDAK BENAR lampu_menyala MAKA ada_masalah_dengan_aki
3.JIKA TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan DAN lampu_menyala MAKA ada_masalah_dengan_starter
4. JIKA ada_bensin_dalam_tangki_bahan_bakar MAKA mesin_mendapatkan_bensin
2.JIKA TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan DAN TIDAK BENAR lampu_menyala MAKA ada_masalah_dengan_aki
3.JIKA TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan DAN lampu_menyala MAKA ada_masalah_dengan_starter
4. JIKA ada_bensin_dalam_tangki_bahan_bakar MAKA mesin_mendapatkan_bensin
Terdapat 3 masalah yang mungkin, yaitu: ada_ masalah_ dengan _pengapian,
ada_ masalah_ dengan_ aki dan ada_ masalah_ dengan_ starter. Dengan sistem terarah-tujuan (goal-driven), kita hendak membuktikan
keberadaan setiap masalah tadi.
Pertama, Sistem Pakar berusaha untuk
membuktikan kebenaran ada_masalah_dengan_pengapian. Di sini, aturan 1 dapat
digunakan, sehingga Sistem Pakar akan menset goal baru untuk membuktikan apakah
mesin_mendapatkan_bensin serta starter_dapat_dihidupkan. Untuk membuktikannya,
aturan 4 dapat digunakan, dengan goal baru untuk membuktikan
mesin_mendapatkan_bensin.
Karena tidak ada aturan lain yang
dapat digunakan menyimpulkannya, sedangkan sistem belum memperoleh solusinya,
maka Sistem Pakar kemudian bertanya kepada pelanggan: “Apakah ada bensin dalam
tangki bahan bakar?”. Sekarang, katakanlah jawaban klien adalah “Ya”, jawaban
ini kemudian dicatat, sehingga klien tidak akan ditanyai lagi dengan pertanyaan
yang sama.
Karena sistem sekarang sudah
dapat membuktikan bahwa mesin mendapatkan bensin, maka sistem sekarang berusaha
mengetahui apakah starter_dapat_dihidupkan. Karena sistem belum tahu mengenai
hal ini, sementara tidak ada aturan lagi yang dapat menyimpulkannya, maka
Sistem Pakar bertanya lagi ke klien: “Apakah starter dapat dihidupkan?”.
Misalkan jawabannya adalah “Tidak”, maka tidak ada lagi aturan yang dapat
membuktikan ada_masalah_dengan_pengapian, sehingga Sistem Pakar berkesimpulan
bahwa hal ini bukanlah solusi dari problem yang ada, dan kemudian melihat
hipotesis berikutnya: ada_masalah_dengan_aki.
Sudah diketahui (dibuktikan)
bahwa mesin tidak dapat distarter, sehingga yang harus dibuktikan adalah bahwa
lampu tidak menyala. Sistem Pakar kemudian bertanya: “Apakah lampu menyala?”.
Misalkan jawabannya adalah “Tidak”, maka sudah terbukti bahwa ada masalah
dengan aki.
Sistem ini mungkin berhenti
sampai di sini, tetapi biasanya ada kemungkinan terdapat lebih dari satu solusi
(misalnya terdapat lebih dari satu kerusakan), atau ada kemungkinan terdapat
solusi lain yng lebih tepat, sehingga biasanya semua hipotesis diperiksa
kebenarannya.
Sistem Pakar ini kemudian mencoba
membuktikan bahwa ada_masalah_dengan_starter, namun dari fakta yang sudah
diperoleh, yaitu lampu tidak menyala, maka pembuktiannya menjadi gagal. Dengan
demikian solusi yang diberikan oleh Sistem Pakar adalah ada masalah dengan aki.
Secara lengkap, interaksi antara Sistem Pakar dengan klien mungkin seperti
ini:
System Pakar: Apakah ada bensin
dalam tangki bahan bakar?
Klien: Ya
System Pakar: Apakah starter dapat dihidupkan?
Klien: Tidak
System Pakar: Apakah lampu menyala?
Klien: Tidak
System Pakar: Saya berkesimpulan bahwa ada masalah dengan aki
Fasilitas
Penjelasan
Kebanyakan Sistem Pakar mempunyai
fasilitas penjelasan yang mengijinkan klien untuk bertanya mengapa dia diberi
suatu pertanyaan atau bagaimana dapat mencapai suatu kesimpulan.
Pertanyaan dari klien tersebut
dijawab dengan mengacu pada goal, aturan yang dipakai, dan data-data yang ada. Contoh pemakaian fasilitas penjelas dalam Sistem Pakar di atas dapat
dilihat pada percakapan berikut
System Pakar: Apakah ada bensin dalam tangki bahan bakar?
Klien: Ya
System Pakar: Apakah starter dapat dihidupkan?
Klien: Tidak
System Pakar: Apakah lampu menyala?
Klien: Mengapa?
System Pakar: Saya mencoba membuktikan
bahwa ada masalah dengan aki. Sudah ditunjukkan adalah tidak benar starter
dapat dihidupkan. Sehingga jika tidak benar bahwa lampu menyala, maka ada
masalah dengan aki. Apakah lampu menyala?
Klien: Tidak
System Pakar: Saya berkesimpulan bahwa
ada masalah dengan aki
Klien: Bagaimana bisa?
System Pakar: Hal ini sesuai dengan
aturan no 2: JIKA TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan DAN TIDAK BENAR
lampu_menyala MAKA ada_masalah_dengan_aki bahwa tidak benar
starter_dapat_dihidupkan sudah dijawab, bahwa tidak benar lampu_menyala sudah
dijawab, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada_masalah_dengan_aki.
Fasilitas penjelasan berhubungan dengan pencatatan aturan apa saja yang
digunakan untuk mengambil kesimpulan, dan menggunakan catatan tersebut untuk
menyusun penjelasan. Pembangkitan penjelasan sederhana seperti contoh di atas
bukanlah persoalan yang sulit, namun pemahaman klien terhadap penjelasan
tersebut tidaklah sama, sehingga seringkali klien tetap tidak mengerti
maksudnya.
Hal ini karena biasanya penjelasan
hanya meliputi pengetahuan yang dangkal atau hanya permukaan saja sebagaimana
tercantum dalam autran yang dipunyai, bukannya pengetahuan yang mendalam yang
mendasari aturan tersebut. Dalam contoh di atas, Sistem Pakar hanya mengatakan
bahwa hal ini sesuai dengan aturan no 2, tetapi tidak menjelaskan secara lebih
detil mengenai aturan 2 tersebut.
Mungkin klien perlu diberi pengertian bahwa lampu dan starter dua-duanya
menggunakan aki untuk menyalakannya. Hal penting lain adalah ketika klien gagal
mengerti atau menerima penjelasan yang diberikan, biasanya Sistem Pakar tidak
dapat memberi penjelasan dengan cara lain (tidak begitu halnya dengan seorang
pakar yang mampu menggunakan kalimat yang lain untuk mencoba menjelaskannya).
- Eliza
Eliza adalah salah satu Sistem
Pakar yang paling awal dikembangkan. Ini adalah program komputer terapis yang
dibuat oleh Joseph Weizenbaum di MIT. Pengguna berkomunikasi dengannya
sebagaimana sedang berkonsultasi dengan seorang terapis. Berikut ini adalah
contoh percakapan antara Eliza dengan seorang klien:
Eliza: Hello. I am ELIZA. How can I help you?
Klien: My name is Balza.
Eliza: I have told you before, I do not care about names.
Klien: I don’t have any money. That’s my problem.
Eliza: Why do you say your problem?
Klien: Because you asked me.
Eliza: Do any other reasons not come to mind?
Klien: No.
Eliza: You are being a bit negative.
Klien: Why?
Eliza: Please go on.
Klien: OK. I am bankrupt.
Eliza: How long have you been bankrupt?
Klien: A year.
Eliza: Please go on.
Klien: So, what should I do?
Eliza: Does that question interest you?
Klien: Yes, how can I make big money?
Eliza: You are sure?
Klien: Of course I’m sure.
- Parry
Parry adalah Sistem Pakar yang juga paling awal dikembangkan di Stanford
University oleh seorang psikiater, Kenneth Colby, yang mensimulasikan seorang
paranoid. Berikut ini contoh respon Parry terhadap pertanyaan seorang psikiater
yang menginterviunya.
Psikiater: Why are you in the hospital?
Parry: I shouldn't be here.
Psikiater: Who brought you here?
Parry: The police.
Psikiater: What trouble did you have with the police?
Parry: Cops don't do their job.
Psikiater: What do they do instead?
Parry: Cops arrest the wrong people.
Psikiater: They arrest the right ones sometimes
Parry: The law should get those Italian crooks.
Psikiater: Are you Italian?
Parry: My background is British but I was born in this country.
Psikiater: Do you know any Italian crooks?
Parry: I try to avoid the underworld.
L.
Basis
Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis pengetahuan berisi
pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian masalah. Ada 2 bentuk pendekatan
basis pengetahuan :
1.
Penalaran berbasis aturan(rule-based reasoning)
Pada penalaran berbasis aturan,
pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan aturan berbentu kIF-THEN.
Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada
suatu permasalahan tertentu, dan si pakar dapat menyelesaikan masalahtersebut
secara berurutan. Disamping itu, bentuk ini juga digunakan apabila dibutuhkan
penjelasan tentang jejak (langkah-langkah) pencapaian solusi.
Contoh : aturan identifikasi hewan
Rule 1 : IF hewan berambut dan
menyusui THEN hewan mamalia
Rule 2 : IF hewan mempunyai sayap
dan bertelur THEN hewan jenis burung
Rule 3 : IF hewan mamalia dan
memakan daging THEN hewan karnivora
Dst...
2.
Penalaran berbasis kasus (case-based reasoning)
Pada penalaran berbasis kasus, basis pengetahuanakan berisi solusi-solusi
yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk
keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada). Bentuk ini digunakan apabila
user menginginkan untuk tahu lebih banyak lagi pada kasus-kasus yang hampir
sama(mirip). Selain itu bentuk ini juga digunakan bila kita telah memiliki
sejumlah situasi atau kasus tertentu dalam basis pengetahuan.
M.
Mesin
Inferensi
Ada 2 cara yang dapat dikerjakan
dalammelakukan inferensi :
a. Forward Chaining
Pencocokan fakta atau
pernyataandimulai dari bagian sebelah kiri dulu (IF dulu). Dengan kata lain
penalaran dimulai dari fakta terlebihdahulu untuk menguji kebenaran hipotesis.
b.
Backward Chaining
Pencocokan fakta atau pernyataan
dimulai dari bagian sebelah kanan (THEN dulu). Dengan kata lain penalaran
dimulai dari hipotesisterlebih dahulu, dan untuk menguji kebenaran hipotesis
tersebut harus dicari fakta-fakta yang ada dalambasis pengetahuan.
Contoh :
R1 : IF suku bunga turun THEN harga obligasi naik
R2 : IF suku bunga naik THEN harga obligasi turun
R3 : IF suku bunga tidak berubah THEN harga obligasi tidak berubah
R4 : IF dolar naik THEN suku bunga turun
R5 : IF dolar turun THEN suku bunga naik
R6 : IF harga obligasi turun THEN beli obligasi
Apabila diketahui bahwa dolar turun,
maka untuk memutuskan apakah akan membeli obligasi atau tidak dapat ditunjukkan
sebagai berikut :
Forward Chaining
Dari fakta dolar turun, berdasarkan Rule 5, diperoleh konklusi suku bunga
naik. Dari Rule 2 suku bunga naik menyebabkan harga obligasi turun. Dengan Rule
6, jika harga obligasi turun, maka kesimpulan yang diambil adalah membeli
obligasi.
Backward Chaining
Dari solusi yaitu membeli obligasi, dengan menggunakan Rule 6 diperoleh
anteseden harga obligasi turun. Dari Rule 2 dibuktikan harga obligasi turun
bernilai benar jika suku bunga naik bernilai benar . Dari Rule 5 suku bunga
naik bernilai memang bernilai benar karena diketahui fakta dolar turun.
Referensi :
http://exsys123.blogspot.com/
Diktat
Kecerdasan Buatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar